Kakek Alex Dibuang 4 Anaknya yang Sudah Sukses di Stasiun, Pilu Tak Pernah Dijenguk di Panti Jompo

TRIBUNJATIM.COM - Kisah Kakek Alex yang sudah renta namun dibuang empat anaknya di stasiun, viral di media sosial.

Sang kakek kini hidup sebatang kara di Panti Jompo Tresna Werdha Natar Lampung Selatan.

Ia sedih mengaku tak pernah dijenguk di panti jompo oleh anak-anaknya.

Baca juga: Perjuangan Mbah Marsinem Cari Air Bersih, Bolak-balik Bawa Galon & Ember ke Sumur: Harus Sabar

Ya, si kakek ternyata sebenarnya masih memiliki keluarga.

Namun empat orang anaknya tega meninggalkan ayahnya seorang diri di stasiun.

Mereka bahkan membiarkan ayahnya tinggal sendirian di panti jompo.

Rambut, kumis, dan janggut Kakek Alex juga sudah berubah warna menjadi putih.

Kulit wajahnya tampak keriput.

Pun dengan giginya yang kini sudah tak lagi lengkap.

Kakek renta bernama Alex ini juga sudah tak bisa lagi berbicara secara lugas dan jelas.

Akun TikTok @diajenk568 bercerita, Kakek Alex pernah diturunkan anaknya tengah malam di sebuah stasiun.

Sang anak membiarkan Kakek Alex begitu saja.

Mereka kemudian pulang meninggalkan Kakek Alex seorang diri.

"Tadinya beliau di Jakarta, di tempat anaknya," tutur pengunggah video.

Kakek Alex sebenarnya memiliki empat orang anak.

Namun mereka disebutnya tak pernah menjenguk.

"Belum ke sini," ucap Kakek Alex.

"Empat anaknya," tambahnya.

Dari segi finansial, sebenarnya anak Kakek Alex bukan orang susah.

Kakek Alex mendengar kabar jika salah satu anaknya kini sudah menjadi manajer.

"Padahal yang paling bongsor itu kata orang-orang, manajer di Bangka. Naik pesawat," ujarnya.

"Kata orang-orang, saya enggak tahu," tambah Kakek Alex.

Baca juga: Jualan Terasi Cuma Dapat Untung Rp3 Ribu, Mbah Gani Tetap Semangat Cari Nafkah Meski Usia Sudah 83

Selain itu, anak Kakek Alex yang lain juga berprofesi sebagai guru.

"Ada yang jadi guru yah," katanya.

Kata akun @dianjenk568, Kakek Alex pernah meminta tolong untuk dicarikan keberadaan anaknya.

"Kami sudah menghubungi anaknya yang jadi guru," kata @diajenk568.

Saat didatangi, sang anak justru memberi respons tak biasa.

"Tapi tidak mau ketemu dengan beliau," tulisnya.

Unggahan inipun menuai beragam komentar netizen.

"JD teringat almarhum ayah saya,beliau g ad yg asuh hidup dijalanan pdhal bnyak swdrakandung di samping nya , sy g bisa asuh beliau karna saya merantau jauh ikut suami ya Allah sy sedih"

"aq gk nyalahkn ankny krna kita gk tahu rasa kecewa jg luka apa yg ortu lakukan kpda mrka tapi setdknya kita bisa mencari jln surga kita untuk ngerawat mrka tnpa dendam.10 ank"

"yg terpenting, sekarang ngumpulin duwet banyak bwt hidup d hari tua. jgn pernh berharap sm anak. mreka punya kehidupan sdiri. itu yg ku tanamkan sm suami."

"kisah ini membuat AQ takut di hari tuaku bsok..anak si Mbah Alex 4 anak tp gkda yg peduli dgn bapaknya..apalagi AQ..hanya dua anak..smoga saja tdk.."

"kita ga tau semasa mudana si bapak ini bagaimana, anak tidak mungkin ninggalin bapak ato ortu kalau dia ga sakit hati semoga bapak selalu sehat"

"siapa blg pny ank bnyk mnjmin ??ga jga yaaa..skrg mah bnr2 kudu bnyakin duit buat hr tua insyallah.."

"mau gimana pun orang tua kita,tolong sayangi mereka..ga akan ada kita kalo gada mereka.."

Baca juga: Meski Tanahnya Cuma 1 Meter Persegi Tergusur Tol, Sudiharjo Senang Dapat Ganti Rugi Rp1,1 Juta

Sebelumnya curhatan nenek istri pensiunan TNI yang mengaku sengaja ditelantarkan anaknya di stasiun, juga viral di media sosial.

Nenek tersebut mengaku, dirinya sengaja ditinggal oleh anak-anaknya di Stasiun Bogor.

Curhatannya itu pun viral di media sosial X usai diunggah akun @muhammaroke.

Dalam keterangannya, wanita tersebut mengaku, suaminya bekerja sebagai anggota TNI saat masih hidup.

Namun setelah sang suami meninggal, ia tak diurus oleh anak-anaknya.

Bahkan salah satu anaknya mengambil barang-barang di rumahnya karena disuruh istri atau menantu wanita itu.

"Seorang Ibu ( janda pensiunan TNI) yg tlh melahirkan anak2 nya dg taruhan nyawa....

Namun Setelah tua ditelantarkan di stasiun kereta api oleh anak yg tinggal di Jogja dan anak yg tinggal di Bogor yg tidak ingin merawatnya.

Tega & durhaka," dikutip dari akun X @muhammaroke, Sabtu (27/7/2024).

"Saya istrinya Bapak Gervasi Soeharto dari militer. Kemudian sekarang beliau sudah meninggal," kata si nenek di awal video.

Ia menjelaskan bahwa dirinya dan sang suami dikaruniai tiga orang anak.

"Satu, namanya Albert nomor satu, nomor dua namanya Evidia Sariati, nomor tiga itu Lukas Wahyudi Sudjatmiko," ujar si nenek.

Wanita tersebut lalu menyebut bahwa anak kedua dan ketiganya enggan merawatnya.

"Evidia dan Lukas ini enggak mau saya ikut, enggak maulah mengurusi saya," ungkap si nenek.

Perihnya lagi, saat dirinya sakit anak-anaknya bukan mengurus malah menguras harta bendanya.

"Saya opname satu minggu di Milenial. Nah, itu barang-barang saya diambil sama Lukas ini di kontrakan, enggak ngomong ke saya," katanya, melansir Tribun Medan.

Ia pun sempat bertanya alasan putra bungsunya melakukan hal tersebut.

"Sudah diangkatin, (ditanya) kenapa kamu berani bawa punya ibu? Kamu itu maunya gimana?" beber si nenek.

Si nenek lantas mengatakan, Lukas mengaku ia melakukan hal itu karena butuh uang.

"'Habis aku kan butuh untuk makan, enggak ada untuk masak'," ucap si nenek menirukan ucapan Lukas.

Menurut si nenek, Lukas mengaku ide tersebut berasal dari istrinya.

"Kata Elin, punya ibu aja bawa," ujarnya mengikuti ucapan Lukas.

Saat itu si nenek ini pun marah dan tak terima, apalagi menantunya berani melakukan hal itu.

"Lah Elin itu siapa, Elin itu bukan anak saya, dia itu kan mantu," katanya.

Baca juga: Nangis Tak Punya Uang Mengaku Ditinggal 2 Anaknya, Nenek-nenek Berobat ke Dokter Bayar Pakai Jam

Kini wanita itu pun terlantar karena tak ada anak yang mau mengurusnya.

"Si Evi yang di Jogja enggak mau, saya diantar pulang ke sini, diturunkan di sini, terus ditinggal," katanya

Tak punya rumah, wanita tersebut  diusir dari kontrakan.

"Masalahnya kan enggak bisa bayar pak, pensiun saya itu cuma 130."

Ia mengaku sejak saat itu, tinggal berpindah-pindah dari stasiun hingga menumpang di gereja.

"Hari pertama saya tidur di stasiun, hari kedua saya tidur di pojoknya pasar, hari ketiga saya di pasar, hari ketiga saya tidur di gereja, terus besoknya saya tidur di gereja," tandasnya.