Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Politik

Pengakuan Anies Baswedan Bantah Playing Victim, Merasa Dijegal Maju Pilkada 2024: Kedaulatan Hilang

Dituduh playing victim usai gagal maju Pilkada 2024, Anies Baswedan angkat bicara. Anies Baswedan blak-blakan saat diwawancara Najwa Shihab.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Pengakuan Anies Baswedan Bantah Playing Victim, Merasa Dijegal Maju Pilkada 2024: Kedaulatan Hilang 

TRIBUNJATIM.COM - Dituduh playing victim usai gagal maju Pilkada 2024, Anies Baswedan angkat bicara.

Anies Baswedan blak-blakan saat diwawancara Najwa Shihab.

Anies Baswedan mengakui bahwa dirinya memang dijegal maju di Pilkada 2024.

Ia merasa jadi tak berkutik usai kalah di Pilpres 2024.

 


 
Anies Baswedan gagal maju di Pilgub Jakarta 2024 karena tak ada partai yang mengusungnya.

Pun di Pilgub Jabar 2024.

Sebenarnya saat di Pilkada Jakarta 2024, Anies Baswedan sudah mendapat tiket dari PKS dan NasDem.

Namun dua partai itu mendadak gabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil dan Suswono.

Ketika Pilkada Jabar 2024, Anies Baswedan disebut-sebut akan diusung PDIP berpasangan dengan Ono Surono.Tapi, kembali gagal.

Kini Anies Baswedan menarasikan semua itu sengaja dilakukan oleh penguasa.

"Saya tuh bukan gagal dapat tiket, saya gagal dapat boarding pass tapi tiketnya udah dapat," kata Anies Baswedan kepadaNajwa Shihab, melansir dari TribunBogor.

Baca juga: Anies Baswedan Sebut Ada Penyesalan Tidak Ikut Pilkada Jakarta 2024, Tak Dapat Serap Aspirasi Warga

Anies membantah dirinya sedang melakukan playing victim.

"Bukan playing victim, ini victim benaran. Ini cerita tentang bagaimana kedaulatan partai yang sedang mereka pakai terus kedaulatannya hilang," kata Anies Baswedan.

Segala hal yang dialaminya, kata Anies, merupakan kenyataan yang disaksikan rakyat Jakarta dan Indonesia.

"Kita lihat kenyataannya, partai sudah mengusulkan, partai sudah memproses, kemudian satu satu dalam proses tidak bisa melanjutkan," kata Anies Baswedan.

Mestinya kata Anies, dalam proses demokrasi semua figur diserahkan partai pada rakyat.

"Apa sulitnya menyerahkan pilihannya pada rakyat. serahkan aja pada rakyat, tapi tidak," kata Anies.

Perlu diketahui bahwa sejumlah wilayah diikuti oleh koalisi besar, bahkan di Jakarta nyaris melawan kotak kosong.

"Kenapa bisa berbahaya pada demokrasi kita ? kita menempatakan demokrasi itu sebagai sebuah media untuk mengelola perbedaan aspirasi secara damai, ketika perbedaan aspirasi itu muncul kemudian proses politik mencari titik temu, kalau tidak tercapai serahkan pada rakyat untuk menenentukan. Dalam pencalonan seperti itu, partai membawa aspirasi itu lalu menyerahkan pada rakyat untuk silahkan rakyat memilih," kata Anies Baswedan.

Baca juga: Anies Baswedan Ingin Bikin Partai Baru usai Gagal Maju di Pilgub Jakarta dan Jabar 2024

Kini, kata Anies, figur yang akan diusung justru sudah pilih.

"Yang sedang terjadi aspirasi dikenalkan sehingga yang ditawarkan pada rakyat yang kesepakatan, apapaun itu apa itu perintah, apa itu rundingan, disepakati dan tidak diserahkan pada rakyat. Ini bagaimana proses demokrasi itu dijaga untuk sehat, kalau tidak ada itu buat apa ada ada Pilkada, sepakati aja satu nama terus menerus, kotak kosong aja semuanya, kan jadi begitu kemudian," kata Anies Baswedan.

Sementara itu, Bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, Suswono mengungkap alasan partainya gagal maju di Pilkada Jakarta bersama Anies Baswedan.

Menurut dia, jika saat itu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dibacakan lebih awal, mungkin dirinya tidak akan berdampingan dengan calon Gubernur Ridwan Kamil.

Suswono mengatakan, pencalonan dirinya dengan Ridwan Kamil merupakan takdir.

Sebab jika pembacaan putusan MK dipercepat, maka partainya tentu akan mengusung calonnya sendiri.

Menurut Suswono, PKS memutuskan gabung di KIM plus karena melihat Nasdem menarik dukungannya dari Anies Baswedan.

"Kita sebetulnya sudah senang ya karena waktu itu Nasdem sudah jelas-jelas mendukung Pakis dan wakilnya bukan dari NasDem, kan berarti PKS punya peluang," kata Suswono dikutip dari Youtube Najwa Shihab, Senin (2/9/2024).

Bahkan saat itu PKS sudah mendeklarasikan 'Aman' yaitu, Anies - Sohibul Iman.

"Sebetulnya kalau saja ya waktu itu MK tanggal 1 kan sudah menentukan," kata dia.

Suswono mengatakan, sebenarnya pada tanggal 1 Agustus MK sudah memutuskan soal ambang batas (treshold) pencalonan kepala daerah.

Namun ternyata hasil putusan itu baru dibacakan jelang akhir bulan Agustus 2024.

"Nah ternyata kan baru dibacakan tanggal 20 kan sehari setelah deklarasi," jelasnya.

Baca juga: Reaksi Anies Baswedan usai Ditinggal PKS, PKB dan Nasdem yang Kini Balik Arah Dukung Ridwan Kamil

Menurutnya, hal inilah yang sudah menjadi takdir bahwa dirinya harus berpasangan dengan Ridwan Kamil.

"Akhirnya karena ya kita tidak bisa bersama Anies waktu itu, ya kemudian ada peluang ini dan kemudian Ketua Majelis Suro bertemu dengan Pak Prabowo, ternyata ketika disodorkan nama saya langsung beliau menyambut," kata Suswono lagi.

Apalagi menurut dia, partai-partai di KIM juga menyambut positif dirinya, termasuk PSI.

"Kebetulan Nama saya tidak asinglah dengan teman-teman, karena saya pernah di DPR, saya juga pernah jadi menteri. Artinya Alhamdulillah disambut dengan satu hal yang saya kira juga saya juga surprise," jelasnya.

Ia menambahkan, kalau saja putusan MK itu dibacakan lebih awal, tentu partainya bisa mengusung calon sendiri.

"Kalau misalnya waktu itu tanggal 2 atau tanggal 3 dibacakan, ya kan berarti PKS sudah bisa maju sendiri," jelas dia.

Menanggapi hal itu, Ridwan Kamil juga mengaku berharap kalau putusan MK itu bisa dibacakan lebih awal.

"Kita berharap tadinya kalau bisa lebih, awal tapi memang takdirnya begitu kalau lebih awal mungkin saya enggak berjodoh juga sama Pak suswono. Kan jadi kita terima aja ini garis tangannya," tutur Ridwan Kamil lagi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved