Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jombang

Kasus Perundungan di Pondok Jadi Bahasan saat Bahtsul Masail Haul Gus Dur ke-15 di Tebuireng Jombang

Pesantren-pesantren di seluruh Indonesia mulai serius perhatikan banyaknya praktik perundungan di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes).

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Tribunjatim.com/Anggit Pujie Widodo
Konferensi Pers Hasil Bahtsul Masail Terkait Perilaku Bullying di Lingkungan Ponpes 

Kasus Bullying Jadi Bahasan saat Bahtsul Masail Haul Gus Dur ke-15 di Tebuireng Jombang, Ponpes Diminta Lakukan Ini

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Pesantren-pesantren di seluruh Indonesia mulai serius perhatikan banyaknya praktik perundungan di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes).

Hal itu dibuktikan dengan kasus perundungan atau bullying ini jadi bahasan Bahtsul Masail Nasional dalam rangka Haul KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ke-15 di Ponpes, Tebuireng, Jombang. 

Bahtsul Masail Nasional ini digelar dua hari, yakni pada Hari Kamis (19/12/2024) dan juga Jumat (20/12/2024). Hasil Bahtsul Masail Nasional ini diumumkan dalam Konferensi Pers Hasil Bahtsul Masail Nasional yang digelar di Aula Gedung Yusuf Hasyim, Ponpes Tebuireng, Jombang dalam rangka Haul Gus Dur ke-15

KH. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin selaku pengasuh Pesantren Tebuireng yang juga hadir dalam konferensi pers itu menyebut jika, hasil Bahstul Masail Nasional ini akan menjadi rekomendasi bagi seluruh Ponpes di Indonesia untuk memperhatikan betul fenomena perundungan senior terhadap junior di lingkungan pesantren. 

"Menyambut Haul Gus Dur ini, rekomendasi hasil Bahstul Masail ini bisa menjadi pesantren untuk memperhatikan prilaku perundungan," ucapnya saat Konferensi Pers pada Minggu (22/12/2024) sore. 

Gus Kikin menyebut jika Bahtsul Masail Nasional ini juga mengundang berbagai delegasi dari seluruh Indonesia.

"Acara ini turut mengundang 55 delegasi dengan rincian 40 delegasi dari Jawa Timur, 8 delegasi dari Jawa Tengah, 3 delegasi dari Jawa Barat, 1 delegasi dari Jambi, 1 delegasi dari Riau, 2 delegasi dari Sumatera Barat," ujar Kiai yang juga menjabat sebagai Ketua PWNU Jawa Timur ini. 

Sementara itu, menurut KH. Achmad Roziqi selalu penasihat PW LBM NU Jawa Timur yang turut hadir mendampingi Gus Kikin mengatakan jika akhir-akhir ini marak berita tentang perundungan baik di lapangan kerja maupun di bangku sekolah.

Berdasarkan berbagai sumber di internet terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kasus kekerasan di bangku sekolah di Indonesia. Pada tahun 2024 ada 293 kasus.  Dibandingkan tahun 2023 hanya ada 30 kasus baik sifatnya kekerasan seksual, perundungan secara fisik maupun verbal.

"Pesantren yang digaung-gaungkan sebagai lembaga pengasahan moral pun tidak luput dari kasus bullying," katanya. 

Di pesantren sendiri, terutama pesantren-pesantren yang masih kental dengan senioritas, sering kali terjadi perundungan dan perploncoan dari kakak kelas kepada adik kelas. Mulai dari sebatas verbal, sampai pada perundungan secara fisik. 

"Bahkan, pengurus-pengurus yang mengetahui hal tersebut pun cenderung tutup mata dan menganggap hal tersebut hal yang sudah biasa dan selayaknya dirasakan oleh para santri baru. Nahasnya, ada kasus di mana perundungan tersebut berakhir kepada kematian," ungkapnya.

Sebab itu, dalam ketentuan hukum, pihaknya ingin agar tindakan menormalisasi perundungan yang terjadi pada santri tidak dibenarkan dengan beberapa pertimbangan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved