Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Santri Digunduli Istri Pimpinan Ponpes, Teriak Kepanasan Disiram Air Cabai, Pelaku Ditangkap

Tak hanya disiram air cabai sampai kepanasan, santri tersebut juga digunduli istri pimpinan ponpes.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram
Santri digunduli dan kesakitan disiram air cabai oleh istri pimpinan ponpes 

Menurutnya, RSKK sebenarnya hendak melakukan operasi kepada korban.

Namun RSKK menunggu kondisi korban stabil untuk melakukan operasi.

"Rumah sakit belum berani melakukan operasi kalau kondisi korban masih drop. Tapi, sebelum dilakukan operasi, keponakan saya meninggal dunia," katanya.

Iqwal mengatakan, selama ini korban tinggal bersama neneknya.

Ayah dan ibu korban sudah bercerai.

Ibu korban kerja di Taiwan, sedang ayah kandungnya kerja di Malaysia.

Korban berada mulai belajar di pondok sejak kelas 3 SD sampai sekarang kelas 8 MTs.

"Sejak kelas 3 SD, keponakan saya sekolah dan mondok di sana. Sekarang keponakan saya kelas 2 MTs."

"Keponakan saya tidurnya juga di asrama pondok," tutur Iqwal.

Nenek MKA, Suparti mengatakan, setelah peristiwa yang menimpa cucunya terjadi, banyak orang memberi saran agar keluarga menuntut ke pelaku. 

"Tapi saya terima apa adanya. Karena (cucu saya) ditakdirkan begitu, saya terima apa adanya," ujar Suparti. 

Nenek korban dan paman korban menunjukkan foto korban (kanan) di layar ponsel di Blitar, Jumat (27/9/2024). 
Nenek dan paman korban menunjukkan foto korban (kanan) di layar ponsel di Blitar, Jumat (27/9/2024).  (TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI)

Kini nasib ustaz yang melempar kayu berpaku tersebut jadi sorotan.

Plt Kasi Pendidikan Madrasah (Penma) Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, M Syaikhul Munib mengatakan, sudah berkomunikasi dengan pengurus pondok terkait kasus ini.

"Memang kejadiannya di waktu pagi hari menjelang kegiatan sambangan (orang tua di pondok). Ini kejadian tidak di madrasah, tapi di lokasi pondok," kata Munib, panggilan M Syaikul Munib, Jumat (27/9/2024). 

Menurutnya, berdasarkan penjelasan pengurus, waktu itu para santri sedang antre untuk segera melaksanakan salat dhuha di pagi hari.

"Biasa, waktu itu, anak-anak ada yang sedang bermain. Lalu, ada salah satu pengasuh yang mungkin sudah mengingatkan (para santri) berkali-kali dan mungkin tidak diindahkan, lalu melempar potongan kayu."

"Tidak menduga (potongan kayu) mengenai seorang santri," ujarnya.

Dikatakannya, di belakang kayu ada paku dan mengenai kepala salah satu santri. 

"Sebetulnya, sudah ada tindakan cepat (dari pengasuh), santri itu dibawa ke rumah sakit. Namun kondisinya mungkin sudah kritis, dua hari sempat dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia," katanya.

"Yang jelas (kejadian) ini sebuah musibah, tidak ada unsur kesengajaan dan ini sudah kami komunikasikan dengan pihak lembaga dan pihak lembaga kooperatif siap untuk melakukan perbaikan sistem di internal mereka," lanjutnya. 

Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, kata Munib, merasa prihatin dan ikut berbelasungkawa kepada korban. 

Selain itu, Kemenag juga menegaskan kekerasan dalam lembaga pendidikan, apapun bentuknya tidak selayaknya dilakukan.

"Kami berharap kejadian ini yang terakhir, jangan sampai terulang lagi, baik di lembaga yang sama maupun di lembaga lain. Kemenag berkomitmen untuk mendukung lembaga pendidikan yang ramah terhadap anak," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved