Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Sebulan Siapkan Desain Trem Surabaya untuk Pawai Surabaya Vaganza 2024

Salah satunya penampilan kendaraan tram Surabaya 1960 dari YKP Surabaya, yang juga meramaikan rangkaian event Surabaya Vaganza 2024.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Nur Ika Annisa
penampilan kendaraan tram Surabaya 1960 dari YKP Surabaya, yang juga meramaikan rangkaian event Surabaya Vaganza 2024. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kendaraan-Kendaraan lawas tampil lalu lalang sepanjang Jalan Tugu Pahlawan hingga Gubernur Suryo Surabaya dalam gelaran Surabaya Vaganza, Minggu (26/6/2024).

Kendaraan tersebut tampil menarik dengan hiasan bunga dan dekorasi dari berbagai bahan.

Tampilan kendaraan-kendaraan berukuran besar itu disambut antusias pengunjung sepanjang rute pawai digelar.

Salah satunya penampilan kendaraan tram Surabaya 1960 dari YKP Surabaya, yang juga meramaikan rangkaian event Surabaya Vaganza 2024.

Kendaraan tersebut berukuran 11.5 dengan tinggi sekitar lima meter yang tampil mencolok berwarna hijau dipenuhi bunga-bunga kuning dan peach.

Baca juga: Kemeriahan Peserta Surabaya Vaganza 2024 Sapa Pengunjung di Kawasan Jalan Gubernur Suryo

“Temanya ada yang ‘60 nah kami ambil tema tersebut. Kami dekorasi kuning, ungu, peach,” sebut Nawar, salah satu tim desain.

Ia menyebut, setiap bunga yang ditempel adalah fresh flower pada sterofoam yang membentuk kendaraan tram tersebut.

Sementara itu Wahyu Setianingsih menyebut, desain kendaraan ini memang sengaja dikeluarkan untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya ke-731.

Pengerjaan mobil atau kendaraan jaman kuno itu melibatkan lebih dari 20 orang. Mereka bergotong royong mendesain hingga memasang bunga-bunga.

“Desain kita ini mengangkat kendaraan jaman kuno. Kereta lama. Ada bunga, rangka menggunakan galfalum kotak, pipa, alas styrofoam,” sebutnya.

Selama sebulan merancang desain kemudian membuat rangka dan finishing selama satu bulan. Wahyu menyebut, ada beberapa bagian yang harus menjadi ikon dalam tram Surabaya.

Beberapa diantara yang ditonjolkan adalah lonceng, bagian depan kereta lama dan seakan berjalan dengan listrik.

“Sehingga detail-detail ini yang harus jeli dikerjakan,” ucapnya.

Beberapa tantangan lainnya dalam menampilkan hiasan kendaraan hias ini juga terletak pada bunga. Bunga yang dipakai cenderung harus tampil segar sepanjang acara. 

Sedangkan persiapannya memakan waktu dua hari untuk menghias dan memenuhi trem penuh bunga. Tak jarang beberapa peserta juga menyemprot bunga-bunga agar tetap segar.

“Tempel bunga ini pakai lem, memang harus segar dan menempel kokoh,” ungkapnya.

Wahyu berharap adanya kendaraan hias ini dapat semakin menarik perhatian pengunjung dan semarak Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731.

Tema gelaran tahun ini adalah The Chronicle of Surabaya menampilkan sejarah panjang Kota Pahlawan. Setiap kendaraan hias yang melintas di Alun-Alun Kota Surabaya disertakan informasi-informasi sejarahnya.

Sehingga pengunjung tidak hanya menikmati keseruan dan tampilan dari para peserta kemdaraan hias melainkan cerita sejarah panjang Surabaya dari berbagai sisi.

“Kebetulan kami dari CV Wahyu Sentosa selaku pihak kedua mengerjakan dari YKP. Biasanya kami juga mengerjakan untuk perwakilan Kota Surabaya di luar kota misal Pasuruan juga pernah,” sebutnya.

Beberapa tema lain yakni Surabaya Before Century And Urban Legend, Kingdom Era, Cultural Acculturation (Multi Ethnic), Colonialism Era, Retro Surabaya, dan Surabaya at Present.

Parade mobil hias ini juga menampilkan penampilan, tarian, parade busana menyesuaikan tema. Selain trem, juga ada kendaraan kereta lori tebu, dan berbagai bentuk desain hiasan lain dari berbagai instansi.

Tercatat sebanyak 20 peserta dari instansi, universitas, dan komunitas-komunitas di Surabaya yang menghias kendaraan tematik dan mengenakan pakaian atau atribut masing-masing daerah/organisasi. 

Event ini tidak hanya disambut antusias peserta maupun penonton, tetapi juga pedagang keliling yang menjajalan dagangannya sepanjang Jalan Basuki Rahmat menuju Gubernur Suryo.

Salah satunya Tono (43) dan sang istri, yang menjual kopi, minuman kemasan dan beberapa gorengan. Ia mengaku acara pawai ini menjadi ladang pendapat dari usahanya. Lumpia, tahu dan weci digoreng dadakan oleh sang istri di sekitar Alun-Alun Surabaya dan dijual keliling olehnya.

“Acaranya kan jarang-jarang jadi pas ada, ya jualan. Ramai sekali, pesertanya bagus-bagus. Ini lebih ramai dari kemarin. Kemarin enggak serame ini. Alhamdulillah bisa jualan, laris habis semua dagangan, ya sering-sering saja seperti ini,” ungkap Tono.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved