Berita Situbondo
Segini Utang yang Dimiliki RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, DPRD Beber Sumber Utang Terbesar
Ini setelah Direktur RSUD dr Abdoer Rahem (RSAR), dr Rokmy Prabarini Ario mengakui memiliki tanggungan hutang mencapai miliaran rupiah.
Penulis: Izi Hartono | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Izi Hartono
TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Terkuak fakta dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdoer Rahem Situbondo.
Ini setelah Direktur RSUD dr Abdoer Rahem (RSAR), dr Rokmy Prabarini Ario mengakui memiliki tanggungan utang mencapai miliaran rupiah.
"Kita sudah jelaskan terkait hutang itu, total hutang kita (RSUD Abdoer Rachem, Red) sebesar Rp 16.3 miliar," ujar dr Rokmy Prabarini Ario usai hearing dengan komisi IV DPRD Situbondo, Jumat (01/11/2024)
Dr Rokmy menegaskan pihaknya tidak mungkin akan memiliki piutang, namun dipastikan akan mempunyai utang.
"Untuk penganggaran obat itu kan ada jatuh tempo tiga bulan, jadi tidak mungkin kalau tidak punya hutang," katanya.
Selain itu, kata Rokmy, pihaknya rumah sakit masih memiliki stok obat uang nilainya mencapai sebesar Rp 9 miliar.
Baca juga: Kebakaran Hebat Ludeskan Rumah Warga di Situbondo ini, Dipicu Percikan Api di Tiang Listrik
Tak hanya itu, sambungnya, pihaknya juga memiliki potensi pendapatan, diantaranya dana BPJS dan Sehati serta obat kronis yang dipending atau belum dibayar.
"Jika ditotal anggarannya mencapai sebesar Rp 19 miliar lebih, jadi tidak ada masalah," bebernya.
Alasan dipending, lanjutnya, karena sebelum dicairkan berkas yang diajukan itu harus dilakukan verifikasi.
"Makanya tidak langsung dibayar dan melalui verikasi dulu," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Situbondo, M Faisol mengatakan, pemanggilam pihak rumah sakir Abdor Rachem ini dengan informasi berkaitan hutang rumah sakit yang mencapai Rp 17 miliar itu.
"Tapi faktanya tadi hutangnya Rp 16.3 miliar," katanya.
Politisi PPP ini menjelasnya, besarnya hutang yang dialami pihak rumah sakit itu, yaitu obat dan peralatan habis pakai.
"Kalau obat itu rumah sakit memang kontrak dengan penjual obat, karena kebutuhan obat setiap bulannya tidak menentu. Jadi bayarnya per tiga bulan," ujarnya.
Sebenarnya, kata M Faisol menerangkan, pihak rumah sakit bisa saja membayar pembelian obat dan alat kesehatan habis pakai itu, akan tetapi kebutuhanya tdak diketahui.
"Baik itu obatnya yang sifatnya aktif dan setiap bulan dibutuhkan. Kalau itu masuk akal terkait yang menjadi hutang RSAR itu,"jelasnya.
Baca juga: Terjerat Kasus Narkoba dan Absen Sebulan, Tiga Anggota Polisi di Situbondo ini Dipecat
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan memanggil BPJS kesehatan, Dinas Kesehatan, karena piutangnya yang juga cukup besar ke RSAR hingga mencapai Rp 19 miliar lebih.
"Piutang itu dari BPJS dan Sehati yang belum bayar ke RSAR," tukasnya.
Selain piutang BPJS dan Sehati, Faisol mengatakan, hutang masyarakat ke RSAR nilainya juga cukup besar, yakni berkisar sebesar Rp 3.9 miliar.
"Pihak rumah sakit sudah berupaya mendatangj keluarga pasien agar dilunasi," pungkasnya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, dana yang dipending pihak BPJS itu itu, mulai sejak bulan Mei hingga Oktober dengan total sebesar Rp 12.8 miliar lebih.
Sedangkan hutang Sehati ke RSAR sejak bulan Juni hingga Oktober nilainya mencapai sebesar Rp 4.4 miliar lebih.
RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo
RSUD dr Abdoer Rahem
utang
DPRD Situbondo
dr Rokmy Prabarini Ario
TribunJatim.com
Akhir Nasib Plt Kades di Situbondo Gegara Konsumsi Sabu-Sabu, Jadi Tersangka Tapi Tak Ditahan |
![]() |
---|
Emak-emak di Situbondo Jadi Korban Begal saat Hendak ke Pasar, Dipukul lalu Motor Dibawa Lari |
![]() |
---|
Jembatan Menghubungkan Dua Dusun Desa Patemon Situbondo Ambrol, Tergerus Air Sungai yang Meluap |
![]() |
---|
Jangkar Tersangkut Karang, Perahu Terbalik di Perairan Situbondo, Begini Kondisi 4 Pemancing |
![]() |
---|
Sempat Terkatung-katung 4 Hari, Puluhan Jemaah Umrah PC NU Situbondo Dipastikan Berangkat Hari ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.