Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jualan Gatot 37 Tahun, Sugimin dan Tini Bisa Kuliahkan Anak karena Punya Sawah hingga Ternak: Berat

Inilah sosok Sugimin (54) dan Tini (47), pasutri penjual gatot asal Sragen yang bisa kuliahkan tiga anaknya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunSolo/Septiana Ayu Lestari
Jualan Gatot 37 Tahun, Sugimin dan Tini Bisa Kuliahkan Anak karena Punya Sawah hingga Ternak: Berat 

"Sugimin ini cenderung kreatif, karena dari sisi usia lebih muda," katanya seperti dilansir dari TribunSolo.com, Rabu (11/9/2024).

Lanjutnya, rasa gatot buatan Sugimin juga tidak kalah enak.

"Soal gatot lebih lentur, karena memang prosesnya semuanya manual, sehingga bisa memaksimalkan kualitas," jelasnya.

Sugiyono yang juga merupakan warga Desa Jambeyan mengetahui bahwa Sugimin sudah lama memproduksi gatot dan kerupuk trowolo.

"Seingat saya sudah generasi kedua Sugimin membuat UMKM gatot dan trowolo ini," singkatnya.

Menurut Sugiyono, kehadiran kerupuk trowolo di acara hajatan yang digelar di Kabupaten Sragen ini sudah seperti sebuah tradisi.

Pasalnya, dulu belum banyak varian kerupuk seperti saat ini.

Karena sudah banyaknya varian kerupuk, beberapa pemilik hajatan kini sudah tidak lagi memakai trowolo.

Bahkan ada sebagian warga Sragen yang menggelar hajatan hanya memberikan roti sebagai bingkisan, karena lebih praktis dan ringkas.

Baca juga: Rela Keliling Jualan Kerupuk sebelum Ngajar, Guru Honorer Pilu Gajinya Tak Mampu Sekolahkan Anak

Sugiyono menambahkan, meski termasuk makanan zaman dulu alias jadul, kerupuk trowolo dan gatot masih eksis hingga sekarang.

Bahkan, gatot masih digemari oleh anak-anak muda, yang hobi nongkrong di warung.

"Kalau ketinggalan zaman menurut saya tidak, karena menurut saya lebih mengedepankan keontetikan."

"Kalau dibilang ketinggalan zaman pasti sudah gulung tidak dari dulu."

"Toh kenyataannya masih eksis walaupun di tengah kreativitas sedemikian rupa menghadirkan aneka cemilan," terangnya.

"Kalau gatot sekarang mungkin konsumsinya tidak seperti dulu, karena memang dari sisi gempuran makanan olahan yang sedemikian rupa,"

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved