Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Kesaksian Warga Terkait Insiden Pelemparan Kereta Api Berisikan Suporter Persib, Ada yang Memimpin

Kesaksian Warga Terkait Insiden Pelemparan Kereta Api Berisikan Suporter Persib, Ada yang Memimpin

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Tony Hermawan
Situasi Jalan Banda. Di jalan tersebut Kereta Api Pasundan jurusan Bandung-Surabaya dilempari sejumlah massa pada Kamis (25/5). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Situasi pelemparan gerbong Kereta Api Pasundan jurusan Bandung-Surabaya di masih membekas di ingatan beberapa warga yang tinggal di sekitaran Stasiun Gubeng.

Massa mengepung kereta dari Jalan Banda dan Jalan Gubeng Masjid.

Dua jalan itu lokasinya dari stasiun hanya berjarak sekitar 50 meter.

Menurut informasi kejadian itu terjadi Kamis (30/5) sekira pukul 12 malam.

Jai, pedagang nasi goreng di Jalan Banda menjadi saksi peristiwa itu.

Baca juga: Insiden Pelemparan KA Pasundan Berisikan Suporter Persib, Wali Kota Eri Pastikan Pelaku Bukan Bonek

Sekumpulan anak-anak usia remaja berdatangan di persimpangan jalan sekira pukul 23.00 WIB.

Sebagaian besar dari mereka mengenakan masker.

Ia awalnya tak menyangka anak-anak muda  itu akan melempari gerbong kereta api.

Hanya saja, ketika dirinya meladeni pembeli secara samar-samar sempat mendengarkan pembicaraan massa.

Mereka berangkat dari Stasiun Wonokromo. 

"Ada anak yang kayak jadi komando. Bilang ke teman-temannya jam kedatangan kereta api. Sampai akhirnya jam 12 kurang mereka  melempari gerbong kereta api," ujarnya.

"Setelah kereta lewat baru terlihat kalau dari arah timur (Jalan Gubeng Masjid) ternyata juga ada lempar-lempar. Jalan itu sampai banyak batu-batu atu berserakan," imbuhnya.

Dia mengaku kejadian itu baru pertama kali dilihat. Khususnya, selama berjualan nasi goreng di sekitaran Stasiun Gubeng.

Malam itu tak banyak yang bisa dilakukan melihat massa yang mayoritas mengenakan pakaian serba hitam plus penutup wajah berbuat melempari gerbong kereta api.

Dirinya hanya bisa tertegun melihat kejadian, dan berharap massa tidak semakin brutal.

Hariyadi, warga Gubeng Klingsingan merasakan dampak kejadian tersebut.

Dini hari itu dia tidak melihat secara langsung saat kericuhan berlangsung.

Ia baru keluar rumah pada pukul satu dini hari. Saat hendak menuju warung kopi di samping pom bensin Jalan Banda, dia melihat ada banyak batu berserakan di sekitar jalan menuju perlintasan kereta api.

"Petugas stasiun itu bersihkan jalanan. Nah, karena itu saya akhirnya tahu kalau baru ada kejadian gerbong kereta dilempari massa. Saat itu situasi jalanan sangat sepi. Pokoknya gak seramai seperti hari-hari biasanya," ungkapnya.

Dari kejadian ini tidak ada laporan warga sekitar yang terkena lemparan batu. Hanya saja menurut cerita-cerita yang didengar jendela Kereta Api Pasundan banyak yang pecah. Sedangkan penjelasan KAI Daop 8 aksi vandalisme tersebut menyebabkan kaca pecah di 7 sarana Kereta Api Pasundan.

Belum selesai warga membahas keributan, selisih dua jam, tepatnya pukul 3.00 dini hari tiga anak muda pengendara sepeda  motor cekcok dengan pengemudi mobil yang datang arah dari Jalan Nias.

Tak jelas apa yang menjadi penyebabnya. Untungnya, tidak sampai terjadi adu fisik pengemudi mobil saat itu memilih pergi.

"Tiga anak itu setelah ribut sempat nongkrong di warung nunggu temannya. Saat saya ajak ngobrol mulutnya mereka bau alkohol," ujarnya.

Hariyadi sebagai warga setempat cukup menyangkan aksi itu. Ia sudah memastikan malam itu tidak ada anak muda di lingkungannya ikut melempari gerbong kereta api.

Malahan, ia mendengar dari cerita-cerita kalau massa berasal dari kampung yang jauh dari Gubeng.

"Arek njoboh (anak luar) bukan anak sini (Gubeng)," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved