Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Politik

Megawati Tertawa Bahlil Sebut Raja Jawa, Ketum PDIP Sindir Ingin Ketemu Sosoknya: Mau Kenalan Dong

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri merespons pernyataan Bahlil Lahadalia yang menyebut Raja Jawa di momen Munas Golkar.

Dok. PDI Perjuangan
Momen Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato di HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024). 

TRIBUNJATIM.COM - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri merespons pernyataan Bahlil Lahadalia yang menyebut Raja Jawa di momen Munas Golkar.

Megawati mengaku tertawa saat sarapan.

Awalnya, Megawati bertanya kepada anak buahnya mengenai berita yang dimuat koran-koran di media massa.

Kemudian anak buah memberitahukan Megawati mengenai pernyataan Bahlil yang menyebut keberadaan Raja Jawa.

Megawati menyampaikan hal tersebut saatbpengumuman 169 Bakal Calon Kepala Daerah dari PDIP di kantor DPP PDIP Jakarta Pusat pada Kamis (22/8/2024).

"Ini Pak Bahlil ngomong. Terus saya ketawanya begini. Yih dia ngomong Raja Jawa? Maksud saya Yih-nya ini kayak begini. Kayak dia mengerti artinya Raja Jawa. Yih. Kan dia orang mana tuh?" tanya Megawati yang dijawab para hadirin bersahutan diiringi tawa dan tepuk tangan, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Kata Ketum PDIP Megawati Sebelum Yasonna Laoly Dicopot dari Menkumham oleh Presiden Jokowi

Presiden ke-5 RI itu tertawa saat sarapan. 

Ia mengaku ingin berkenalan dengan sosok Raja Jawa yang dimaksud Bahlil Lahadalia.

“Oh gitu. Makanya, saya kan langsung sambil sarapan ketawa. Ih bilang ada Raja Jawa,” tutur Megawati

Mega juga mempertanyakan pernyataan Bahlil bahwa sejak kapan terdapat sosok yang disebut Raja Jawa

"Makanya saya langsung sambil nahan ketawa. Yih bilang Raja Jawa. Terus aku mikir, ah aku mau kenalan juga dong sama Raja Jawa-nya. Sejak kapan ada Raja Jawa?" sambung Megawati disambut tepuk tangan dan riuh tawa para hadirin.

"Haha awas loh ya kalau nanti dipelintir-pelintir,” kata Megawati tertawa.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato usai memberikan dukungan kepada sejumlah bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung dalam Pilkada 2024 di Jakarta, Kamis (22/8/2024). PDI Perjuangan resmi memberikan dukungan kepada 169 bakal calon kepala daerah termasuk enam bakal calon gubernur untuk daerah Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bali, Papua Tengah dan Papua Selatan dalam Pilkada 2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato usai memberikan dukungan kepada sejumlah bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung dalam Pilkada 2024 di Jakarta, Kamis (22/8/2024). PDI Perjuangan resmi memberikan dukungan kepada 169 bakal calon kepala daerah termasuk enam bakal calon gubernur untuk daerah Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bali, Papua Tengah dan Papua Selatan dalam Pilkada 2024. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Respons juga muncul dari Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

Namun berbeda dari Megawati, Sultan enggan menanggapi saat ditanya soal Raja Jawa yang disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia.

Menurut Sultan, pidato tidak perlu ditanggapi karena dirinya mengaku tak mengetahui siapa sosok 'Raja Jawa' yang dimaksud oleh Bahlil.

"Masak seperti itu saya tanggapi, tidak usahlah. Saya juga tidak tahu yang dimaksud itu siapa kok," kata Sultan, Kamis (22/8/2024).

Diberitakan sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengingatkan seluruh kader partainya untuk berhati-hati dengan sosok yang disebutnya sebagai "Raja Jawa".

Hal itu disampaikannya, saat menyampaikan visi-misinya sebagai Calon Ketua Umum Partai Golkar tunggal, dalam acara Munas Partai Golkar IX pada Rabu (21/8/2024).

Awalnya ia mengatakan tidak memiliki kepentingan pribadi dan kepentingannya ke depan adalah membawa Golkar menjadi lebih baik lagi.

"Saya jujur aja, saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi. Kepentingan saya ke depan adalah Golkar harus lebih baik dari sekarang," kata dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada Rabu.

Baca juga: Cerita Megawati Bawa Bendera Merah Putih Asli Dijahit Fatmawati, Anggota Paskibraka HUT Ke-19 RI

Bahlil kemudian menekankan, Golkar akan terus mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Hal itu, kata dia, karena pasangan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih itu merupakan kelanjutan dari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Terkait hal itu, ia juga mengingatkan agar Partai Golkar berhati-hati dan jangan bermain-main dengan sosok "Raja Jawa".

Bahlil mengatakan jika Partai Golkar bermain-main dengan sosok "Raja Jawa" tersebut maka mereka akan celaka.

"Jadi kita harus lebih paten lagi. Soalnya 'Raja Jawa' ini kalau kita main-main celaka kita. Saya mau kasih tahu aja jangan coba-coba main-main dengan barang ini, waduh," kata dia.

"Ini ngeri-ngeri sedap barang ini saya kasih tahu. Udah waduh ini, dan sudah banyak, sudah lihat barang ini kan ya, tidak perlu saya ungkapkan lah," sambung Bahlil.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berpendapat, keberadaan "Raja Jawa" di Indonesia hanya ada pada zaman kerajaan dahulu. Bukan lagi di masa dewasa ini.

Hal itu sebagai respons Airlangga terkait istilah Raja Jawa  yang disampaikan Bahlil Lahadalia.

"Raja Jawa kan zaman kerajaan dulu, bukan zaman sekarang," kata Airlangga kepada wartawan di JI-Expo, Kamis (22/8/2024).

Saat ditanya terkait ketidakhadirannya di acara Munas Golkar kemarin, Airlangga enggan merespons. Namun dia memastikan bahwa akan menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar.

"Kalau ada perayaan HUT kita warga Golkar hadir," jelasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved