Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sekolah ini Sepi Peminat Meski di Tengah Kota, Tetap Jalankan MPLS Walau Hanya ada 5 Murid

Sekolah ini hanya menerima 5 murid meskipun lokasinya berada di tengah kota. Diketahui hal itu dialami oleh SDN 57 Pekanbaru

Editor: Torik Aqua
Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky
Viral, suasana proses MPLS di SDN 57 Pekanbaru, Senin (15/7/2024). Tahun ini SDN 57 Pekanbaru di Jalan Mangga Kecamatan Sukajadi hanya menerima 5 peserta didik. 

"Kalau seandainya memang kelas 1 nya tetap di sini atau dipindahkan dari sini saya siap saja. Apapun keputusan dinas kami siap melaksanakan karena kebijakan itu sudah dikaji dengan sebaik-baiknya," tambah Asma.

Sementara itu, nasib serupa juga dialami sejumlah sekolah di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Dewan Pendidikan Kabupaten Madiun menilai, minimnya murid yang didapatkan oleh 8 SMP Negeri disebabkan karena beberapa faktor.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Madiun, Sampun Hadam menuturkan, penyebab paling sering terjadi adalah faktor demografi calon siswa sendiri, yang memiliki tren menurun dari tahun ke tahun. 

“Kemudian bisa juga karena dampak dari keberhasilan program Keluarga Berencana, yang mana tidak hanya terjadi pada jenjang SMP, tapi juga di SD, TK hingga PAUD, mengalami penurunan siswa tiap tahunnya,” ujar Sampun, Kamis (4/7/2024).

Sampun mengaku masih menemukan stigma masyarakat yang menganggap bahwa sekolah favorit, sebagai tolok ukur keberhasilan dari nilai akademis. 

Padahal sebenarnya saat ini, lanjut dia, kurikulum merdeka sudah bergeser, berorientasi pada kemampuan minat dan bakat siswa.

Baca juga: Anggota TNI di Madiun Nyambi Ternak Bebek, Raup Keuntungan Rp1,5 Juta per Hari

“Berdasarkan riset yang dilakukan beberapa kali, untuk nilai akademis merupakan nomor 26 dari keberhasilan seseorang. Maka dari itu, faktor sekolah favorit itu menjadi tujuan,” imbuh Sampun.

Sampun juga menyampaikan beberapa catatan yang perlu dievaluasi, baik lembaga pendidikan maupun dinas terkait.

Diantaranya pembangunan branding yang tepat untuk lembaga pendidikan, disesuaikan potensi minat dan bakat siswa. 

“Siswa memiliki pilihan sekolah yang kemudian dirasa cocok dengan minat dan bakatnya tersebut. Membangun branding ini penting,ini barangkali bisa diterapkan pada sekolah-sekolah yang saat ini masih kekurangan pagunya,” paparnya.

Disisi lain lembaga pendidikan serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun perlu melakukan evaluasi, maupun penataan kembali terhadap jumlah kuota pagu setiap sekolah. 

Baca juga: Cerita SMP Negeri Satu Atap Madiun Hanya Terima 4 Murid di PPDB 2024, Lokasi Jauh Berada di Pelosok

“Selama ini penentuan pagu berdasarkan pengajuan atas kebutuhan sekolah, baik dari segi jumlah peminat, SDM yang berada di lingkup setempat untuk keperluan sertifikasi dari pihak sekolah,” bebernya.

“Inilah perlunya bersama-sama melakukan pengambilan kebijakan yang bijak sebagai sama-sama abdi negara, artinya harus melindungi semua,” tuntas Sampun.

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved