Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Juni Jadi Bulan Bung Karno, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono: Kita Warisi Apinya, Jangan Abunya

Juni menjadi Bulan Bung Karno karena banyak peristiwa yang terjadi, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono: Kita warisi apinya, jangan abunya.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Nuraini Faiq
Pengunjung saat mengunjungi Rumah Lahir Bung Karno di Kampung Pandean Gang IV, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, Kamis (6/6/2024). 

Peristiwa ketiga, tanggal 21 Juni 1970, Bung Karno wafat sekaligus mewariskan gagasan-gagasan besar bagi generasi penerus Indonesia, bahkan diwarisi internasional yakni kemerdekaan adalah hak setiap bangsa.

“Itu sebabnya, bulan Juni dikenang sebagai Bulan Bung Karno. Mengutip Bung Karno, kita warisi apinya! Jangan abunya,” kata Adi Sutarwijono.

Arti Penting Surabaya

Kota Surabaya merupakan tempat penting dalam pertumbuhan nasionalisme dan perjuangan Indonesia di masa silam. Kota ini disebut Bung Karno sebagai dapur nasionalisme Indonesia.

Kota Surabaya menjadi tempat pembentukan gagasan Indonesia di masa kolonial Belanda. Kota ini tercatat dalam ingatan publik sebagai kota yang memainkan peran penting dalam pembentukan kesadaran sebagai bangsa yang merdeka, bebas dari belenggu penjajahan.

Di Kota Surabaya berlangsung berbagai pergerakan dan perlawanan rakyat, sebelum dan pasca kemerdekaan.

Ada sejumlah peristiwa besar di Surabaya. Salah satunya, pertempuran 10 November 1945 di awal kemerdekaan Indonesia, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Pahlawan.

"Peristiwa heroik itu didahului dengan perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit dan Resolusi Jihad, yang membangkitkan perlawanan hebat dari rakyat terhadap tentara sekutu,” kata Adi Sutarwijono.

Berbagai peristiwa di masa lalu masih bisa dikenali dalam sejumlah tempat atau tetenger hingga saat ini. Sehingga menjadi modal penting bagi pewarisan sejarah pada generasi selanjutnya. Untuk menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara dan character building.

Cak Awi, sapaan Adi Sutarwijono menyebut, Surabaya menyimpan banyak kisah perjuangan, kepahlawanan dan narasi kebangsaan Indonesia.

Hal ini menjadi modal untuk membangun kesadaran nasionalisme.

"Memperkuat wawasan kebangsaan bagi generasi penerus. Itu bisa dilakukan melalui cara-cara kreatif, misalnya dengan wisata kebangsaan ke tempat-tempat bersejarah,” kata alumnus FISIP Unair Surabaya ini. (adv)

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved