Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Sopir Bus Angkutan Jadi Korban Begal di Surabaya Sepulang Kerja, Motor Raib Ada Obat untuk Orangtua

Pria berinisial FN (31) yang bekerja sebagai sopir bus angkutan di Surabaya menjadi korban kebrutalan komplotan begal sepulang bekerja

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Tribun Medan
Ilustrasi begal, Sopir bus angkutan di Surabaya dibegal sepulang kerja 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pria berinisial FN (31) yang bekerja sebagai sopir bus angkutan di Surabaya menjadi korban kebrutalan komplotan begal sepulang bekerja, pada Jumat (23/8/2024) dini hari. 

Motor Honda Scoopy bernopol L-5690-ABY miliknya amblas dibawa kabur anggota komplotan begal berjumlah sekitar empat orang. 

Selain dirampas motornya, pria asal Keputih, Sukolilo, Surabaya itu, juga sempat dikeroyok hingga menderita beberapa luka ringan sobek pada jemari kaki beserta tangan. 

Ceritanya, Korban FN mengendarai motor sepulang bekerja sebagai sopir bus angkutan di Surabaya, untuk menuju ke rumah di kawasan Keputih, Sukolilo, Surabaya, pada Kamis (22/8/2024) malam. 

Untuk menuju ke jalanan rumahnya, korban sempat melintas kawasan hutan bambu, lalu berlanjut melintasi kawasan Taman Harmoni Keputih di Jalan Keputih Tegal Timur II Keputih, Sukolilo, Surabaya. 

Baca juga: Jalan Bengawan Solo Probolinggo Jadi Sasaran Begal Bercelurit, 3 Pelaku Kabur Usai Rampas Motor

Nah, beberapa meter setelah melewati pintu gerbang taman tersebut, di ruas jalan depannya, terdapat beberapa orang berusia remaja yang memarkirkan motor di kedua bahu jalan.

"Sepulang saya kerja saya belikan makan keluarga dan obat. Saya masuk hutbam itu sudah sepi, tapi arah setelah pintu masuk taman harmoni maju dikit ada segerombolan sepeda sisi kiri dan kanan," ujarnya saat dihubungi Tribunjatim.com, Rabu (28/8/2024). 

Sebelum melintasi keberadaan gerombolan tersebut, korban sekonyong-konyong disergap oleh mereka.

Baca juga: Kecelakaan di Ngawi, Bus Mira Tabrak Truk Tangki, Sopir Bus Diduga Terobos Lampu Merah, Warga Syok

Lalu, korban dituduh secara tiba-tiba merupakan bagian dari kelompok gangster lainnya. 

Belum sempat ba-bi-bu mengelak atau menjelaskan tuduhan tersebut, Korban FN langsung dikeroyok dan diseret hingga terjatuh dari motornya 

Karena perasaan syok dan takut, mendadak berkecamuk dalam benaknya. Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak, atau melakukan perlawanan. 

Apalagi saat ia tahu dan melihat langsung ternyata beberapa diantaranya remaja itu ada yang membawa senjata. 

Sekilas dari pengamatannya pada saat itu, senjata yang dibawa gerombolan tersebut meliputi senjata tajam parang panjang dan potongan pelat nomor kendaraan yang dimodifikasi menyerupai pisau. 

"Pas saya lewat langsung dihadang saya dikeroyok hingga terjatuh dikeroyok oleh 3 dan 4 orang lainnya membawa sepeda saya dan membawa parang sajam dan pinggiran pelat nomer," katanya. 

Para pelaku yang mengeroyok dan merampas motor Korban FN, diperkirakan berjumlah sekitar empat orang. Mereka berusia kisaran remaja. 

Kendaraan yang dipakai para pelaku jenis motor matik. Mereka juga tanpa mengenakan helm.

Korban FN juga tidak melihat adanya atribut kelompok dalam bentuk apapun yang mengidentikan sebagai sebuah kelompok gangster.

Namun ia tetap berkeyakinan bahwa para pelaku yang merampas motor dan mengeroyok dirinya adalah gangster karena mempersenjatai diri dengan senjata tajam. 

"Gak ada, tidak beratribut, tidak berhelm, tidak bermasker pakai baju biasa. Namun di TKP itu posisi gelap, hutan bambu (hutbam)," jelasnya. 

Akibat peristiwa nahas itu, motor Honda Scoopy milik Korban FN amblas 'digondol' oleh para pelaku. 

Padahal pada gantungan pengait barang di dekat dasbor motor itu, terdapat kantong kresek berisi makanan dan obat untuk orangtuanya yang sakit. 

"Saya dibilang gangter, padahal saya sendirian dan sepeda saya masih ada makanan dan obat yang saya beli karena posisi saya arah pulang," ungkapnya. 

Sehari setelah kejadian tersebut, Korban FN melapor ke markas kepolisian setempat. Ia berharap para pelaku dapat segera ditangkap agar tidak lagi ada korban lain setelah dirinya. 

"Motor saya beli Rp14 juta, kredit. Saya sudah lapor ke Polsek Sukolilo," pungkasnya. 

Sementara itu, TribunJatim.com berusaha menghubungi Kapolsek Sukolilo Polrestabes Surabaya Kompol I Made Patera Negara terkait penanganan hukum atas laporan tersebut. Namun, hingga berita ini rampung, Kompol I Made Patera belum merespon. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved