Strategi Jitu Kepala SMPN 3 Kota Batu Tingkatkan Kompetensi IT Guru, Didukung BBPMP Jawa Timur
Kurikulum Merdeka yang mewajibkan guru menguasai IT (teknologi informasi) kerap dianggap menyulitkan dan membuat ribet oleh sebagian guru.
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Kurikulum Merdeka yang mewajibkan guru menguasai IT (teknologi informasi) kerap dianggap menyulitkan dan membuat ribet oleh sebagian guru dan tenaga kependidikan (GTK).
Hal ini beralasan karena kemampuan IT sebagian guru masih minim, sehingga kebanyakan mereka “stres” dengan tuntutan untuk memahami berbagai platform IT, misalnya E-rapor, E- Kinerja, PMM, Pengelola Kinerja, dan lain-lain.
Namun, masalah itu tidak berlaku untuk para guru dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 3 Kota Batu, Jawa Timur yang telah membuat program kepemimpinan pembelajaran melalui transformasi komunitas belajar (kombel) atau “Sinau Bareng”.
Menurut Budi Prasetyo, Kepala SMPN 3 Kota Batu, program ini menjadi prioritas karena pihaknya menyadari keberhasilan program atau kebijakan baru sangat bergantung pada komitmen dan kompetensi GTK.
Baca juga: Konsep Merdeka Belajar ala Wali Kota Eri Cahyadi, Kenalkan "Surabaya Hebat": Penguatan Karakter

“Jika GTK-nya mau belajar dan mengubah paradigmanya, pasti kebijakan baru tersebut dapat dilaksanakan dengan optimal. Sebaliknya, jika GTK-nya tidak mau belajar, sebaik apapun kebijakan itu pasti akan jalan di tempat,” katanya pada Selasa (28/10/2024).
Sinau Bareng dalam komunitas belajar di SMPN 3 Batu diwujudkan dengan AKSI TIRU TOSKU MERDEKA atau Akselerasi Kompetensi TIK Guru melalui Tutor Sejawat dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.
Dikatakan Budi, pendampingan Tutor Sejawat ini terbukti mampu meningkatkan komitmen dan kompetensi guru melalui proses pendampingan yang saling asih, asah, asuh, penuh keakraban, dan kekeluargaan.
Dalam prosesnya, Tutor Sejawat ini berjalan dengan akrab serta jauh dari suasana formal.
Hal ini dapat menghapuskan gab antara yang muda dengan yang tua, antara yang sudah menguasai dengan yang belum menguasai IT.
“Program ini Alhamdulillah telah mampu meningkatkan komitmen dan kompetensi GTK di sekolah kami. Dari sisi pemahaman, teman-teman guru semakin memahami dan dapat
mengimplementasikan program Merdeka Belajar dengan maksimal, di antaranya implementasi pembelajaran paradigma baru, pelaksanaan P5, pelaksanaan asesmen, dan lain-lain,” terangnya.
Tutor Sejawat ini telah membuat sejumlah perubahan, di antaranya pembelajaran lebih berpihak pada anak.

Kemudian komunitas belajar yang nyaman dan menyenangkan, serta adanya budaya berbagi yang lebih terbuka, kreatif, improvitatif, kolaboratif.
Selain itu, adanya ekosistem komunitas belajar yang kondusif, bisa mendukung penuh pembelajaran berdiferensiasi dengan lebih mudah karena para guru makin kreatif dan inovatif.
“Tidak ada guru yang enggan berbagi di komunitas belajar karena adanya transformasi di komunitas tersebut yang membuat mereka merasa butuh dan senang untuk aktif di dalamnya,” terang Budi.
Selain itu, lanjutnya, komunitas belajar ini juga bisa memaksimalkan kualitas pembelajaran di kelas maupun di luar kelas dan membentuk lingkungan belajar yang menyenangkan bagi guru dan siswa semakin berfungsi baik/lebih maksimal.
Cerita Dian Soediro Sering Diselingkuhi, Ini Jawaban Psikolog Kapan Kita Harus Melepaskan Pasangan |
![]() |
---|
Lirik Lagu dan Chord Gitar 'Cinta Satukan Kita' dari Judika: Merindukan Purnama Meraih Cinta |
![]() |
---|
5 Arti Mimpi Dapat Hadiah Pertanda Baik, Cerminan Perasaan Dihargai hingga Berusaha Memperbaiki Diri |
![]() |
---|
Mengenal Sejarah dan Asal-usul Nama Ponorogo, Cerita Bathoro Katong, Dijuluki Kota Reog dan Santri |
![]() |
---|
Berapa Episode Drama Korea S Line? Drakor yang Dibintangi oleh Lee Eun Saem hingga Lee Soo Hyuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.