Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gempa di Jatim

Gempa Susulan Masih Guncang Pulau Bawean Gresik, Belajar Mengajar Siswa Dilakukan di Bawah Tenda

Gempa susulan masih mengguncang Pulau Bawean Gresik, kegiatan belajar mengajar siswa dilakukan di bawah tenda. Gedung sekolah belum diperbaiki.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Suasana belajar di tenda pengungsian, karena gempa susulan masih terasa di Pulau Bawean, Gresik, Kamis (30/5/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Warga di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur (Jatim), masih merasakan gempa susulan pada Kamis (30/5/2024).

Gempa susulan juga terjadi pada Rabu (29/5/2024) kemarin.

Karena itu, proses belajar mengajar masih berlangsung di bawah tenda.

Berdasarkan data, gempa dengan kekuatan 4.1 magnitudo dan 4.2 magnitudo melanda Pulau Bawean Kabupaten Gresik.

Tak ayal, banyak siswa masih bertahan untuk belajar di tenda. Lantaran gedung sekolah mereka masih rusak belum diperbaiki.

Salah satunya di UPT SDN 387 Gresik di Dusun Dedawang, Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.

Hadi, salah satu guru SDN 387 Gresik, mengatakan, gempa dengan kekuatan 4.2 magnutido pada Kamis (30/5/2024) pagi, sangat terasa sekali.

Saat terjadi gempa, siswa berada di tenda pengungsian.

Sehingga siswa tidak seberapa panik, karena tidak berada di dalam gedung bangunan sekolah.

Baca juga: Beri Bantuan Korban Gempa, Kajati Jatim Malah Takjub dengan Keindahan Alam Pulau Bawean Gresik

“Tadi pagi gempa sangat terasa, anak-anak belajar di tenda,” kata Hadi, Kamis (30/5/2024).

Total sebanyak 36 siswa terpaksa belajar di luar ruang kelas.

Kurang lebih mereka sudah melakukannya selama dua bulanan. Mulai dari sejak awal terjadi gempa pada 22 Maret 2024 lalu.

“Proses pembelajaran sampai saat ini berada di tenda pengungsian,” kata dia.

Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bawean, total gempa terjadi di Pulau Bawean sudah 700 kali.

Dengan rincian 673 kejadian gempa tidak dirasakan, dan 27 kejadian gempa dirasakan.

Sementara itu, Ratusan Hunian Sementara (Huntara) sudah terbangun dari beberapa instansi dan organisasi keagamaan di Pulau Bawean.

Dari PCNU Bawean sudah terbangun 154 Huntara, dari 500 Huntara yang direncanakan.

Sedangkan dari organisasi pengusaha dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, serta kejaksaan ada 34 unit Huntara.

“Ada 34 unit Huntara yang dibangun dari bantuan beberapa pihak. Termasuk Kejati Jawa Timur,” kata Kalaksa BPBD Gresik, Sukardi.

Dia mengatakan, keputusan Bupati Gresik nomor 360/281/HK/437.12/2024 tentang perpanjangan status tanggap darurat bencana gempa bumi Kabupaten Gresik tahun 2024 sampai dengan 10 Juni 2024.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved