Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Kapolda Jatim Takjub dengan Penampilan Pemuda Disabilitas saat Perayaan Hari Bhayangkara ke-78

Kesenian Reog Disabilitas Ponorogo binaan Polres Ponorogo turut memeriahkan Perayaan HUT ke-78 Bhayangkara di Lapangan Mapolda Jatim, Senin (1/7/2024)

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Saat Kesenian Reog Disabilitas Ponorogo binaan Polres Ponorogo turut memeriahkan Perayaan HUT ke-78 Bhayangkara di Lapangan Mapolda Jatim, Senin (1/7/2024). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kesenian Reog Disabilitas Ponorogo binaan Polres Ponorogo turut memeriahkan Perayaan HUT ke-78 Bhayangkara di Lapangan Mapolda Jatim, Senin (1/7/2024). 

Sejumlah 41 orang memainkan kesenian reog tersebut dihadapan Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto dan pejabat Forkopimda Jatim. 

Beberapa diantaranya merupakan ibu-ibu anggota Bhayangkari, ada juga anggota TNI AD yang bermarkas di wilayah Ponorogo, termasuk anak-anak disabilitas yang berjumlah 23 orang. 

Ada yang bertugas memainkan musik gamelan pengiring tarian reog bertopeng ukuran besar berornamen lentik ekor burung merak, yang disebut Singo Barong atau Gagak Rimang. 

Siapa sangka topeng Singo Barong berukuran besar seberat sekitar puluhan kilogram itu, dipanggul menggunakan kekuatan rahamg gigi seorang anak Disabilitas Tuna Netra, bernama Aria Setiawan (18). 

Baca juga: Bantu Wujudkan Kamtibmas, Humas Polresta Malang Kota Raih Penghargaan dalam Rakernis Polda Jatim

Pemuda bertubuh tinggi asal Jetis, Ponorogo itu, menjadi satu diantara 23 orang pemain Reog dalam sanggar yang melibatkan para disabilitas bernama 'Suryo Netro Budoyo'. 

Wakapolres Ponorogo Kompol Gandi Darma Yudanto mengatakan, kesenian khas Ponorogo itu telah dirintis oleh Polres Ponorogo sejak tiga tahun lalu, yakni pada tahun 2022. 

Namun, demi suksesnya pementasan dihadapan Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto dalam Perayaan HUT ke-78 Bhayangkara kali ini, telah dipersiapkan sejak tiga bulan lalu. 

Menurutnya, kesenian sanggar Reog Ponorogo yang dipelopori oleh instansi tempatnya bertugas menjaga satu-satunya di Indonesia sebagai sanggar kesenian Reog Ponorogo yang melibatkan pemuda kalangan disabilitas sebagai pemain seninya. 

Gandi berharap, kalangan masyarakat atau pemuda disabilitas yang dilibatkan dalam kesenian Reog Ponorogo ini, memiliki mentalitas yang tahan banting, percaya diri, dan makin terasahnya jiwa kreativitas untuk memberdayakan diri di tengah masyarakat. 

"Harapan kami agar Reog Ponorogo oleh seluruh kalangan, baik nasional dan internasional. Dan juga ikut sertanya, adik-adik kita disabilitas, ini akan menambah semangat untuk saudara saudara kita yang mengalami disabilitas untuk tidak putus asa dan terus bisa berkarya baik di bidang kesenian atau bidang lainnya," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com sebelum acara. 

Puluhan orang pemuda disabilitas yang dilibatkan dalam Sanggar Kesenian Reog Ponorogo asuhan Polres Ponorogo ini, dilatih langsung oleh Balantas SIM Unit Regident Satlantas Polres Ponorogo, Brigadir Luhur Ainul Fikri. 

Sosok Brigadir Luhur menjadi salah satunya anggota Polres Ponorogo yang memiliki kemampuan seni tarian dan musik dalam pementasan Reog Ponorogo, karena telah menekuni kesenian tersebut sejak masih berusia anak-anak. 

Kesabaran, ketekunan dan keuletan dalam mengajarkan kesenian Reog Ponorogo kepada para pemuda kalangan disabilitas yang terus dilakukan oleh Brigadir Luhur, diakui Gandi menjadi kunci kesuksesan Sanggar 'Suryo Netro Budoyo' Kesenian Reog Disabilitas Ponorogo hingga saat ini. 

"Alhamdulillah kami adalah pelopor pertama kali, yang sebelumnya belum pernah ada. Tentu ada saja, kesulitan yang kami hadapi, tapi ada penyesuaian. Semoga Polri semakin dicintai masyarakat dan Polri semakin promoter di HUT ke-78 Bhayangkara," pungkasnya. 

Sementara itu, Pelatih Kesenian Reog Disabilitas Ponorogo Brigadir Luhur Ainul Fikri mengatakan, terdapat sekitar 25-30 orang anak-anak disabilitas yang diasuhnya untuk menekuni kesenian tersebut. 

Baca juga: Perayaan Hari Bhayangkara ke-78 Polresta Malang Kota Meriah, Diwarnai Kesenian Bantengan Mberot

Sanggar kesenian yang dibina dalam naungan Polres Ponorogo itu, telah dirintis sejak tiga tahun lalu, atau pada tahun 2022. 

Bermula saat dirinya dan beberapa satuan kerja tempatnya berdinas melakukan bakti sosial di Panti Aisiyah Ponorogo, pada Bulan Februari 2022 silam. 

Ia membawa hampir seluruh instrumen alat musik pengiring dan kostum tarian Reog Ponorogo, termasuk Topeng Barong yang ukurannya segede gaban. 

Rasa penasaran, keseruan dan keasyikan yang melihat semua perkakas kostum dan alat tersebut, membuat beberapa pemuda disabilitas dalam panti tersebut, tertarik untuk masuk dalam sanggar yang diasuhnya. 

"Kami juga melibatkan teman-teman kalangan kita disabilitas. Kami berawal dari Motto hidup; sebaik-baik manusia adalah yang berguna dan bermanfaat orang lain. Lalu, saya mencoba untuk berfokus pada anak-anak di Panti Aisyiyah Ponorogo," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di Mapolda Jatim. 

Kendala, tentu pernah dialaminya selama memberikan pembelajaran kesenian kepada anggota sanggar disabilitas. Cara berkomunikasi yang memerlukan metode khusus dan kesabaran yang ekstra. 

Namun berkat ketelatenan selama memberikan pembelajaran kesenian, termasuk dengan adanya dukungan moril beserta materiil dari Kapolres Ponorogo AKBP Anton Prasetyo. 

Kini para anak-anak asuhnya, lanjut Brigadir Luhur, dapat konsisten melakukan pementasan secara maksimal setiap ajang atau acara di Kabupaten Ponorogo atau seluruh wilayah Jatim, termasuk perayaan HUT ke-78 Bhayangkara di Lapangan Mapolda Jatim, Senin (1/7/2024). 

"Awalnya juga sempat kesulitan juga, karena ada penyesuaian penyesuaian. Terutama dalam hal berkomunikasi. Harus sabar dan telaten. Kalau gak begitu. Mereka nanti istilahnya gampang ceklekan. Artinya mereka merasa gak mampu, padahal mereka mampu. Makanya disitu saya mengolah komunikasi, dan ternyata bisa. Alhamdulillah sampai saat ini mereka siap tampil," pungkasnya. 

Lalu di lain sisi, Anggota Kesenian Reog Disabilitas Ponorogo Aria Setiawan (18) mengatakan, dirinya menikmati proses berkesenian di sanggar yang dibina oleh Polres Ponorogo. 

Semula ia hanya dilibatkan sebagai pemain musik instrumen Gong Kenong sebagai pengiring tarian reognya. 

Namun kini, Aria sapaan akrabnya, makin percaya diri karena bisa tampil sebagai penari Barong membawa topeng ikonik kesenian Reog Ponorogo yang super berat menggunakan tumpuan rahang gigi. 

"Awalnya saya di panti, kalau ada kesenian reog, sebenarnya belum percaya diri. Lalu sama pengurus panti, saya disuruh ikut. Sebelumnya saya belum pegang Singo Barong, tapi saya pegang alat musik kenong atau gong kecil. Ya sering tampil, jadi percaya diri. Kadang bingung waktu menari, tapi 2 tahun ikut terus, akhirnya bisa, diajari Pak Luhur yang sabar," ujar Aria saat ditemui TribunJatim.com disela persiapan sebelum penampilan. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved