Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Bondowoso

Sampai Juni 2024, Ibu Melahirkan yang Wafat di Bondowoso 15 Orang, DP3AK Jatim: Jangan ke Dukun

Disebut, jumlah AKI hingga akhir tahun 2023 mencapai 10 jiwa. Sedangkan, hingga juni 2024 jumlahnya naik menjadi 15 jiwa.

Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/SINCA ARI PANGISTU
Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati saat diwawancarai awak media di Pendopo Ki Ronggo, Bondowoso pada Rabu (30/10/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Angka kematian ibu (AKI) di Bondowoso mengalami peningkatan.

Disebut, jumlah AKI hingga akhir tahun 2023 mencapai 10 jiwa. Sedangkan, hingga juni 2024 jumlahnya naik menjadi 15 jiwa.

Sementara itu, ibu hamil yang mengalami anemia di Bondowoso urutannya terendah ke tiga di Jawa Timur, dengan angka menyentuh 11,77 persen di akhir tahun 2023.

Sedangkan, Ibu hamil kurang energi kronis di Bondowoso angkanya 15,5 persen terendah ke tiga di Jawa Timur.

Jumlah ini meningkat hingga 16,26 persen menjadi yang terendah ke dua di Jawa Timur pada bulan Juni 2024.

Baca juga: Bondowoso Diterjang Hujan Disertai Angin Kencang, Mobil Xpander Penyok Tertimpa Pohon Tumbang

Adapun, untuk angka dispensasi kawin hingga akhir tahun 2023 mencapai 416 kasus. Dan AKB hingga akhir tahun 2023 mencapai 146 jiwa.

Jumlah ini diketahui dalam laporan yang disampaikan oleh panitia dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, dalam acara pengasuhan 1.000 hari pertama kelahiran dalam pencegahan stunting, di Pendopo Kabupaten Bondowoso, pada Rabu (30/10/2024).

Menurut, Kepala DP3AK Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati, sebenarnya angka ini sudah turun. Meskipun, angka ini masih lebih tinggi dibanding kabupaten/kota lainnya.  Jadi yang membuat potensi ibu melahirkan dan mengalami kematian karena kekurangan energi kronis (KEK).

Untuk itulah, salah satu intervensi pencegahan yang dilakukan oleh Provinsi Jatim yakni dengan memberikan bantuan spesifik untuk meningkatkan asupan gizi pada 100 ibu hamil resiko stunting.

Secara berkelanjutan juga dilakukan osialisasi dan advokasi bekerjasama Dinas Kesehatan Bondowoso untuk memberikan akses pelayanan kesehatan selama masa kehamilan itu.

"Makanya tadi saya singgung, jangan ke mbah dukun ya," terangnya.

Baca juga: Angin Puting Beliung Landa 3 Kecamatan di Bondowoso, Beberapa Rumah Rusak Tertimpa Pohon

Sementara itu, Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso, Anissatul Hamidah, mengatakan,  meskipun AKI mengalami kenaikan. Namun, tidak serta merta langsung meningkatkan jumlah stunting.

Karena, AKI dan AKB ini masuk dalam intervensi sensitif. Meliputi, mindset, gaya hidup dan pola pikir.

"Makanya stunting itu 70 persen intervensi sensitif. Justru intervensi spesifik itu 30 persen," terangnya.

Ia mengaku terus bergerak menekan AKI dan AKB melakulan intervensi sensitif, meningkatkan pola asuh, dan menurunkan angka perkawinan anak.

Sementara itu data diterima angka stunting Bondowoso telah mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dari semula 32,0 persen, saat ini menjadi 17 persen. Jumlah ini bahkan di bawah rata-rata Provinsi Jatim, yang jumlahnya 17,7 persen.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved