Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keluarga Syok Bocah Kelas 3 SD Berangkat Sehat Pulangnya Tak Bernyawa di RS, Sekolah Masih Bungkam

Keluarga dibuat syok karena mengetahui anak mereka kelas 3 SD ditemukan tak bernyawa di rumah sakit padahal paginya sehat saat berangkat sekolah.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJabar.ID
Kematian bocah kelas 3 SD di Indramayu menjadi sorotan keluarga, pasalnya sang anak berangkat dalam kondisi sehat pulang-pulang malah sudah dievakuasi di kamar mayat RSUD Indramayu. 

Lanjut Agus, soal kronologi maupun penyebab korban meninggal, pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak kepolisian.

Keluarga pun dalam hal ini hanya ingin mengetahui kronologi dan penyebab meninggalnya korban saja.

“Kami kurang tahu soal bully-bully. Yang kami ingin tahu korban ini kan berangkat ke sekolah dalam keadaan sehat tapi saat pulang kenapa sudah dalam keadaan meninggal dunia, itu saja,” ujar dia.

Baca juga: Adik yang Aniaya Kakak Kandung hingga Tewas di Surabaya Resmi Ditetapkan Tersangka

Cerita pilu dialami pula oleh seorang bocah SD karena keluarganya yang tidak mampu.

Seorang bocah SD pakai sandal jepit saat sekolah viral di media sosial.

Ia adalah Firdaus (7), murid SD Inpres Kuo Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Firdaus terpaksa memakai sandal jepit karena orangtuanya tak memiliki uang untuk membeli sepatu.

Orangtuanya tergolong kurang mampu, bahkan seragam bocah tersebut juga masih dicicil oleh orangtuanya.

Orangtua Firdaus diketahui bekerja sebagai buruh harian dan menjual sayur.

Rudi, kakak Firdaus mengatakan, sang ibu hanya berjualan sayur keliling menggunakan sepeda.

Baca juga: Nasib Bocah Sering Makan Ayam Goreng Tiap Hari Sepulang Sekolah, Pilu Harus Cuci Darah Sumur Hidup

"Hari pertama masuk sekolah Firdaus tidak pakai sepatu karena belum ada uang untuk beli, itupun seragam sekolah dan pramuka masih dicicil," kata Rudi kakak dari Firdaus, kepada Tribun Sulbar, Senin (15/7/2024).

Rudi mengaku, ibunya hanya keliling jualan sayur setiap hari dengan menggunakan sepeda.

Sedangkan bapaknya hanya bekerja buruh harian dan juga garap sawah orang lain.

Selama ini, kata dia, keluarganya jarang sekali mendapat bantuan dari pemerintah kabupaten atau provinsi untuk membantu kebutuhan sekolah maupun bantuan sosial lainya.

"Itupun kalau ada ya ditunggu informasi dari desa biasa, tapi sudah lama sekali kami tidak dapat bantuan," ujarnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved