Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Curiga Tak Bisa Dihubungi Teman, Wanita ini Ditemukan Meninggal Terikat di dalam Lemari

Wanita asal Subang, Jawa Barat bernama Resti Widia (30) itu ditemukan dalam keadaan sudah membusuk pada Rabu (25/9/2024).

Editor: Torik Aqua
Kolase Kompas TV dan tangkapan layar
Penemuan jenazah wanita bernama, Resti Widia di dalam lemari membuat geger warga Subang, Jawa Barat 

TRIBUNJATIM.COM, JAMBI Seorang wanita ditemukan meninggal dalam kondisi terikat di kamar kosnya, Kota Jambi, Provinsi Jambi.

Wanita asal Subang, Jawa Barat bernama Resti Widia (30) itu ditemukan dalam keadaan sudah membusuk pada Rabu (25/9/2024).

Penemuan jenazah itu bermula saat temannya curiga ponsel korban tak bisa dihubungi alias nonaktif.

Namun saat membuka pintu, teman korban kaget.

Baca juga: Pilu Pria di India Bawa Pulang Jenazah Ayah Menaiki Motor, Bonceng Tiga Dijepit di Tengah

Kecurigaan teman Resti muncul saat melihat dari jauh pintu dalam posisi tertutup.

Kecurigaan itu bertambah kuat, saat dia tiba di depan kamar dan melihat ada bekas congkelan di pintu. 

Dia mencoba membuka pintu dan terus mencoba.

Saat pintu bisa terbuka, dia sontak terkejut melihat tubuh Resti telah berada di dalam lemari dalam kondisi meninggal dunia.

Warga kemudian berbondong-bondong memadati sekitar lokasi rumah indekos tersebut untuk melihat mayat dalam lemari.

Tubuh Resti Widi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam lemari tingkat empat.

Posisinya di tumpukan baju bagian paling bawah dalam kondisi tangan terikat di belakang.

Warga sekitar dan penghuni indekos menuturkan kepada Tribun Jambi, mayat perempuan itu ditemukan sekira pukul 18.30 WIB.

Keberadaan Resti terakhir kali dilihat oleh penghuni indekos lain pada Selasa, 24 September 2024, tiga hari lalu.

Setelah itu, mereka tidak mengetahui keberadaannya.

"Dapat info, habis magrib, orang ada bilang terakhir hari Selaso," ujar seorang warga.

Warga menuturkan kecurigaan itu muncul karena pintu kamar Resti terkunci sejak beberapa hari.

Akhirnya, mereka membuka pintu kamar.

Begitu kamar terbuka, tercium bau busuk. 

Mereka lalu memeriksa dalam ruangan, dan menemukan mayat dalam lemari pakaian.

Mereka kemudian melapor ke polisi.

Jenazah itu kemudian dievakuasi pihak kepolisian, dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jambi untuk divisum dan tindak lanjut dari dokter untuk penyelidikan. 

Penjelasan polisi

Kapolsek Jambi Selatan, AKP Suwondo, mengatakan saat ditemukan tubuh korban dalam kondisi tangan diikat di belakang.  

"Kondisi tangan terikat ke belakang," ujarnya.

Suwondo mengatakan korban merupakan seorang perantau yang sudah menetap di Jambi, tercatat sebagai warga Jelutung, Kota Jambi.

"Identitas korban Resti Widi (30), asli Subang, Jawa Barat," ujarnya.

Polisi masih melakukan penyelidikan, karena perempuan malang tersebut diduga kuat menjadi korban pembunuhan.

"Perempuan yang ditemukan dalam lemari itu diduga korban pembunuhan," katanya.

"Ini masih penyelidikan," lanjut Suwondo. 

Terpisah, Plh Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Jambi, Amin Nasution saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa perempuan ditemukan dalam kondisi meninggal di dalam lemari dan diduga dibunuh.

"Saat ini masih dalam penyelidikan dan kita akan sampaikan lagi perkembangannya," tuturnya. 

Korban Hendak Balik Hampung

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jambi, Muhamad Aulia Nasution, menjelaskan, awal mula tubuh Resti Widia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

"Jadi teman-teman korban sempat mencari tahu keberadaan korban dengan cara berkomunikasi lewat HP. Namun, karena HP korban tidak aktif, teman korban pun merasa ada yang aneh sehingga mencari tahu sampai ke kos korban," jelasnya, Kamis (26/9).

Menurut keterangan temannya, kata Aulia, Resti sempat komunikasi hendak balik kampung halaman.

Tapi saat teman korban hendak komunikasi lagi, ponsel sudah tidak pernah aktif lagi.

"Dari keterangan teman korban, (Resti) sempat mau balik kampung halaman. Namun nahas, korban malah ditemukan meninggal mengenaskan dalam lemari yang saat ini masih dalam penyelidikan," kata Aulia. (fan)

Sementara itu, kasus penemuan mayat juga pernah terjadi di Subang, Jawa Barat.

Seorang remaja ditemukan meninggal di sebuah selokan.

Ternyata remaja itu berinisial RA (15) yang sempat tak kunjung pulang setelah pergi dari rumah.

Hingga akhirnya warga di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat menemukan RA dalam kondisi tak bernyawa, Sabtu (21/9/2024) pagi.

Penemuan mayat itu tentu saja menggegerkan warga kampung.

RA dilaporkan hilang sejak Jumat (20/9/2024).

Baca juga: Remaja Kediri yang Hilang di Pantai Dlodo Tulungagung Ditemukan di Pantai Genjor Trenggalek

Kapolsek Cisalak, Iptu Endang Pirtana, mengatakan RA keluar rumah pada Jumat malam dan tak kunjung pulang.

Jasad yang berada di selokan ditemukan pertama kali oleh ketua RT setempat, Surya (52) dan warga bernama Satrio (29).

“Berdasarkan keterangan Ibu remaja malang tersebut, RA terakhir terlihat keluar rumah pada Jumat malam sekitar pukul 19.30 WIB, mengendarai sepeda motor."

"Namun pihak keluarga tidak mengetahui mau pergi kemana, kirain mau beli makanan," jelasnya, Minggu (22/9/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Sejumlah teman korban telah diperiksa untuk mengungkap penyebab kematiannya.

Teman korban menjelaskan RA sempat mengkonsumsi mi dicampur bunga kecubung.

Setelah memakan mi dicampur bunga kecubung RA mengalami mabuk berat.

"Dalam kondisi tersebut, RA diantarkan pulang oleh temannya dengan menggunakan motor berboncengan tiga orang. Namun, saat perjalanan, RA jatuh ke dalam selokan di Kampung Sangkali."

"Saat itu temannya sempat berusaha mengangkat RA ke tepi selokan, tetapi RA menolak dan kembali terjatuh," lanjutnya.

RA ditinggalkan di dalam selokan lantaran teman-temannya panik.

"Ada mobil lewat dan mereka akhirnya langsung pergi lari karena panik. RA akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa oleh warga setempat," tuturnya.

Jasad kemudian dievakuasi ke Puskesmas terdekat dan diperiksa tim medis hingga Inafis Polres Subang.

Penyidik tak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad RA.

"Adapun luka goresan yang ditemukan di tangan diduga akibat korban terbentur saat jatuh ke selokan. Sementara luka di bagian telinga disebabkan oleh gigitan hewan air," tandasnya.

Dugaan sementara, RA tewas tenggelam di dalam air usai ditemukan busa di mulutnya.

"Usai dilakukan pemeriksaan medis, Korban RA remaja malang tersebut langsung dibawa ke rumah duka untuk di makamkan oleh pihak keluarga di pemakaman setempat," katanya.

Sementara itu, kasus kecubung lainnya juga pernah terjadi di Kalimantan Selatan.

Kondisi puluhan warga yang mabuk kecubung di Banjar, Kalimantan Selatan.

Sudah sepekan berlalu warga Sambang Lihum, Banjar, Kalimantan Selatan yang mabuk kecubung hingga kini masih banyak yang belum membaik selama menjalani pengobatan.

Bahkan kondisi kejiwaan pasien juga belum membaik.

Di antara mereka ada yang harus sampai diikat di tempat tidur Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum lantaran mengamuk.

Baca juga: 5 Fakta Fenomena Mabuk Kecubung, Ada Korban yang Tak Bisa Bicara hingga Merayap seperti Buaya

Dikutip TribunBalangan, di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, Senin, seorang pasien yang tampak linglung terbaring di brankar.

Pria asal Banjarmasin berusia 43 tahun ini telah diberi obat penenang oleh dokter.

Agar tidak aktif bergerak, tangannya diikat di ranjang.

Di dekatnya juga ada seorang pasien yang mengalami hal yang sama.

Mereka adalah pasien baru yang diduga mengonsumsi pil kecubung.

“Mereka baru masuk dari Banjarmasin. Satu kemarin, satunya pagi. Kondisinya masih gelisah sehingga diberikan suntik penenang,” jelas Psikiater Konsultan Adiksi dr Firdaus Yamani, Senin (15/7/2024).

Berdasarkan data dari Kasi Humas dan Informasi RSJ Sambang Lihum Budi Harmanto, total ada 50 pasien yang diduga kena pil kecubung dirujuk ke rumah sakit ini.

Di mana 35 pasien rawat inap dan dua orang meninggal, sementara sembilan orang rawat jalan dan empat orang telah dinyatakan sembuh.

“Dari 50 orang itu, sembilan orang rawat jalan, empat telah keluar dan dua orang meninggal. Adapun yang dirawat inap ada 35 pasien, termasuk dua yang baru masuk, “ jelas Budi.

Sebelumnya puluhan warga Banjar berubah menjadi zombie usai mengalami mabuk kecubung.

Video-video warga mabuk kecubung itu kemudian viral di media sosial.

Terlihat korban mabuk kecubung ada yang merayap di pinggir jalan raya hingga berenang di parit.

Tampak perilaku korban kecubung seperti zombie lantaran memiliki tatapan kosong, berperilaku aneh, hingga mulut berbusa.

Sebanyak 44 warga dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum lantaran mabuk kecubung.

Kepala Seksi (Kasi) Humas RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto mengatakan, hingga Kamis (11/7/2024) siang, ada 44 orang yang mendapatkan penanganan.

Dua orang di antaranya meninggal dunia.

“Dari 44 orang itu, tujuh pasien menjalani rawat jalan,” katanya.

Harmanto menjelaskan, penanganan terhadap pecandu kecubung bervariasi, tergantung tingkat keparahannya.

Direktur RSJ Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy Noora mengatakan, saat ini pihaknya fokus pada penanganan intoksikasi pasien.

Selain itu, Sambang Lihum juga intens berkoordinasi dengan kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalsel untuk menanggulangi akar masalahnya.

“Kami berharap aparat berwajib bisa membatasi pengedaran kecubung ini,” ujarnya.

“Dari 44 orang itu, tujuh pasien menjalani rawat jalan,” katanya.

Harmanto menjelaskan, penanganan terhadap pecandu kecubung bervariasi, tergantung tingkat keparahannya.

Yuddy mengatakan, saat ini pihaknya fokus pada penanganan intoksikasi pasien.

Sementara itu belum diketahui apa penyebab para warga Banjar ramai-ramai mengkonsumsi kecubung hingga mabuk.

Selain itu, Sambang Lihum juga intens berkoordinasi dengan kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalsel untuk menanggulangi akar masalahnya.

“Kami berharap aparat berwajib bisa membatasi pengedaran kecubung ini,” ujarnya.

Ketua Tim Rehabilitasi BNN Kota Banjarmasin, Eka Fitriana mengatakan, kecubung belum masuk dalam golongan narkotika.

Meski demikian, dijelaskannya, kecubung mengandung opioid yang bisa menimbulkan halusinasi.

Ia pun meminta masyarakat agar jangan coba-coba mengkonsumsi kecubung, karena dapat membuat kecanduan.

Sebelumnya, Kepala BNN Provinsi Kalsel, Brigjen Pol Wisnu Andayana juga mengakui bahwa kecubung belum diatur dalam undang-undang narkotika.

Inilah yang membuat fenomena kecubung seperti dilema.

Kecubung termasuk dalam golongan zat psikoaktif baru atau new psychoactive substance (NPS).

“Tapi di satu sisi, akibat penggunaan kecubung ini mengandung alkohol yang merupakan senyawa alkohol bisa membuat orang dapat kehilangan kesadaran,” katanya, Selasa (9/7/2024).

Kendati belum diatur dalam UU Narkotika, Wisnu mengimbau warga untuk melaporkan korban atau pecandu pengguna kecubung ke BNN Kalsel.

“Mereka bisa mendapat perawatan medis seperti rehab jalan atau inap. Sementara bagi pengedar kecubung saat ini belum ada pasal pidananya dari UU yang sekarang,” ujarnya.

“Diimbau seluruh masyarakat untuk menjauhi bahaya narkotika dan psikotropika,” pesan Wisnu.

Ditresnarkoba Polda Kalsel telah menerima hasil uji laboratorium kriminalistik sampel tanaman kecubung. “Dari sampel yang dikirim ke Surabaya diketahui positif mengandung bahan atropin dan scopolamine,” kata Dirresnarkoba Kombes Pol Kelana Jaya dalam jumpa pers, Senin (15/7).

Dia pun menyampaikan pihaknya telah memeriksa sejumlah orang yang diduga mabuk kecubung.

“Jadi dua orang yang sempat viral itu kami mintai keterangan. Mereka mengaku mengonsumsi pil putih tanpa merek meski dari pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ)  Sambang Lihum menyatakan ada beberapa pasien yang mengonsumsi kecubung dicampur dengan bahan lain, termasuk alkohol,” katanya.

Mengenai pil tersebut, Kelana menyatakan pihaknya akan melakukan penindakan.

“Bahkan kami sudah melakukan penindakan di tingkat Polres dan Polresta. Sudah ada beberapa orang yang diamankan,” katanya didampingi Kabid Humas Kombes Pol Adam Erwindi dan Kabid Dokkes Kombes Pol dr Muhammad El Yandiko.

Mengenai kecubung, Kelana menyampaikan pihaknya hanya bisa mengkoordinasikan dengan pihak terkait.

“Kecubung belum masuk UU Narkotika. Makanya kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” katanya.

Sedang Kabid Dokkes Kombes Pol dr Muhammad El Yandiko menerangkan kecubung memang mengandung bahan atropin, scopolamine, bahkan hyoscyamine.

“Ini memang menjadi khasnya tanaman kecubung, yang secara alami mengandung alkaloid dan memberikan efek anastesi hingga halusinasi yang sangat kuat. Pengguna akan sulit membedakan antara realita dan halusinasi yang sedang dialami dan bisa berdampak fatal hingga kematian,” terangnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved