Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kesal Jalan Rusak 6 Bulan Tak Diperbaiki Pemerintah, Aan Beraksi Mancing Ikan Lele di Kubangan

Aksi warga protes jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki itupun viral di media sosial.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA
Warga tengah menunjukkan kerusakan Jalan Raya Kodau, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi 

Warga yang kecewa dengan pemerintah pun sepakat untuk patungan sendiri.

"Masyarakat kecewa dan warga sepakat untuk memperbaiki jalan dengan sistem swadaya," ungkap B.

"Karena warga merasa kurang diperhatikan dalam pembangunan," kata B, dikutip dari Kompas.com.

Adapun pengecoran jalan ini dilakukan mulai 22 Juni hingga 14 Juli 2024 mendatang.

Jalan pun otomatis ditutup warga selama kurang lebih tiga minggu.

"Kemarin pas ada legenonan, warga sepakat tidak mau bayar iuran," katanya.

"Kami kompak sedukuh enggak mau bayar karena ada kebutuhan lebih penting daripada urusan ruwat bumi," lanjut B.

Sebuah video memperlihatkan warga di Pekalongan, Jawa Tengah, tengah bergotong royong mengecor jalan rusak beredar viral di media sosial
Sebuah video memperlihatkan warga di Pekalongan, Jawa Tengah, tengah bergotong royong mengecor jalan rusak, beredar viral di media sosial (Instagram)

Sementara itu, warga lainnya, Anto mengatakan bahwa warga ikhlas untuk patungan perbaikan jalan ini.

Menurutnya, jalan merupakan sarana penting karena menyangkut mobilitas warga.

"Jalan itu kan penting. Sangat membantu dalam tumbuh kembang perekenomian."

"Tapi kami tidak diperhatikan, makanya kami sepakat untuk melakukan aksi swadaya pengecoran jalan," kata Anto, dikutip dari Tribun Pantura, Senin (24/6/2024).

Anto mengatakan, warga kecewa karena ada dana desa yang tiap tahun diturunkan dari pemerintah pusat lebih dari Rp1 miliar per tahun.

Namun masih ada wilayah yang belum tersentuh pembangunan, termasuk jalan di desanya.

"Warga juga ada yang bilang, kalau Kades siap memberikan dana talangan untuk biaya pengecoran," ungkapnya.

"Namun warga menolak keras karena mereka merasa selama ini tidak diprioritaskan dalam program pembangunan desa," imbuh Anto.

Sementara itu, Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Desa Kebonagung, Kajen, Kabupaten Pekalongan, Sutarjo, angkat bicara.

Sutarjo mengatakan, bahwa jalan yang dicor warga masih milik pribadi yaitu Hamzah warga Kota Pekalongan.

Hal inilah yang membuat Pemerintah Desa (Pemdes) tidak bisa melakukan pengaspalan dari dana desa.

Sutarjo tidak memungkiri bahwa jalan tersebut akses vital warga perumahan.

Namun Pemdes sudah beberapa kali membantu melakukan pengaspalan jalan di area menuju perumahan yang tanahnya milik pengembang.

"Di area tersebut memang ada perumahan. Pernah Pemdes melakukan pengaspalan karena pihak pengembang sudah tidak ada lagi di mana posisinya," tuturnya.

"Jadi, karena perumahan masuk desa kami, jalan dari jembatan ke arah timur kami aspal," jelas Sutarjo.

Sutarjo menambahkan, bahwa jalan dari Jembatan di Dukuh Mekaragung ke arah timur milik pengembang.

Sedangkan jembatan ke selatan yang dicor warga merupakan milik pribadi.

"Kita bukan mengabaikan, tapi memang jalan yang dicor sekali lagi tidak bisa memakai dana desa untuk perbaikan," terang Sutarjo.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved