Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pilu Mbah Agus Kangen tapi Ditelantarkan Anak, Ogah Ngemis Meski Telur Asinnya Sering Tak Laku

Mbah Agus kini sudah berusia 72 tahun tinggal di Bekasi. Tinggal sebatangkara, mbah Agus akui tak mau mengemis.

Editor: Torik Aqua
Tangkapan layar
Nasib mbah Agus tak mau ngemis meski jualan telur asinnya sering tak laku, kangen anak tapi ditelantarkan 

TRIBUNJATIM.COM - Pilu kisah mbah Agus jualan telur asin ceritakan kondisinya saat ini.

Mbah Agus kini sudah berusia 72 tahun tinggal di Bekasi.

Tinggal sebatangkara, mbah Agus akui tak mau mengemis.

Selama 22 tahun dirinya ditelantarkan oleh anak-anaknya.

Baca juga: Motor Mogok Tapi Dagangan Tak Laku, Mbah Paimo Nangis Kendaraannya Diisi Bensin sampai Penuh

Namun, ia tak menyerah pada hidup dan memilih berjualan telur asin dengan alasan mulia.

 Kisah ini dialami oleh Agus (72) seorang kakek berasal dari Bekasi, Jawa Barat.

Sehari-hari mbah Agus mencari nafkah sebagai penjual telur asin dan pempek di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

Ia hidup sebatang kara, setelah ditelantarkan anak-anaknya selama 22 tahun.

Setelah ditinggal dua putra kandungnya, mbah Agus kian nelangsa ditinggal mati istri tercinta di tahun 2016.

Kini hidup seorang diri tanpa sanak saudara sama sekali, mbah Agus terpaksa berjualan demi menyambung hidup.

Tiap hari mbah Agus berjalan kaki dari rumahnya di Bekasi menuju Stasiun Manggarai sejak subuh.

Setibanya di Stasiun, mbah Agus langsung menggelar dagangannya di area pintu masuk.

Beruntung, mbah Agus diperbolehkan berjualan di sana lantaran kenal dengan petugas keamanannya.

Meski begitu, nasib mbah Agus tak lantas membaik.

Sebab dagangan mbah Agus sering tak laku bahkan setelah seharian ia menunggu pelanggan.

Ditemui konten kreator Donny Ramadhan, mbah Agus tampak antusias menjajakan dagangannya.

Kepada Donny, mbah Agus pun mulai bercerita soal keluarganya.

Diakui mbah Agus, ia sudah ditelantarkan anak-anaknya sejak tahun 2002.

Kala itu anak-anak mbah Agus mengaku akan merantau ke Papua.

Tak disangka hingga kini mereka tidak jua mengabari sang ayah yang tinggal seorang diri di Bekasi.

"Punya keluarga udah pada kagak ada, saya hidup sendiri, di Bekasi ngontrak," kata mbah Agus.

"Anak ke mana?" tanya Donny.

"Di Papua, enggak ada ceritanya. Udah (berusaha dihubungi) tapi enggak ada (respon). Dari tahun 2002, sampai sekarang. Nama (Anak) Jefri sama Deni. Kita mau kangen gimana, seolah, udah lah bebasin aja lah," imbuh mbah Agus.

Hidup sendirian, mbah Agus pasrah jika hidupnya nelangsa.

Diungkap Agus, ia sudah tidak bayar kontrakan selama dua bulan.

Hal itu karena jualannya sepi pembeli.

Meski begitu, mbah Agus tak sekalipun melebih-lebihkan harga telur asin dan pempek yang dijualnya.

mbah Agus menjual telur asin seharga Rp15 ribu dan pempek seharga Rp13 ribu.

"Saya udah dua bulan enggak bayar-bayar kontrakan, dari pagi sampai sekarang belum ada yang laku," ujar mbah Agus.

Ogah mengemis

Selain usianya sudah renta, mbah Agus rupanya juga punya kecacatan di kakinya.

Ya, Agus kesulitan berjalan karena pernah mengalami insiden saat dulu muda.

Bukan cuma kaki, tangan Agus juga tampak bengkok.

