Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

FSAI 2024 Suguhkan Genre Film Bervariasi, Perkaya Pengetahuan Nilai dan Budaya Dua Negara

Konsul Jenderal Australia Sementara di Surabaya Anthea Griffin mengatakan bahwa penyelenggaraan Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 merupa

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Nurika Anisa
Konsul Jenderal Australia Sementara di Surabaya Anthea Griffin membuka Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 di Surabaya 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Konsul Jenderal Australia Sementara di Surabaya Anthea Griffin mengatakan bahwa penyelenggaraan Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 merupakan acara tahunan, yang selalu menayangkan film yang berbeda dan menarik setiap tahunnya.

Penyelenggaraan FSAI juga menjadi salah satu cara untuk membina hubungan yang langgeng dan mendorong kolaborasi antara industri kreatif Australia dan Indonesia. Salah satunya melalui film.

 Pihaknya memperkenalkan budaya dan nilai-nilai Australia melalui film dan juga mengekspos keahlian kreatif dan teknis Australia dalam industri film.

Tahun ini, FSAI juga menyuguhkan film yang dibuat oleh kolaborasi Indonesia-Australia seperti Petualangan Sherina.

"Karena kami juga mencoba menemukan film Indonesia yang memiliki hubungan dengan Australia. Dalam hal ini, Mira Lesmana pernah belajar di Australia, dia alumni Australia. Ini contoh kolaborasi film yang hebat," ungkap Anthea Griffin pada sela pembukaan FSAI 2024 di XXI Ciputra World Surabaya, Jumat (7/6/2024).

Pihaknya menyebut, tidak ada tema khusus pada penyelenggaraan FSIA 2024. Anthea menyebut, di Surabaya akan ada empat film yakni tiga film Australia dan satu film Indonesia yang disajikan dengan genre sangat variatif untuk menarik minat penonton.

Baca juga: FSAI 2024 Bakal Tayangkan Film Terbaik dan Sesi Masterclass, Simak Acara dan Partisipasi di Surabaya

“Kami tidak ada target tertentu, mencoba menjaring audiens seluas mungkin. Makanya banyak film yang dihadirkan,” sebutnya.

Selain film Petualangan Sherina, ia juga mengenalkan beberapa judul film lainnya yakni I am Woman yang didasarkan pada kisah nyata. Sebagian besar nama karakter utama sama dengan tokoh sebenarnya yang menginspirasi film tersebut.

Dalam pembukaan festival sinema ini, para pelajar di bidang film, sineas muda, maupun multi profesi diajak untuk menonton film berjudul Blueblack yang mengambil latar tempat di kawasan Australia Barat.

“Film ini memiliki pesan yang sangat luar biasa, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi juga semua orang bagaimana pentingnya menjaga lingkungan dan keindahan laut bersama-sama,” ucapnya.

Ia menyebut, tren film yang disuguhkan menggambarkan budaya asli Australia dan tidak mencoba meniru budaya film populer lainnya seperti Hollywood.

Anthea mengaku telah mengamati pilihan genre film yang populer di Indonesia. Film Horor dinilai menjadi salah satu genre dengan peminat terbanyak di Indonesia saat ini.

“Aku tahu yang paling populer film horor, orang Indonesia menyukai film horor. Saya senang bisa menghadirkan itu besok. Genre lainnya bervariasi untuk memenuhi selera penonton lainnya,” sebutnya.

Dalam penyelenggaraan festival sinema ini, Pemerintah Indonesia dan Australia mendorong kolaborasi di bidang seni dan industri kreatif.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved