Berita Viral
Sosok Moeldoko yang Sebut Tapera Tidak untuk Biayai Makan Siang Gratis, Lahir dari Keluarga Miskin
Moeldoko menyatakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) tidak akan digunakan untuk membiayai makan siang gratis maupun pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Besaran simpanan peserta ditetapkan sebesar 3 persen dari gaji atau upah untuk peserta pekerja. Besaran itu dibayarkan 0,5 persen oleh pemberi kerja dan 2,5 persen ditanggung oleh pekerja.
Sementara untuk peserta pekerja mandiri, besaran iuran yang harus dibayarkan disesuaikan dengan penghasilan yang dilaporkan. Ini sebagaimana diatur di pasal 15 ayat 5a PP Nomor 21 Tahun 2024.
Ketentuan mengenai besaran potongan Tapera bagi peserta pekerja sebenarnya sudah diatur dan tidak berubah dari PP Nomor 25 Tahun 2020.
Kepala Negara menuturkan, pembuat kebijakan telah menghitung secara matang sebelum meneken aturan tersebut. Meski ia tidak memungkiri, akan ada pro dan kontra dari setiap kebijakan yang baru keluar.
Hal serupa juga pernah terjadi ketika pemerintah memutuskan peserta BPJS Kesehatan non Penerima Bantuan Iuran (PBI) mendaftar, sedangkan iuran warga miskin ditanggung dengan prinsip gotong royong.
"Iya semua (sudah) dihitung, lah. Biasa, dalam kebijakan yang baru itu pasti masyarakat juga ikut berhitung, mampu atau enggak mampu, berat atau enggak berat," kata Jokowi seusai hadir dalam acara Inaugurasi Menuju Ansor Masa Depan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).
Baca juga: SPSI Jember Sebut Program Tapera Jokowi Aneh, Tak Jelas Kegunaannya dan Bisa Rugikan Masyarakat
Sosok Moeldoko Lahir dari Keluarga Miskin

Moeldoko dikenal orang sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) di Kabinet Indonesia Maju alias kabinet jilid kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya, di karier militer, dia menapaki posisi puncak dengan menjadi Panglima TNI.
Namun, ditarik jauh ke belakang, Moeldoko terlahir dari keluarga dan lingkungan miskin. Setidaknya, ini menurut pengakuannya sendiri.
Moeldoko lahir dari keluarga miskin. Dia anak bungsu dari 12 bersaudara.
Namun, bersama dirinya hanya delapan anak yang pernah dia lihat. Mereka terdiri atas lima laki-laki dan tiga perempuan.
“Kamu terakhir, tinggal kuretan-nya,” ujar Moeldoko menirukan sang ibu tentang kelahiran dan keberadaannya di keluarga.
Baca juga: Kadin Surabaya Minta Pemerintah Kaji Ulang Program Tapera, Memberatkan dan Rentan Diselewengkan
Sang ayah, Moestaman, adalah petani. Adapun sang ibu, Masfuah, adalah ibu rumah tangga.
Empat saudara Moeldoko meninggal dunia saat ia masih kecil. Delapan bersaudara yang masih dia jumpai terdiri dari lima laki-laki dan tiga perempuan.
Selain bertani, sang ayah juga menjadi Jagabaya alias perangkat keamanan di desanya, yaitu Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri, Jawa Timur.
TribunJatim.com
Moeldoko
Tapera
Tribun Jatim
Jokowi
makan siang gratis
TribunEvergreen
Prabowo
Kabinet Indonesia Maju
jatim.tribunnews.com
Guru Honorer Butuh 28 Tahun Mengajar Tanpa Libur Agar Gaji Samai Tunjangan Bulanan Anggota DPR |
![]() |
---|
Sosok & Rekam Jejak Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya yang Dinonaktifkan dari DPR RI |
![]() |
---|
Eko Patrio dan Uya Kuya Dinonaktifkan PAN dari Anggota DPR RI |
![]() |
---|
Didesak Mundur usai Insiden Ojol Affan, Kapolri Listyo Sigit Siap Jika Diperintah Presiden |
![]() |
---|
Temui Warga Tanpa Dikawal, Sri Sultan HB X Beri Pesan Menohok ke Pejabat soal Etika 'Empan Papan' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.