Kendati demikian, Agus mengaku masih semangat berjualan.

Ditanya kenapa tak mengemis seperti orang kebanyakan, Agus mengurai alasan mengejutkan.

Ditegaskan Agus, ia tidak akan pernah mau mengemis karena hal itu dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Agus, selama ia masih diberikan kesehatan dan bisa berjalan, ia anti meminta-minta kepada orang lain.

Karenanya, Agus tetap ceria meski dagangannya tak laku seharian.

"Enggak boleh (mengemis), Allah tuh enggak ngizinin. Kita masih bisa jalan, masih bisa cari makan, sepanjang umur kita jalani apa adanya. Orang muslim, nikmati, syukuri, kita kumpulin duit ya kita makan," imbuh Agus.

Bukan cuma rajin jualan, Agus juga masih mengingat ibadah.

Diungkap Agus, ia akan tetap menjalankan ibadah sebelum ajal menjemput.

"Dari subuh saya udah jalan, sholat subuh dulu (baru jualan)," pungkas Agus.

"Kenapa bapak masih sholat?" tanya Donny.

"Sholat dong, ya ajaran Tuhan, tua kan sebelum kuburan (meninggal). Sebelum kita disembahyangin orang kan kita harus sembahyang," imbuh Agus.

Terenyuh mengetahui kisah hidup Agus, pintu hati Donny Ramadhan pun terketuk.

Donny lantas memberikan uang cash Rp2 juta kepada mbah Agus untuk ia membayar utang kontrakan dan kehidupan sehari-hari.

Dagangannya diborong dan diberi uang, mbah Agus pun menangis dan mengucapkan terima kasih.

Sementara itu, kisah pilu kakek lainnya juga pernah terjadi di Yogyakarta.

Nasib Mbah Sarno, veteran Dwikora berusia 84 tahun kini sudah sedikit membaik.

Diketahui, Mbah Sarno merupakan seorang veteran yang tinggal sebatang kara di bekas kandang ayam di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Ia biasanya tidur di sebuah kamar berdinding kayu dan beralas tanah.

Kondisinya pun memprihatinkan.

Baca juga: Jualan Sapu Lidi Cuma Dapat Untung Rp2 Ribu, Mbah Kaswin Bawa Bekal Nasi Cabai Tak Mampu Beli Lauk

Kini, Mbah Sarno tidak perlu lagi tinggal di rumah yang tidak layak tersebut.

Ia telah menerima bantuan berupa rumah baru yang lebih layak dari Pangdam IV Diponegoro.

Penyerahan rumah baru ini berlangsung pada Senin, 4 November 2024.

Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal Mayjen TNI Deddy Suryadi menyatakan bahwa bantuan ini diberikan setelah mengetahui kisah pilu Mbah Sarno yang sempat viral di media.

"Saya mengetahuinya itu karena sempat viral di media karena tinggal di bekas kandang ayam," ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Mbah Sarno juga menyampaikan perihal hak pensiun veteran dan kondisi rumahnya yang sangat memprihatinkan.

Rumah baru Mbah Sarno dibangun dengan model Domus, yang merupakan rumah permanen tahan gempa.

Proses pembangunan membutuhkan waktu sekitar dua bulan dan menggunakan bahan ramah lingkungan.

Rumah ini memiliki tipe 38 yang terdiri dari satu kamar tidur, satu ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi.

Apa Kata Mbah Sarno?
 
Mbah Sarno mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterima.

"Saya sangat berterima kasih atas semua bantuannya, baik itu rumah, bantuan pensiun, hingga sembako," ujarnya.

Ia juga berharap bisa betah tinggal di rumah barunya yang tidak lagi bocor saat hujan.

Mayor Jenderal Mayjen TNI Deddy Suryadi menambahkan bahwa hak pensiun Mbah Sarno juga telah diurus dan akan mulai bisa diambil bulan depan.

"Semoga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari Mbah Sarno," imbuhnya.

Bantuan ini menunjukkan sinergi antara Kodam IV Diponegoro, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, dan berbagai pihak lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan veteran seperti Mbah Sarno.

Sementara itu, kisah seorang kakek yang nasibnya berubah juga dialami oleh Mbah Leman.

Kehidupan seorang kakek bernama Leman (81) di hari tuanya yang mengalami kesulitan ekonomi jadi sorotan.

Padahal Mbah Leman punya 11 anak, tapi ternyata peribahasa 'banyak anak banyak rezeki' tak selamanya benar.

Pasalnya ia masih harus berjuang untuk sekedar bisa makan di usia senjanya.

Baca juga: Senyum Abah Alo Dapat Makan Nasi Telur, Tak Lagi Pemulung Kini Jualan Air Mineral di Pinggir Jalan

Diketahui, Mbah Leman dan istrinya harus membuat mainan mobil-mobilan kayu lalu menjualnya di pinggir jalan.

Influencer Donny Ramadhan lalu menemui Mbah Leman yang sedang mengais rezeki.

Kepada Donny, Mbah Leman mengaku menjual mobil-mobilan buatannya senilai Rp50 ribu.

Pria tua tersebut berjualan sejak pukul 08.00 pagi hingga sore menjelang malam.

Namun Mbah Leman bercerita, sudah tiga hari ini tak ada satupun mobil-mobilannya yang laku terjual.

"Bapak sehari ada yang beli enggak?" tanya Donny.

"Ini udah tiga hari kosong," ucap Mbah Leman.

Kemudian Leman mengaku, terpaksa berdagang karena anak-anaknya belum memiliki pekerjaan.

Anak Mbah Leman sendiri ada 11 orang.

"Anak-anak kemana Pak?" tanya Donny.

"Lagi nyari kerjaan, belum dapat, anak ada 11," ucap Mbah Leman.

Kakek bernama Leman (81), di hari tuanya masih tetap mengalami kesulitan ekonomi
Kakek bernama Leman (81), di hari tuanya masih tetap mengalami kesulitan ekonomi (Instagram)

Ternyata di tengah usahanya mencari uang, Mbah Leman sedang sakit di daerah punggungnya.

Mbah Leman kesusahan untuk berjalan.

Ia berjalan membungkuk sambil tertatih-tatih.

Akan tetapi Mbah Leman tak punya biaya untuk berobat ke rumah sakit, untuk makan saja secukupnya.

Akhirnya Mbah Leman memilih mengobati sakitnya dengan cara seadanya, yakni menelan biji dari pohon mahoni.

Menelan biji buah mahoni yang amat pahit merupakan bentuk ikhtiar Mbah Leman agar sakit di punggungnya berkurang.

"Pinggang saya udah parah banget," kata Mbah Leman.

"Buah hamoni pahit sekali," imbuhnya.

Baca juga: Tukang Parkir Liar Cuek, Padahal Minimarket Sudah Sindir Soal Parkir Gratis Pakai Pengeras Suara

Donny kemudian memborong seluruh mobil-mobilan kayu buatan Mbah Leman.

"Saya ada rezeki, Rp2 juta," ucap Donny.

Menerima uang dari Donny, mata kakek tersebut berkaca-kaca.

"Terima kasih, uangnya saya pakai buat beli triplek," ucap Mbah Leman.

Sejumlah netizen yang melihat perjuangan Mbah Leman mencari uang mengaku ikut terharu.

Namun sebagaian netizen juga mempertanyakan kinerja pemerintah dalam menangangi kemiskinan.

"Ya alloh sedih gini tiap lit postingan nya. Dinsos ama pemerintah kaga bener kerjanya"

"pemerintah kita lg tertidur nyenyak diatas kemewahan dari uang rakyat!!!"

Nasib miris serupa dialami kakek penjual sapu lidi yang bawa bekal nasi dengan dua cabai rawit karena tak mampu beli lauk yang layak.

Hal itu ketahuan saat sang kakek bernama Kaswin (73) tersebut sedang membuka bekal makanannya.

Tak pelak momen memilukan inipun viral di media sosial.

Belum diketahui pasti lokasi sang kakek berjualan sapu lidi tersebut. 

Ia tampak mengenakan kaos lusuh berwarna biru serta celana panjang tambalan.

Sepeda usang untuk berjualan sapu lidi terlihat diparkir Mbah Kaswin di pinggir jalan.

Video yang viral memperlihatkan kakek tersebut sedang duduk di depan rumah warga. 

Adapan video tersebut dibagikan oleh akun Instagram @sayaphati pada 24 September 2024. 

Perekam lalu mendekati Mbah Kaswin.

Setelah didekati, terlihat Mbah Kaswin hanya membawa bekal nasi putih lauk dua cabai rawit untuk makan siang.

Perekam terkejut saat Mbah Kaswin hanya makan dengan bekal nasi memakai cabai saja.

"Nangis banget kirain kakek makan pakai lauk ternyata makan nasi putih dengan cabai," tulis narasi dalam video tersebut.

Mbah Kaswin diketahui sehari-hari berjualan sapu lidi berkeliling menggunakan sepeda usangnya.

"Kakek berjualan dari pagi sampai sore kalau laku hanya dapat Rp 10 ribu-Rp20 ribu," lanjut keterangan.

Tiap Hari Mbah Kaswin Penjual Sapu Lidi Makan Nasi Lauk Cabe, Dinding Rumahnya Cuma Ditutupi Kain
Mbah Kaswin penjual sapu lidi makan nasi lauk cabe (Instagram/sayaphati)

Saat dagangannya dilarisi oleh pengunggah, Mbah Kaswin sangat bersyukur. 

"Waktu kami larisi dagangan kakek, beliau mencium uang dan bersyukur saya bisa beli lauk lengkap untuk istri di rumah," sambungnya.

Sedangkan caption di instagram tersebut menceritakan kronologi perekam bertemu Mbah Kaswin.

Saat itu, perekam sedang berjalan pulang menuju ke rumah.

Secara tidak sengaja perekam melihat kakek yang sedang duduk di pinggir jalan sambil memakan bekal dari rumah.

"Karena penasaran, saya hampiri beliau untuk mencari tahu informasi tentang kakek," tulisnya.

"Beliau bernama Kakek Kaswin usia 73 tahun yang berprofesi sebagai penjual sapu lidi.

Waktu saya hampiri beliau, betapa terkejutnya ketika melihat bekal yang beliau makan hanya nasi dan cabe saja," sambungnya.

Mbah Kaswin berangkat jualan dari pagi hingga sore hari  ditemani sepeda yang sudah asing.

"Mbah Kaswin hanya mendapat uang sebesar R.10.000 -  Rp 20.000, itupun jika dagangan sapu milik beliau laku semuanya

Harga sapu lidi yg beliau tawarkan sebesar Rp 7.000/biji, dan kakek hanya mendapatkan untung Rp 2000/sapu, karena kakek harus menyetorkan uang sebesar Rp 5000/sapu ke pengepul," tulisnya.

"Waktu silaturahmi ke rumah kakek, semakin sedih rasanya ketika melihat kondisi rumah Mbah Kaswin. Dinding rumah yang hanya ditutupi dengan kain, kayu penyangga rumah beliaupun sudah amblas karena gempa," tutup caption instagram.

Mbah Kaswin penjual sapu lidi bawa bekal hanya makan nasi dan cabai
Mbah Kaswin penjual sapu lidi bawa bekal hanya makan nasi dan cabai (Instagram/sayaphati)

Kini, kisah pilu kakek Kaswin penjual sapu lidi hanya makan nasi dengan cabe itu viral dan menarik simpati netizen.

Tak sedikit netizen ikut bersimpati atas nasib pilu yang dialami kakek tersebut.

"Ya allah sesak bgt dada ini"

"Sudahkah kalian bersyukur hari ini ?"

"Bismillah, smoga dilancarkan rezeki kakek"

"Ya Allah kek, tadi aku lihat sambal tempe aja ngeluh"

"Reminder untuk mimib juga lebih menghargai apa yg bisa dimakan saat ini"

"Beli walaupun kita gak butuh , insyaallah sedikit bisa meringankan beban kakek," tulis beragam komentar netizen.

Sementara itu pengunggah membuka donasi untuk membantu perekonomian kakek Kaswin, penjual sapu lidi tersebut.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved