Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Nganjuk

Bidan di Nganjuk Diduga Aniaya Anak Angkat, Pengasuh Geram Tak Bisa Menahan Tangis: Kok Tega

Bidan di Nganjuk diduga aniaya anak angkat hingga wajahnya lebam, pengasuh geram: Saya tak bisa menahan tangis sekaligus kesal, kok tega.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dwi Prastika
TribunSumsel.com
Ilustrasi - MN (7) mengalami luka lebam di wajah, tepatnya pipi, dan pelipis diduga karena dianiaya ibu angkatnya, yang merupakan bidan di Desa Kemlokolegi, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Seorang bidan berinisial S, warga Desa Kemlokolegi, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, diduga telah menganiaya anak angkatnya sendiri, MN (7). 

Akibat perbuatan itu, MN sampai menderita luka lebam di wajah. 

Kejadian ini pun memantik kegeraman Marmi, yang tak lain pengasuh MN.

Marmi lantas melaporkan S ke polisi. 

Marmi mengatakan, awalnya dugaan kasus kekerasaan ini terendus tatkala ada seorang warga melihat MN sedang menangis terisak di halaman rumah S.

Selain itu, kondisi MN juga memilukan.

Rambutnya acak-acakan, dan ada luka lebam di wajah tepatnya pipi, dan pelipis. 

Warga tersebut prihatin, kemudian memutuskan menolong MN. 

"Warga menolong MN dengan membawanya ke rumah saya," katanya, Rabu (9/10/2024). 

Jarak rumah S dan Marmi tak jauh, hanya terpaut beberapa langkah saja. 

Sehingga MN lekas tiba di rumah Marmi. 

Marmi pun turut tersentak mengetahui penderitaan MN.

Baca juga: Nasib Pria 33 Tahun Baru Tahu Anak Angkat, Keluarga Asli Kaya Raya, Ayah Nangis Beri Tabungan 2,7 M

"Begitu MN tiba di rumah, saya tak bisa menahan tangis sekaligus kesal. Ibu angkatnya begitu tega melakukan kekerasan," ungkapnya. 

Selanjutnya, Marmi memberi kabar kejadian ini ke Kepala Desa Kemlokolegi

Selanjutnya, kepala desa mengantar Marmi ke Polsek Baron guna melaporkan S. 

"Saya melaporkan S ke Polsek Baron. Usai melapor ke Polsek Baron, saya diarahkan ke Unit PPA Polres Nganjuk. MN sempat divisum," jelasnya.

Di sisi lain, Marmi menceritakan, karena kesibukan bekerja sebagai bidan, S memasrahkan kepadanya untuk mengasuh MN pakai sistem gaji bulanan.

Marmi mengasuh MN sejak masih bayi hingga berusia 4 tahun. Dia mengasuh dari pagi hingga sore. 

"Saya mengasuh cukup lama. Karenanya saya begitu dekat dengan MN. Saya tak terima MN mendapat kekerasan. Bahkan, ada perubahan sikap MN. Dia cenderung diam serta ketakutan. Tak lagi ceria seperti dulu," paparnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved