Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Wali Kota Eri Cahyadi Target Selesaikan Genangan di Surabaya: Tinggal 200 Titik

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menargetkan dapat menyelesaikan permasalahan genangan yang masih menyisakan sekitar 200 titik. 

Istimewa/TribunJatim.com
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, saat meninjau pembangunan proyek saluran di Surabaya, 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Permasalahan genangan masih menjadi atensi Pemkot Surabaya saat ini.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menargetkan dapat menyelesaikan permasalahan genangan yang masih menyisakan sekitar 200 titik. 

Jumlah tersebut jauh berkurang dibandingkan awal tahun 2024 ini yang sempat mencapai 300 titik.

"Hari ini insyaallah tinggal 200 titik," kata Cak Eri, sapaan Eri Cahyadi, saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (1/12/2024).

Ia mengakui, meskipun titiknya relatif berkurang, namun luas wilayahnya relatif besar.

"200 titik ada 800 wilayah di Surabaya," ungkap mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini. 

Dengan besarnya luas wilayah tersebut, iapun mengingatkan pentingnya kesadaran warga untuk ikut bergerak.

Di antaranya, pemahaman warga untuk sama-sama memperhatikan lingkungan sekitar dan menjaga fungsi saluran. 

"Ini sedang dibenahi sambil berjalan. Maka dari itu, ketika ada yang tidak mau (dibenahi), ya sudah ditinggal,” tandasnya. 

Baca juga: Atasi Banjir di Surabaya Barat, Pemkot Kebut Pembangunan Tanggul Sepanjang 1,5 Km

Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) Jawa Timur ini menjelaskan, penyelesaian genangan dari tiap titik tersebut berbeda-beda.

Ada yang cukup dengan normalisasi, ada pula yang membutuhkan sodetan (crossing), hingga perbesaran saluran melalui peremajaan jembatan.

Berdasarkan hasil pengecekan pihaknya, ada beberapa titik yang menjadi perhatiannya seperti Dharmawangsa, Manyar Tegal, dan di wilayah Surabaya barat.

Wali Kota Eri Cahyadi pun telah turun ke lapangan melakukan kroscek secara langsung.
 
Setelah memantau sejumlah kawasan tersebut, ia menyebut masih adanya potensi genangan di Surabaya barat dan sebagian wilayah selatan, seperti Dukuh Kupang, Tengger Raya, dan Kupang Baru.

"Namun, genangan itu cepat surut," katanya. 

Menurutnya, masih adanya genangan tersebut akibat fungsi saluran yang tak maksimal. Aliran air tersendat jembatan di Kupang Baru yang terlalu rendah.

Menurut Cak Eri, Pemkot Surabaya telah merencanakan pembangunan ulang jembatan tersebut agar lebih tinggi.

Namun, pengurus RT dan RW di Kupang Baru menolak.

“Ternyata waktu mau dibangun jembatan itu, RT/RW-nya menolak. Masak tak tinggal dua bulan ae (camat-lurah) gak bisa menyampaikan (program pemerintah) begitu?" katanya.

Dia mengatakan, apabila warga menolak solusi dari pemkot, maka warga juga yang akan dirugikan.

"Kalau RT/RW-nya menolak, suruh tanda tangan nggak tak bangun sisan (silakan RT/RW menandantangani surat pernyataan agar pemkot tidak membangun sekalian),” ujar Wali Kota Eri. 

Persoalan jembatan yang menutup saluran tersebut tak hanya berada di kawasan ini. Jembatan yang berada di Wisma Tengger, misalnya.

Sebelum jembatan ditinggikan, kawasan Wisma Tengger acap kali mendapatkan limpahan air.

"Namun, sekarang Wisma Tengger setelah (jembatan) dinaikkan ya nggak banjir," katanya.

Karenanya, ia meminta warga untuk ikut mendukung program pemerintah.

"Kalau memang sudah tidak mau (jembatan ditinggikan) semua warga tanda tangan, selesai. Saya tinggal ke lokasi lain yang mau saya selesaikan banjirnya,” tegasnya.

Selain pembangunan infrastruktur, penyelesaian genangan juga dilakukan melalui normalisasi saluran.

Penyebab tertutupnya saluran di antaranya karena sumbatan sisa potongan kabel utilitas di saluran air. 

Catatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, hal ini ditemukan di kawasan Jalan Kedungdoro.

“Ada sisa kulit dari pembungkus kabel utilitas yang habis dipotong-potong dan menyumbat jalannya air menuju ke Rumah Pompa Jalan Kenari," kata Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo saat dikonfirmasi terpisah.

Beberapa kawasan di pusat Surabaya pun terendam.

"Sehingga, wilayah Jalan Embong Malang, dan Jalan Kedungdoro bagian utara ada beberapa titik genangan,” kata Windo.

Sejak 2022, Jalan Embong Malang Surabaya sebenarnya bebas dari genangan. Namun, penyumbatan saluran akibat sisa potongan kabel utilitas memunculkan genangan. 

“Penangannya sudah beberapa sisa potongan kabel utilitas diambil, sebagian lainya belum karena akan ditelusuri terlebih dahulu,” terangnya. 

Selain itu, petugas juga menemukan adanya sedimen yang menutup saluran. Misalnya, genangan di kawasan Jalan Manukan Lor Surabaya. 

“Ada sedimen yang menghambat laju air. Karena itu, pada Minggu (1/12/2024), DSDABM menerjunkan dua alat berat beserta satgas untuk menelusuri wilayah Jalan Manukan," katanya.

Di luar masing-masing titik tersebut, pihaknya turut memantau genangan di wilayah lain.

“Titik genangan sudah terpantau. Kita akan melakukan penanganan cepat, misal ada genangan, satgas dan Tim Mobil Pompa telah siap di lapangan. Satgas penjagaan Rumah Pompa, serta satgas yang menelusuri saluran pun juga sudah diperbanyak,” jelasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved