Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penjelasan Astronom soal Penampakan Sosok di Langit Sulawesi, Bukan Satelit hingga soal Awan Gelap

Berikut penjelasan astronom soal adanya penampakan sosok hitam di langit Sulawesi Tenggara, awalnya diduga satelit hingga bicara soal awan gelap.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TikTok
Fenomena bayangan hitam di langit pantai di Sulawesi Tenggara 

Jika langit sedang cerah seperti musim kemarau saat ini, cahaya pantulan dari awan di ufuk barat itu pun akan terlihat sangat terang, bahkan memengaruhi benda-benda sekitar.

"Jadi warna kuning kemerahan mewarnai benda-benda di sekitar kita, termasuk juga masuk ke bagian dalam rumah," imbuhnya.

Senja kuning kombinasi tiga fenomena optis

Terpisah, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengungkapkan, cahaya kuning yang sangat terang saat Matahari terbenam pada dasarnya merupakan kasus khusus dari cahaya senja.

"Singkatnya, itu adalah cahaya senja yang dipantulkan oleh dasar awan tebal atau awan badai," kata Marufin, saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/9/2024).

Cahaya senja adalah produk kombinasi tiga fenomena optis sekaligus, yakni pembiasan cahaya, hamburan cahaya, serta serapan cahaya.

Marufin menjelaskan, atmosfer merupakan media yang transparan atau tembus cahaya dengan kerapatan berbeda setiap lapisannya, mulai dari paling rapat (troposfer) sampai paling renggang (ionosfer).

Perbedaan kerapatan tersebut menyebabkan terjadinya pembiasan cahaya Matahari, terutama saat berada di ketinggian sangat rendah seperti ketika akan terbenam.

"Saat pembiasan terjadi, maka selain lintasannya melengkung, cahaya Matahari juga mengalami peruraian menjadi warna-warna pelangi," ujar Marufin.

Cahaya kuning dipantulkan oleh awan tebal

Di sisi lain, atmosfer juga berisi partikulat mikro, mulai dari debu, koloni bakteri, sampai makromolekul dan molekul khas seperti ozon.

Kehadiran partikel yang sangat kecil itu menyebabkan warna-warna pelangi pada cahaya Matahari mengalami perlakuan berbeda.

Akibatnya, komponen cahaya merah dan kuning diteruskan, sedangkan warna cahaya lainnya dihamburkan.

Baca juga: Bukan Cuma Orang Dewasa, Anak-anak Bisa Kena Penyakit Ginjal, Respons RSCM Soal Fenomena Cuci Darah

Tidak hanya itu, Marufin mengatakan, dengan adanya uap air di udara, komponen cahaya yang dihamburkan tadi juga mengalami penyerapan.

"Sehingga produk akhirnya adalah cahaya senja yang dominan warna merah dan kuning," sambungnya.

Apabila ufuk barat relatif cerah, tetapi di suatu daerah sedang terbentuk awan-awan tebal, khususnya awan kumulus atau kumulonimbus, cahaya kuning saat senja akan terlihat lebih terang.

Sebab, dasar awan-awan tersebut akan lebih memantulkan komponen cahaya kuning dari cahaya senja.

"Pemantulan bersifat baur (campur), namun mayoritas mengarah ke paras (permukaan) Bumi, sehingga kita merasa ada cahaya kuning yang lebih terang hingga masuk ke rumah," pungkasnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved