Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dari Jambi ke Lombok Naik Motor Supra, Diki Nangis Disambut Warga, Tak Menyesal 2 Bulan di Jalanan

Diki, pemuda asal Jambi tak menyangka bisa tiba di Lombok dengan menggunakan sepeda motor Supra X 125 CC.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
via Tribun Jambi
Diki, pemuda Jambi naik motor ke Lombok. Dia menghabiskan waktu dua bulan di perjalanannya. 

Melansir dari Kompas.com, Norlichan lahir dari pernikahan ibunya yang berasal dari Indonesia dan ayahnya yang berdarah Serikin, Malaysia. 

Pernikahan ini membawanya untuk tinggal di Malaysia. 

Namun, keputusan untuk tetap bersekolah di Indonesia membuatnya harus melintasi perbatasan setiap hari. 

"Dari SD (mulai melintas). Jadi SD, SMP, SMA tuh melintas terus. (Pas SD) dianter sama mama," ucap Norlichan, Sabtu (17/8/2024).

Baca juga: Maling Rokok Rp7,5 Juta di Lombok Keciduk Polisi Gara-gara Baju Ketinggalan, Apes Lupa Pakai Lagi

Keputusan untuk sekolah dengan melintasi perbatasan setiap hari ini bermula dari dilema sang ibu mengenai akses pendidikan. 

"Lalu mama mikir-mikir lagi, mending sekolah di Indonesia saja, lebih senang (mudah) surat-menyuratnya (administrasinya) kan," ungkap Norlichan.

Semenjak itu, Norlichan menikmati perjalanan lintas negara melalui perbatasan Jagoi Babang-Serikin yang sudah dianggapnya sebagai sahabat. 

Hal itu terlihat dari bagaimana dirinya yang tak keberatan harus bangun tidur lebih awal setiap harinya. 

"Bangunnya kisaran 05.00-05.20 WIB. Itu saya dapat bersiap-siap dari seragam saya, buku-buku saya, terus belum lagi sarapan pagi lah kadang-kadang," tutur Norlichan 

Setelah memastikan semua sudah siap dan rapi, Norlichan lantas berangkat ke arah titik nol Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang yang berjarak sekitar 10 menit dari rumahnya. 

"Sekolahnya kalau dari Serikin ke SMA tuh, kan masuk sekolah pukul 07.00 WIB. Kalau mau berkisar di pukul 06.30 WIB," tutur Norlichan.

Ia pun kini sudah diperbolehkan mengendarai motor dari rumahnya ke sekolah dengan jarak 30 menit. 

"Dulu kan dianter mama, baru mulai bawa motor sendiri sekitar kelas delapan," terang Norlichan. 

Lebih lanjut, Norlichan menyebut kehadiran PLBN ini membuat mobilisasinya menuju sekolah menjadi lebih aman dan nyaman. 

"Dulu di sini kan belum ada PLBN, jadi ini (pos) belum jadi juga. Ini sudah semak-semak kayak gitu lah, dulu jalan juga enggak kayak gini, banyak batu-batuan," jelas Norlichan. 

"Jadi semenjak tahun 2022 (PLBN) sudah jadi ini kan, jadinya kayak gini (semakin) bagusnya," tambahnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved