Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

40 Siswi Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru SMA, 1 Jam Dikunci di Kantor, Kepsek Tak Pecat Pelaku

Kasus ini terungkap dari NS, salah satu korban yang menyebut jika sudah tiga kali menjadi korban pelecehan oleh guru BK tersebut.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNBANYUMAS.COM/INDRA DWI PURNOMO - KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT
Ilustrasi 40 siswi SMA dilecehkan guru BK di Pekalongan, Jateng 

Modusnya sama, yaitu terkait kesehatan sekolah, pencegahan kenakalan remaja, dan seks bebas.

"Kalau manggil anak-anak ke ruangan itu, dalam keadaan kantor BK sepi. Ditanyain terkait kenakalan remaja, dan ketika ditanyai hanya saya dan guru tersebut. Lalu, pintu kantor dikunci."

"Di ruangan tersebut sekitar satu jam, ditanyain pernah ciuman, ukuran bra, nonton video porno, pernah melakukan masturbasi sendirian, intinya guru tersebut menanyai pribadinya," ucapnya, melansir Tribun Banyumas.

Jika tidak menurutinya, mengancam akan menyebarkan informasi tersebut ke guru-guru yang lain.

"Saya takut dan hanya menangis, dan ucapan tersebut ke dirinya sudah dilakukan sejak saya kelas 10 hingga kelas 11," katanya.

NR menceritakan, kalau semua korban tadi dipanggil oleh kepala sekolah di ruangannya dan guru tersebut dihadirkan.

Semua korban mengatakan sudah pernah semua mengalami kejadian tersebut.

Akan tetapi NR menyayangkan, guru tersebut hanya dikenai SP 1 oleh pihak sekolah.

"Di hadapan kepsek, guru tersebut mengakuinya, dan yang kami sayangkan guru tersebut hanya dikenai SP 1, tidak dikeluarkan dari sekolah. Jadi para korban seolah-olah merasakan tidak dibela oleh sekolah," imbuhnya.

"Bahkan postingan di WhatsApp yang diposting para temen-temen di sekolah yang foto 'Stop Sexual Harrasment' disuruh dihapus oleh kepsek dan guru tersebut.

"Jadi, semua teman-teman yang memposting tersebut disuruh menghapus," tambahnya.

Baca juga: Bermodal Air Minum dan Asap, Guru Ngaji Rudapaksa 8 Muridnya, Korban Tak Sadar Sudah Tanpa Busana

Paman salah satu korban diduga pelecehan seksual, Suhel (27) mengatakan bahwa ia pertama kali mendengar adanya dugaan pelecehan verbal dari beberapa siswi.

Namun ketika mengetahui bahwa keponakannya juga menjadi korban, ia merasa tidak bisa tinggal diam.

"Saya secara keluarga tidak terima jika keponakan saya dilecehkan verbal seperti itu," katanya.

Suhel menegaskan, bahwa seminggu sebelumnya, ia telah mengkonfirmasi dan melaporkan kasus ini kepada kepala sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved