Padahal Nilai Tertinggi, Kristianie Calon Paskibraka Malah Dicoret dari Seleksi Nasional, Ibu Kecewa
Hal itu membuat Kristianie Lumatalale dan keluarganya kecewa pada penyelenggara seleksi Paskibraka.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Meski raih nilai tertinggi, Kristianie Lumatalale malah dicoret dari seleksi nasional calon Paskibraka.
Harapannya jadi anggota Paskibraka Nasional pada HUT ke-79 RI tahun 2024 di Ibu Kota Nusantara (IKN) kini pupus.
Sontak saja hal tersebut membuat Kristianie Lumatalale dan keluarganya kecewa pada penyelenggara.
Apalagi siswi SMAN 3 Seram Bagian Barat, Maluku, tersebut adalah peserta dengan nilai terbaik di tingkat Provinsi Maluku dan sempat dinyatakan lolos.
Hal itu diungkap ibu Kristianie Lumatalale, Loce Wattimena.
Ia mengatakan, jelang keberangkatan seleksi ke Jakarta, nama anaknya digantikan orang lain tanpa pemberitahuan.
Harapan sang anak menjadi anggota Paskibraka Nasional saat HUT RI di IKN nanti pun pupus.
"Anak saya sudah dinyatakan lolos, tapi tiba-tiba namanya dicoret dan digantikan dengan orang lain. Saya sebagai orang tua sangat kecewa sekali," kata Loce Wattimena pada Selasa (11/6/2024).
Loce Wattimena mendengar dicoretnya nama sang anak disebabkan hasil pemeriksaan kesehatan putrinya yang disebut tidak memenuhi syarat.
"Ada keterangan katanya anak saya pernah kolaps, tidak mampu beraktivitas, dan sering pingsan, itu semua tidak benar.
Kami sangat sayangkan karena hasil itu tidak pernah diumumkan panitia, malah didengar dari orang lain," katanya.
Dia menyesalkan hasil pemeriksaan kesehatan tidak dilakukan secara transparan, bahkan Kristianie Lumatalale tidak pernah diberi tahu mengenai hasilnya.
Selain itu, dia mendengar kabar adanya indikasi peserta lain yang tidak lolos seleksi namun dipanggil mengikuti tes kesehatan oleh panitia.
Bahkan ada yang tidak pernah mengikuti tes kesehatan, tapi tetap diberangkatkan.
Baca juga: Seleksi Paskibra Dihebohkan Penemuan Alat Kontrasepsi di Kamar Peserta, CCTV Hotel Jadi Petunjuk
Kristianie Lumatalale bercerita, awal mula dirinya mengikuti proses seleksi Paskibraka di tingkat Provinsi Maluku bersama 64 orang lainnya.
"Awalnya kita ada 64 orang yang ikut seleksi di tingkat provinsi, dan di akhir seleksi kita ada empat orang dengan nilai terbaik yang dinyatakan lolos mewakili Maluku ke tingkat pusat," ungkapnya, Selasa (11/6/2024), dikutip dari Kompas.com.
Ada berbagai proses seleksi, tidak hanya tentang baris-berbaris, tapi juga sejumlah tes, seperti tes intelegensia dan tes wawancara kebangsaan.
Kemudian hasil tes intelegensia umum Kristianie Lumatalale memperoleh skor 89,46 dan tes wawancara kebangsaan ia mendapat nilai 96.
Adapun nilai parade dan baris-berbaris, skor Kristianie Lumatalale 84.
"Untuk seleksi tingkat provinsi nilai saya paling tinggi 89,46 dan wawancara itu saya dapat nilai 96," katanya.
Nama Kristianie Lumatalale pun diumumkan menjadi peserta terbaik dengan nilai tertinggi dan berhak mengikuti seleksi tingkat nasional di Jakarta.
Kristiane Lumatalale lolos bersama tiga rekannya, yaitu Cleo Faldy Ririhena siswa SMA Negeri 2 Ambon, Riska Dwi Latuconsina siswi SMA Negeri 11 Ambon, dan Aril Lestaluhu siswa SMA Tulehu, Maluku Tengah.

Kristianie Lumatalale mengatakan, setelah dinyatakan lolos di tingkat provinsi, empat orang tersebut diberikan arahan oleh panitia untuk mempersiapkan diri berangkat ke Jakarta.
"Pengumuman seleksi provinsi itu tanggal 31 Mei. Jadi kami ada empat orang yang diumumkan lolos mewakili Maluku."
"Panitia juga sudah arahkan untuk kami persiapan berangkat ke Jakarta ikut seleksi nasional," ungkapnya.
Empat hari setelah pengumuman, panitia mengarahkan empat orang peserta seleksi untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan di laboratorium RSUD dr Haulussy.
"Kami berempat disuruh kumpul di Kantor Gubernur lalu diarahkan untuk melakukan medical check up di RSUD dr Haulussy itu tanggal 3-4 Juni," kata Kristianie Lumatalale.
Setelah itulah nama Kristianie tiba-tiba dicoret dan digantikan orang lain.
Kristianie Lumatalale pun merasa kecewa karena hal itu dilakukan secara diam-diam tanpa adanya pemberitahuan dan alasannya.
"Tiba-tiba nama saya diganti di saat persiapan keberangkatan dan saya tidak pernah diberi tahu oleh panitia," ujarnya.
la merasa janggal karena ada dua orang temannya yang sebelumnya tidak lolos seleksi tingkat provinsi justru dipanggil untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan oleh panitia seleksi daerah.
Tak lama setelah itu, seorang teman Kristianie Lumatalale yang sebelumnya tak lolos seleksi namun ikut pemeriksaan kesehatan, mengirimkan daftar tiket keberangkatan ke Jakarta kepadanya.
Nama Kristianie Lumatalale dan seorang temannya yang sebelumnya dinyatakan lolos, tidak masuk dalam daftar tiket dan telah diganti dengan orang lain.
Anehnya, ada lima peserta yang diberangkatkan, padahal jatah untuk Maluku hanya empat orang.
"Yang berangkat ke Jakarta ada lima orang. Saya heran, tiba-tiba mereka yang tidak lolos dipanggil untuk ikut pemeriksaan kesehatan.
Dan yang saya paling heran lagi, ada teman saya bisa tahu hasil kesehatan saya," ungkap dia.
Baca juga: Panjat Tiang karena Ingin Betulkan Bendera, Pelatih Paskibra Malah Terjatuh, Tiang Besi Patah
Lebih lanjut, Kristianie Lumatalale mengaku mendapat informasi dari salah satu temannya, dia dinilai tidak memenuhi syarat dalam tes kesehatan karena HB yang rendah dan pernah pingsan saat latihan baris-berbaris.
Akan tetapi, Kristianie Lumatalale membantah dirinya pernah pingsan ketika mengikuti latihan baris-berbaris.
Ia mengaku menemukan fakta bahwa beberapa ornag yang diberangkatkan ke Jakarta pun mempunyai masalah kesehatan, namun justru dirinya yang dicoret.
"Ada yang tekanan darah 160, ada yang giginya berlubang dan lima gigi hilang, tapi tetap diberangkatkan.
Bahkan ada yang tidak lolos seleksi dan tidak pernah dipanggil ikut tes kesehatan, tapi diberangkatkan ikut seleksi nasional," katanya.
Ia tidak bisa menutupi kekecewaanya karena namanya dicoret secara tiba-tiba.
"Jujur saya sangat kecewa sekali, tiba-tiba nama saya diganti," katanya.
Kini Kristiane Lumatalale secara otomatis akan menjadi anggota Paskibraka di tingkat provinsi.
Namun Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat mengambil keputusan menarik Kristianie Lumatalale agar bertugas di tingkat Kabupaten.
"Pemkab tidak mau lagi dan menarik saya untuk tugas Paskibraka di Kabupaten," ujarnya.
Hal ini membuat para guru dan teman-temannya banyak yang menghubunginya agar tetap sabar dan semangat.
"Iya wali kelas juga hubungi saya kasih motivasi dan bilang saya tetap sabar dan semangat, beliau meminta saya tetap belajar dan mental harus kuat seperti baja," ungkapnya.

Dilansir dari Tribun Ambon, Gerakan Mahasiswa Alifuru (Gemafuru) menyoroti kejadian tersebut dengan menggelar aksi demonstrasi di Kantor DPRD Provinsi Maluku, Rabu (12/6/2024).
Mereka menyoal proses seleksi Paskibraka Nasional asal Maluku.
Para demonstran itu pun membawa beragam poster dan spanduk.
Di antaranya adalah kain putih panjang bertuliskan 'Tolak Nepotisme, Kristianie Butuh Keadilan'.
Korlap Aksi Demo, Welrinto Luturmas mengatakan, aksi tersebut dilakukan guna melawan dugaan praktik nepotisme seleksi Paskibraka Nasional dari Maluku.
"Poin utama dari aksi kami di saat ini ialah melawan tindakan nepotisme yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ungkapnya kepada Tribun Ambon, Rabu (12/6/2024).
Selanjutnya, Gemafuru bersama DPRD akan beraudiensi bersama tim seleksi guna menyelesaikan polemik tersebut.
"Untuk tindak lanjutnya, besok kami akan audiensi dengan pihak terkait bersamaan dengan DPRD Provinsi Maluku," tandasnya.
Baca juga: Buntut Meninggalnya Anggota Paskibra usai Latihan, Pihak Puskesmas Kini Dievaluasi, Bongkar CCTV
Atas hal ini, Kepala Kesbangpol Provinsi Maluku yang juga Wakil Ketua Seleksi Daerah Anggota Paskibraka tingkat provinsi, Daniel Indey mengatakan, Kristianie Lumatalale dan tiga temannya telah ditetapkan sebagai peserta yang lolos seleksi tingkat provinsi.
"Kristanie Lumatalale memang nilainya tertinggi, kita sudah tetapkan dia bersama tiga temannya lolos seleksi daerah dan siap untuk ikut seleksi nasional," kata Daniel kepada Kompas.com di ruang kerjanya, Selasa.
Namun menurutnya adalah satu tes lagi yang harus diikuti, yakni pemeriksaan kesehatan, sebelum akhirnya diberangkatkan ke Jakarta.
Dia menyebut, Kristianie Lumatalale dan dua orang lainnya tidak memenuhi syarat.
Namun dia tidak menjelaskan secara detail masalah kesehatan yang dimaksud.
"Dari tahapan medical check up ini, ternyata ada tiga orang yang hasilnya tidak memenuhi syarat kesehatan, salah satunya termasuk adik Kristianie ini.
Saya tidak perlu menjelaskan masalahnya apa, karena ini menyangkut rekam medis privasi orang ya," ungkapnya.
Pihaknya lalu memanggil kembali tiga peserta yang sebelumnya tidak lolos seleksi untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
"Tiga orang yang dipanggil ikut medical check up itu satu dari Kabupaten Buru, satu dari Maluku Tengah, dan satu lagi dari Ambon.
Mereka bertiga ikut MCU sambil menunggu penetapan dari BPIP," ungkapnya.
Menurut Daniel, dari tiga peserta pengganti hanya dua orang yang memenuhi syarat kesehatan, sehingga dia mencari satu pengganti lagi.
"Tiga peserta yang ikut MCU belakangan itu hanya dua yang memenuhi syarat, yaitu siswi atas nama Arum Lestari dari Buru, dan Tawainela dari Maluku Tengah, sementara Itin Wenno dari Ambon tidak direkomendasikan," ungkapnya.
"Karena ada satu peserta yang tidak direkomendasikan maka dicari lagi satu peserta baru," tambahnya.
Satu peserta tambahan yang dipilih panitia diketahui bernama Mesial Salamony.
Dia mengakui, satu peserta tambahan ini tidak mengikuti tes kesehatan karena waktunya sudah tidak cukup lagi.
Namun siswa ini kemudian mengikuti tes kesehatan di Jakarta.
"Satu pengganti ini namanya Mesial Salamony. Itu karena hasilnya keluar hari Jumat itu sudah menjelang malam, sehingga kondisinya sudah tidak ada pelayanan di rumah sakit.
Setelah berkoordinasi dengan BPIP, diambil kebijakan untuk Mesial Salamony ini ikut MCU di Jakarta," ungkapnya.
Terkait dugaan nepotisme bahwa pengganti Kristianie Lumatalale dan kawan-kawan adalah titipan para pejabat di Maluku, Daniel dengan tegas membantahnya.
"Yang jelas hal itu tidak benar, saya yakin tidak benar kalaupun ada yang punya bukti silakan dilaporkan," tegasnya.
Dia mengklaim hasil tahapan seleksi langsung disampaikan kepada para peserta. Sedangkan hasil tes kesehatan memang tidak disampaikan kepada peserta karena hal itu menjadi kewenangan BPIP.
"Iya untuk hasil kesehatan itu selesai medical check up langsung kita kirim ke BPIP, mereka yang verifikasi dan hasil itu secara resmi baru diumumkan tanggal 7 Juni kemarin, sehingga kita baru tahu hasilnya, nah kalau kita umumkan sementara hasilnya belum keluar itu jadi bermasalah," ungkapnya.
Daniel mengaku sudah menjelaskan masalah ini kepada para pendamping tiga peserta yang dinyatakan tidak lolos syarat kesehatan.
"Saya sudah memberikan penjelasan kepada pendamping, termasuk ke Kepala Kesbangpol Seram Bagian Barat saya telepon dan saya jelaskan masalahnya Adik Kristianie ini tidak lolos karena masalah kesehatan," ujarnya.

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menerangkan, Kristianie Lumatalale gagal mewakili Maluku menjadi Paskibraka tingkat nasional karena adanya masalah ksehatan.
"BPIP menyampaikan bahwa bakal calon Paskibraka yang akan mengikuti verifikasi di tingkat pusat, semuanya diwajibkan melaksanakan medical check up.
Yang mencakup darah lengkap, fungsi ginjal (ureum kreatinin), fungsi liver (SGOT, SGPT), tes penyakit menular (anti HIV,VDRL,TPHA), urine, EKG dan rontgen Thorax PA," kata BPIP dikutip dari keterangan pers yang diterima, Sabtu (15/6/2024).
Tim Dokter Panitia Tingkat Pusat pun akhirnya tidak merekomendasikan Kristianie Lumatatale berangkat ke Jakarta lantaran mempertimbangkan kondisi kesehatannya.
Kendati demikian, Kristianie tetap bisa mengikuti proses menjadi Paskibraka tingkat provinsi di Maluku.
"BPIP mengimbau kepada semua bakal calon Paskibraka, agar senantiasa merawat dan menjaga kesehatan, mengingat pelaksanaan tugas seorang Paskibraka menuntut kesiapan fisik dan mental yang prima, untuk keberhasilan pelaksanaan upacara kenegaraan," kata BPIP.
Kristianie Lumatalale
Paskibraka
SMAN 3 Seram Bagian Barat
Maluku
Loce Wattimena
TribunJatim.com
Tribun Jatim
12 Pengembang Serahkan PSU Senilai Rp 522 M ke Pemkot Batu, Libatkan Kejari untuk Kepastian Hukum |
![]() |
---|
Monumen Nasi Pecel Terlanjur Dibongkar, Proyek Pemasangan Videotron di Kota Madiun Temui Kendala |
![]() |
---|
Drama Pernikahan Mahar Rp 3 M, Ibu Sheila Pastikan Menantunya Tidak Kabur: Mereka lagi Bulan Madu |
![]() |
---|
Update Kasus Dugaan Penganiayaan Siswa SMK di Blitar, Polisi segera Periksa Terduga Pelaku |
![]() |
---|
Kronologi Ammar Zoni Kepergok Edarkan Narkoba dalam Penjara, Barang Diumpetin di Atap Kamar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.