Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jangan Abaikan Bahu Kaku dan Nyeri, Dapat Berisiko Menderita Frozen Shoulder

Frozen shoulder atau bahu beku membuat penderitanya susah menggerakkan area bahu. Istilah lainnya adalah capsulitis perekat.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Ilustrasi frozen shoulder atau bahu beku, 2024. 

Ketiga, yakni tahap pencairan, yang mana kemampuan bahu untuk bergerak mulai membaik dan berlangsung dari lima hingga 24 bulan.

"Bagi sebagian orang, rasa sakitnya memburuk di malam hari, terkadang mengganggu tidur. Frozen shoulder bisa didiagnosis sesuai tanda dan gejala, tapi sinar-X, USG atau magnetic resonance imaging (MRI) bisa menegakkan diagnosis dan menyingkirkan masalah lain,” tambahnya.

Prof Ruslan menambahkan, kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang menjalani operasi atau patah lengan.

Frozen shoulder atau bahu beku, disebutnya, juga dapat dialami oleh penderita diabetes.

"Diabetes ini ibu dari segala penyakit. Apa saja, otak sampai ke kaki bisa sakit. Otak bisa stroke, kaki bisa sakit, jari-jari bisa hitam. Apalagi kalau diabetes mereka merokok, gula darahnya sudah jantung kaki paha bisa semua,” paparnya.

Prof Ruslan menyatakan, frozen shoulder kerap ditemui pada pasien paruh baya atau berusia 40 tahun ke atas, dan lebih sering pada wanita.

Terlebih jika perempuan sering memanggul tas hanya dalam satu bahu, karena wanita sering mengenakan tas bahu dibandingkan dengan tas punggung.

"Selain itu, orang-orang yang mengidap penyakit diabetes, tuberkulosis, jantung, masalah hormon tiroid, dan penyakit parkinson memiliki risiko terserang bahu kaku yang sama tingginya," tutupnya.

Jika tidak mendapatkan perawatan, rasa nyeri pada bahu kaku atau frozen shoulder bisa bertahap dalam hitungan tahun.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved