Berita Surabaya
Sosok Alvian Teguh, Karyawan Pabrik Meninggal usai Koma 4 Hari, Dikejar Gerombolan Gangster
warga Sememi, Benowo, Surabaya, yang tewas setelah koma empat hari di rumah sakit usai menabrak tiang listrik karena panik dikejar-kejar gerombol
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sosok Alvian Teguh Syaputra (20) warga Sememi, Benowo, Surabaya, yang tewas setelah koma empat hari di rumah sakit (RS) usai menabrak tiang listrik karena panik dikejar-kejar gerombolan gangster bermotor, dikenal sebagai pendiam dan penurut.
Diketahui, sesaat menabrak tiang listrik di kawasan Jalan Ruko Taman Puspa Raya, Made, Sambikerep, Surabaya, Minggu (11/8/2024) dini hari, korban dievakuasi ke IGD RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.
Kemudian, korban dirujuk ke RSUD dr Soewandhi Surabaya untuk menjalani operasi bedah syaraf. Namun, empat hari koma, korban akhirnya meninggal dunia, pada Kamis (14/8/2024).
Korban diduga terjatuh karena dikejar-kejar oleh gerombolan gangster sebanyak sekitar sembilan orang yang berboncengan tiga motor.
Paman korban Ashari (44) mengatakan, keponakannya itu, anak kedua dari tiga bersaudara yang memiliki sifat pendiam, dan penurut dengan orangtua.
Baca juga: Kisah Pemuda di Surabaya Tewas Usai 4 Hari Koma karena Tabrak Tiang Lampu Gara-gara Dikejar Gangster
Selama ini, korban tidak pernah terlibat permasalahan dengan keluarga, tetangga, apalagi permasalahan hukum melibatkan aparat berwajib.
"Iya pendiam. Enggak aneh-aneh. Sama perempuan takut kok. (Keterlibatan sama gangster) enggak pernah. Pecinta keluarga. Anak itu juga nurut sama orangtuanya," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (20/8/2024).
Setelah lulus SMA, sang keponakan bekerja di sebuah pabrik pembuatan barang rumah tangga salah satunya rak etalase minimarket di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.
Baca juga: 3 Anggota Gangster Utara Orang Keras Dibekuk Polisi saat Akan Tauwan, Resahkan Warga Sidotopo
Menurut Ashari, ponakannya itu tampak biasa-biasa saja. Setiap pulang bekerja pada sore hari, ponakannya langsung pulang ke rumah. Dan tidak lagi bepergian ke manapun.
Begitulah perangai lugu dari keponakannya. Selama ini memang dikenal pendiam dan kerap menghabiskan waktu di dalam rumah bercengkrama dengan orangtua, saudara dan ponakan-ponakan yang lain.
Sang keponakan tidak akan bepergian keluar rumah, kalau tidak dijemput oleh teman-teman tongkrongannya yang lain. Namun itupun juga jarang.
Baca juga: Kisah Perampas Motor di Surabaya: Pagi Kerja Cuci Motor, Malamnya Ikutan Gangster
"Orangnya ini pendiam. Orangnya jarang keluar rumah, kalau enggak diajak temannya. Pulang kerja ya di rumah," kata kakek satu cucu itu.
Hanya saja, beberapa pekan atau sekitar hampir kurun waktu sebulan ini, menurut Ashari, sang keponakan kerap keluar rumah saat akhir pekan atau malam minggu.
Ia tidak mengetahui pasti kegiatan apa yang dilakukan sang ponakan bersama teman tongkrongannya.
Namun, berdasarkan informasi yang dihimpunnya, ponakannya itu hanya nongkrong di warkop.
Baca juga: Culik dan Sundut Rokok Remaja di Gresik, 2 Anggota Gangster Jadi Tersangka
"Beberapa hari ini, memang kalau malam minggu, ada beberapa temannya yang mengajak keluar jalan," jelasnya.
"Nah di situ, pihak keluarga kan tidak tahu aktivitas yang dilakukan teman temannya, bersama Alvian di malam minggu, kita gak tahu," tambahnya.
Lalu, bagaimana kronologi kejadian tragis yang dialami oleh korban pada Minggu (11/8/2024) dini hari itu.
Ceritanya, pada Minggu (11/8/2024) dini hari, Korban Alvian Teguh Syaputra atau disingkat ATS bersama tiga orang temannya baru saja pulang dari nongkrong di warung kopi (Warkop) kawasan Kelurahan Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya.
Korban ATS berboncengan motor pribadinya Yamaha Mio J dengan seorang temannya berinisial DD.
Sedangkan dua orang teman lainnya, berinisial DN dan RD berboncengan dengan motor lain.
Saat melintasi kawasan Jalan Telaga Utama, Sambikerep, Surabaya, atau jalanan sekitar monumen bola beton raksasa warna warni, Korban ATS Cs, entah apa pemicunya, mendadak dikejar oleh gerombolan remaja bermotor.
"Info temannya yang selamat. Katanya, hanya mengetahui, waktu itu dikejar sebelum lokasi kejadian di lokasi pasar itu, ada patung bola-bola, di situ mereka (korban) sudah mendapatkan ancaman kejaran gitu. Nah di situ kami enggak tahu motifnya apa," ujarnya.
Diperkirakan gerombolan remaja itu, berjumlah sekitar sembilan orang yang berboncengan tiga motor; per motor ditumpangi tiga orang.
Ashari menduga gerombolan tersebut kelompok gangster yang meresahkan warga Kota Surabaya setiap malam hari.
Mungkin karena panik atas situasi tersebut, Korban ATS yang membonceng DD mulai menggeber kencang laju motornya untuk kabur menyelamatkan diri.
Begitu juga dengan temannya DN yang membonceng RD.
Namun, keduanya lebih dulu berhasil kabur menyelamatkan diri, dan terlepas dari intaian para gerombolan tersebut.
Sehingga, tinggal Korban ATS dan DD yang menjadi sasaran utama pengejaran gerombolan remaja tersebut.
Nah, menurut Ashari, ditengah pengejaran tersebut, para gerombolan gangster sempat melakukan aksi pemukulan.
Kemelut di tengah pengejaran tersebut, malah membuat motor dikemudikan Korban ATS membonceng DD kehilangan keseimbangan, hingga menabrak tiang di kawasan Jalan Ruko Taman Puspa Raya, Made, Sambikerep, Surabaya.
Berdasarkan penelusuran TribunJatim.com melalui aplikasi penunjuk lokasi, jarak lokasi awal korban pertama kali berpapasan dengan gerombolan gangster tersebut hingga terjatuh di lokasi kedua, sekitar 900 meter atau dengan jarak tempuh motor sekitar tiga menit.
Akibatnya, Korban ATS mengalami luka parah pada tubuh bagian atas terutama kepala. Sedangkan, temannya DD, mengalami luka patah tulang tangan kiri.
"Katanya kendaraan ATS itu, ditendang sampai ATS hilang kendali. Di situ kena tendang dari pelaku, hilang kendali, sehingga menabrak tiang. Nah di situ, banyak luka lebam dari wajah Alvian. Itu mulai mata, mulut, pipi, pelipis," terangnya.
Menurut Ashari, saat Korban ATS dan DD terjatuh, para gerombolan gangster tersebut sempat melakukan pengeroyokan terhadap mereka.
"Infonya begitu (jatuh langsung dikeroyok). Jumlahnya kurang lebih 9 orang. Naik motor 3, berboncengan 3-3. Jenis motornya saya enggak tahu, biar Polisi yang jelaskan," ungkapnya.
Bahkan, para pelaku juga sempat merampas ponsel milik DD. Namun, tidak dengan barang Korban ATS. Karena ponsel, dompet dan motor sang keponakan korban, masih utuh.
"Informasinya DD, setelah jatuh, mereka habis bertindak melakukan pemukulan, itu ada perampasan HP-nya DD," pungkasnya.
Kejadian tersebut, telah dilaporkan oleh pihak keluarga korban ke Mapolsek Lakarsantri atas dugaan pelanggaran Pasal 170 KUHP dan 365 KUHP Tentang Pengeroyokan.
Dibuktikan dari adanya LP: B/31/VIII/2024/SPKT/POLSEK LAKARSANTRI/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 11 Agustus 2024.
Sementara itu, Kapolsek Lakarsantri Polrestabes Surabaya Kompol M Akhyar mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus itu, sehingga belum dirinya dapat memaparkan banyak informasi terkait kejadian tersebut.
"(Penyebab luka korban) kecelakaan. Mohon waktu masih penyelidikan," ujar mantan Kasi Humas Polrestabes Surabaya itu saat dihubungi TribunJatim.com.
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.