Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Awal Mula Pemilik UD Pramono di Boyolali Kena Pajak Rp 670 Juta, Akui Tak Sanggup, Rekening DIblokir

Biasanya, Pramono dihubungi kantor pajak untuk membayar pajaknya. Tetapi tidak ada pemanggilan terkait pembayaran pajak.

KOMPAS.com/Labib Zamani
Pramono (67), pemilik UD Pramono, pengepul susu sapi ditemui di rumahnya di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (4/11/2024). 

Pramono kemudian menyampaikan kepada kantor pajak akan berhenti untuk tidak mengambil susu dari peternak sapi perah mitranya.

"Saya minta waktu satu minggu untuk ngabari petani sama IPS (industri pengolahan susu) sama rekan-rekan kerja ampas tahu dari tujuh kelompok mulai hari Jumat tanggal 1 November sudah tidak menerima ampas tahu dan tidak kirim susu dan tidak mengambil susu," ucap dia.

Mendengar UD Pramono akan berhenti beroperasi, Pramono kemudian dihubungi Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali untuk tetap meneruskan usahanya karena menyangkut hajat banyak yakni 1.300 mitra petani sapi perah.

"Setelah itu tanggal berapa saya dihubungi Dinas Peternakan supaya tetap mengambil susu dan dagang susu. Nanti dibantu (mediasi) Kantor Dinas Peternakan Boyolali," katanya.

"Saya menyanggupi sampai mana penyelesaiannya, saya menunggu kabar dari Dinas Peternakan. Makanya sampai sekarang masih ngambil susu sambil menunggu perkembangan perjuangannya Dinas Peternakan," kata dia.

Baca juga: Nikmatnya Kemurnian Susu Ladok Khas Pegunungan Argo Lawe di Trenggalek 

Berharap ada win-win solution

Pramono menceritakan, sebelum menjadi pengepul susu dan memiliki 1.300 mitra, usahnya berawal dari beternak sapi perah. Bermula dari 2002, Pramono memiliki 13 ekor sapi perah.

Kemudian berjalan hingga 2005, Pramono berhasil mengembangkan usahanya dari 13 ekor sapi menjadi 40 ekor sapi perah. Pramono menjual susu dari sapi yang dia ternakkan itu ke Salatiga.

"Ada perkumpulan triwulanan. Perkumpulan ternak-ternak sama KUD. 2002 saya memelihara sapi 13 ekor. Lalu 2005 dari 13 menjadi 40 ekor sapi perah. Dari keuntungan itu saya mencari harga yang lebih maksimal usaha saya. Akhirnya saya setor susu ke Salatiga," katanya.

Permintaan susu yang meningkat membuat Pramono tidak bisa mengelola sapi perahnya.

Akhirnya Pramono membeli susu dari para peternak yang hingga sekarang telah memiliki mitra sebanyak 1.300 orang peternak di Boyolali dan Klaten.

Setiap hari Pramono mampu memproduksi hingga 20.000 liter susu segar.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati berharap ada win-win solution terkait permasalahan yang dihadapi UD Pramono agar usahanya tetap berjalan.

Sebab, kata dia keberadaan UD Pramono telah menjadi sumber penghidupan terhadap 1.300 mitra peternak sapi perah di Boyolali dan Klaten.

"Harapan kami mudah-mudahan ada kebijakan dari sana (kantor pajak), ada pembukaan blokir dan Pak Pram bisa operasional lagi. Dan yang diharapkan Pak Pram ada rumus baku secara nasional yang diterapkan agar tidak bisa berubah-ubah," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved