Curhat Pria Generasi Sandwich Ikhlas Tak Punya Anak Demi Biayai Keluarga, Ortu 100 Persen Bergantung

"Saya terjebak di kampung halaman, saya bahkan tidak bisa merantau mencari pekerjaan dengan gaji lebih besar."

"Adik-adikku juga tidak berguna. Sekarang saya ragu apakah niat saya tulus atau hanya karena terpaksa.”

Ia mengaku terkekang dengan kehidupannya di mana ia harus menghidupi semua keluarganya.

Pria itu mengaku mendapat pekerjaan dengan gaji yang tak seberapa, lalu uang dibagikan, dan akhirnya tidak memiliki tabungan.

Baca juga: Arti Kata Ajojing Istilah Viral di TikTok, Gambarkan Gerakan Dance Populer di Kalangan Generasi Muda

Ia melanjutkan: “Karena saya juga miskin, rekening saya tidak cukup untuk membiayai hidup saya ketika saya tua, saya memutuskan untuk tidak memiliki anak."

"Sehingga ketika saya tua, saya tidak ingin anak-anak saya membuat susah cucu saya juga."

"Saya bisa saja mengorbankan masa muda mereka karena harus menjagaku.”

“Saya ingin mereka bisa merantau, membelanjakan uangnya untuk liburan, berkeluarga, dan menabung untuk masa depan mereka.”

Belum lagi terlihat dari tulisan yang ia bagikan, pria ini juga terlihat emosi dan tertekan.

Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan jika nanti memiliki anak.

Kondisi ini memang tak terjadi hanya di Malaysia saja, beberapa masyarakat di Tanah Air juga mengalami hal tersebut.

Masyarakat kerap dihadapkan dengan fenomena generasi sandwich.

Generasi sandwich merupakan generasi usia produktif yang memiliki kewajiban dan tanggungan membiayai hidup tiga generasi, yakni orang tua, diri sendiri, dan anaknya.

Baca juga: Hukum Menikah Tanpa Izin Orang Tua Seperti Kasus Pengasuh Ponpes Lumajang, Buya Yahya: Kurang Ajar

Melihat fenomena itu, Pakar Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) Noven Suprayogi SE MSi Ak turut memberikan pendapat.

Menurutnya, akar dari fenomena tersebut adalah kurangnya manajemen finansial yang baik selama masa produktif.