40 Siswi Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru SMA, 1 Jam Dikunci di Kantor, Kepsek Tak Pecat Pelaku
Kasus ini terungkap dari NS, salah satu korban yang menyebut jika sudah tiga kali menjadi korban pelecehan oleh guru BK tersebut.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
"Sudah seminggu sejak laporan pertama kali disampaikan, namun sekolah belum bertindak apa-apa," ucapnya.
Menurut laporan yang disampaikan, guru BK tersebut diduga melakukan pelecehan melalui sesi wawancara di ruang BK dengan pertanyaan-pertanyaan yang melecehkan.
"Tidak hanya itu, beberapa siswi mengaku bahwa mereka juga mendapatkan pesan bernada pelecehan melalui aplikasi pesan dari guru tersebut."
"Saya juga kecewa, saat pertemuan tadi kepsek hanya memberikan Surat Peringatan (SP) 1 oleh guru tersebut, dan itu pun baru diberikan hari ini," ujarnya.
Suhel mengungkapkan, dari pertemuan tadi, kepsek mengaku jika kasus ini nantinya keluar ke media, nama baik sekolah bisa jelek.
Ia juga siap mendampingi dan akan membawa pengacara untuk mengawal kasus yang menimpa keponakannya.
"SP 1 menurut saya kurang, kalau mau bilang, nanti nama baik sekolah jelek jika kasus ini keluar."
"Apabila guru tersebut masih berada di SMAN 3, nama sekolahnya akan jelek," ungkapnya.

Sementara itu, Kepsek SMAN 3 Kota Pekalongan, Yulianto Nurul Furqon mengatakan, pihak sekolah telah memanggil guru BK yang bersangkutan dan memberikan surat peringatan 1 (SP 1).
Tidak hanya itu, pihaknya juga membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Memang guru tersebut menanyai pertanyaan ke siswi, memang menjurus ke sana."
Lalu, tujuan pemanggilan para siswi tadi hanya untuk menciptakan kenyamanan di lingkungan sekolah, guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan."
"Namun jika ada keluhan dari siswi, kami akan menindaklanjutinya lebih serius," kata Yulianto.
Yulianto juga menyebut bahwa dirinya baru menjabat sebagai kepala sekolah selama satu tahun dan tidak mengetahui kejadian-kejadian sebelumnya.
"Saya tidak tahu, kalau kasus ini sudah bertahun-tahun, karena baru menjabat kepsek satu tahun yang lalu," imbuhnya.
Saat disinggung terkait apakah pihak sekolah meminta seluruh para siswa yang memposting foto 'Stop Sexual Harrasment' di akun medsos anak untuk dihapus, Yulianto membenarkan.
"Saya sudah sampaikan ke anak-anak, sebelum up ke medsos, bisa selesaikan secara internal."
"Dan baik-baik antara orang tua, dan sekolah," tambahnya.
Adhi Jalan Kaki 210 Km ke Kantor Gubernur karena Tak Terima Kena PHK, Pertamina: Tak Terkait |
![]() |
---|
2 Bulan Mbah Noto Dkk Bikin Uang Palsu Rp400 Juta, Mau Disebar ke Pasar hingga Toko |
![]() |
---|
Ambulans Kibarkan Bendera One Piece di Depan Kantor Bupati Pati: Kemerdekaan Belum Menyentuh Rakyat |
![]() |
---|
Keluarga Gamma Kecewa Dibohongi Polda karena Robig Masih Jadi Polisi Meski Tembak Mati Siswa |
![]() |
---|
Datangi Suara Aneh dari Dalam Sumur Rumah Kosong, Damkar Temukan Sesuatu Bukan Manusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.