Berita Ponorogo
Kebakaran Hutan di Ponorogo Meluas, Warga Panik Api Merembet Dekati Pemukiman
Kebakaran hutan kembali melanda Ponorogo. Kali ini hutan rakyat dan hutan milik perhutani di bukit Tumpak Gerih , Desa Menggare, Kecamatan Slahung, Ka
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.CON, PONOROGO- Kebakaran hutan kembali melanda Ponorogo. Kali ini hutan rakyat dan hutan milik perhutani di bukit Tumpak Gerih, Desa Menggare, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.
Warga Dusun Krajan, Desa Menggare, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo panik karena api merembet. Yang semula dari atas bukit Tumpak Gerih meluas turun mendekati pemukiman.
Agar tidak semakin mendekat, secara sukarela warga berusaha memadamkan api agar tak merembet ke rumah mereka.
Selain warga dan perangkat desa setempat. Juga ada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI dan polisi juga berusaha memadamkan api.
Lokasi kebakaran berada di lereng bukit. Lantaran itu mereka terpaksa memadamkan api dengan menggunakan cara manual. Adalah menggunakan ranting pohon.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Ponorogo Dekati Pemukiman, Warga Bersiaga di Sekitar Rumah hingga Rela Tak Tidur
“Ya bisanya memang manual, jauh dari sumbet air,” ungkap Kepala Desa Menggare, Setyo Budi Utomo, Minggu (8/9/2024) pagi.
Dia mengaku bahwa yang terbakar ini sebagian hutan rakyat, sebagian hutan milik Perhutani. Untuk luasannya dia belum mengetahui angka pasti.
Budi—sapaan akrab—Setyo Budi Utomo mengakuntitik api muncul dari atas bukit. Lambat laun, api semakin meluas karena membakar seresah daun kering.
Ditambah musim kemarau dengan angin kencang membuat api semakin meluas hingga ke bawah bukit.
"Titik api muncul sejak siang hari. Kemudian merembet ke bawah dekat dengan pemukiman saat malam hari," tambah Budi.
Baca juga: Debit Air Waduk Bendo Menyusut Imbas Kemarau, Pemkab Ponorogo Pastikan Tak Berdampak Pada Pertanian
Untuk yang terbakar, jelas dia. merupakan hutan milik perhutani dengan tanaman pohon pinus. Sedangkan hutan milik rakyat, ditanami singkong dan kacang yang sudah dipanen sebelumnya.
"Untuk penyebab kita tidak bisa spekulasi. Karena tidak tahu pasti ya. Yang jelas api muncul dari atas gunung, terus merembet ke bawah," papar Budi.
Setelah dirasa dekat dengan pemukiman, akhirnya petugas BPBD dan Damkar kemudian memutus jalur api dengan menyemprot air. Sedangkan sisanya dipadamkan dengan manual
Baca juga: Kebakaran Hebat Pabrik Triplek di Ponorogo, Api Padam Setelah 14 Jam, Damkar Hadapi Beragam Kendala
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.