Viral Politik
Momen Gibran Pakai Baju Oranye, Jadi Bahan Bercanda Bahlil di Munas Golkar: Warnanya Mirip Gerindra
Momen Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia saat membercandai Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
TRIBUNJATIM.COM - Momen Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia saat membercandai Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
Saat itu, Gibran menghadiri Munas Partai Golkar yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Bahlil menyebut jika warna baju dari Gibran berbeda.
Kala itu Gibran mengenakan baju batik berwarna oranye.
Baca juga: Ditanya Soal Demo Tolak Revisi UU Pilkada, Gibran Rakabuming Melenggang Pergi Bareng Raffi Ahmad
Dalam acara penutupan Musyawarah Nasional (Munas) ke-11 Golkar yang digelar pada Selasa (208/2024) malam, Bahlil sempat mengomentari kemeja batik yang dikenakan Wakil Presiden (Wapres) RI terpilih periode 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka.
Diketahui, Gibran menghadiri Munas Golkar hari kedua yang mengagendakan pelantikan Bahlil sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar yang baru.
Saat menyapa satu-satu tamu undangan yang hadir, Bahlil mengatakan, warna kemeja batik yang dikenakan Gibran seperti warna dari Partai Gerindra.
Sebab, kuningnya berbeda dengan yang selama ini identik dengan Golkar.
“Yang saya hormati wakil presiden terpilih Mas Gibran Rakabuming Raka, mana Mas wapres tadi (dengan gestur mencari). Bajunya, warnanya mirip Gerindra Pak, tidak kuning,” ujar Bahlil, Selasa malam, dikutip dari Kompas TV.
Guyonan yang dilontarkan Bahlil tersebut sontak membuat suasana Munas menjadi lebih hidup karena disambut riuh peserta dan tamu yang hadir.
“Ya enggak apa-apa lah kita bagi-bagi. Ada yang di kuning, ada yang di sana. Nanti kita koalisi mas wapres,” katanya melanjutkan yang kembali disambut semakin riuh oleh peserta Munas dan tamu undangan.
Pernyataan Bahlil tersebut bisa saja menjadi isyarat bahwa Gibran kemungkinan bergabung dengan Partai Gerindra.
Sebab, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu sudah tidak dianggap bagian dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari Gibran perihal dirinya bergabung dengan partai politik (parpol) lain.
Butuh partai untuk 2029
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin pernah mengatakan bahwa Gibran memang butuh kendaraan politik setelah tidak diakui bagian dari PDI-P.
Apalagi, jika Gibran hendak kembali maju dalam kontestasi pada tahun 2029.
“Dia butuh partai, butuh kendaraan apalagi misalkan jadi calon presiden atau calon wakil presiden di Pemiliu 2029 nanti. Butuh parpol (partai politik), butuh koalisi bahkan hingga 20 persen (presidential threshold),” kata Ujang kepada Kompas.com pada 7 Mei 2024.
Namun, Ujang berpandangan bahwa Gibran pasti akan mempertimbangan kenyamanan dan posisi sebelum menentukan bakal bergabung dengan partai politik tertentu.
Sebab, dia adalah Wapres RI terpilih dan akan segera dilantik menjadi orang nomor dua di negeri ini.
"Jadi masuknya itu harus nyaman. Ada kenyamanan lalu di saat yang sama punya posisi yang pas yang terhormat gitu karena posisinya sebagai wapres yang akan dilantik,” ujar Ujang.
Lebih lanjut, Ujang mengatakan, Gibran membutuhkan daya tawar untuk mendapat posisi penting di partai politik tertentu.
Oleh karena itu, dia menyebut, akan lebih menguntungkan jika proses masuk partai politik baru itu dilakukan Gibran setelah resmi dilantik sebagai Wapres RI.
“Kalau power-nya ingin besar ya setelah dia dilantik jadi wapres masuk partai. Sebab, dia punya power, punya kekuatan, punya legitimasi, punya pengaruh kalau sudah dilantik menjadi wapres. Kalau sekarang belum dilantik, belum punya power,” kata Ujang.
Kemudian, menurut Ujang, Partai Golkar memiliki peluang lebih besar dipilih Gibran.
Sebab, partai berlambang pohon beringin itu juga sudah sangat terbuka menerimanya.
Diketahui, Golkar adalah partai pertama yang mendeklarasikan dukungan untuk Gibran sebagai calon wakil presiden. Padahal, Gibran kader PDI-P.
Hingga akhirnya, Gibran diminta oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk mendampinginya maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Mendapat dukungan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo-Gibran sukses memenangkan Pilpres 2024 dan ditetapkan sebagai Presiden dan Wapres RI terpilih periode 2024-2029.
Meskipun, harus menjalani dahulu proses persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Prabowo-Gibran rencananya akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029 pada 20 Oktober 2024.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
AHY Ngaku Tak Ada Masalah usai Viral Dicueki Gibran: Jangan Mudah Terprovokasi |
![]() |
---|
Chat ke Pejabat Kemenhub Tak Dibalas, Politisi Adian Napitupulu Ngamuk, Sindir Bukan Minta Proyek |
![]() |
---|
4 Fakta Penugasan Khusus Prabowo ke Gibran, Wapres Berkantor di Papua? Lenis Kogoya: Seperti Jokowi |
![]() |
---|
Begini Reaksi PDI Perjuangan Soal Penghapusan Presidential Threshold oleh MK: Tunduk dan Patuh |
![]() |
---|
Jawaban Santai Bobby Nasution Dipecat PDIP, Sebut Dirinya Sudah Jadi Kader Gerindra: dari Kemarin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.