Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Hari Ketiga Pencarian Balita Tenggelam di Surabaya, Tim Kerahkan Drone hingga Manuver Perahu

Hari ketiga pencarian balita tenggelam di Wiyung Surabaya, tim mengerahkan drone hingga melakukan manuver perahu.

Tribun Jatim Network/Bobby Constantine
Proses pencarian balita tenggelam berinisial MR, di Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, memasuki hari ketiga, Kamis (26/12/2024). Pencarian dilakukan sejak pukul 07.00 WIB. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Bobby Constantine 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Proses pencarian balita tenggelam berinisial MR, di Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, memasuki hari ketiga, Kamis (26/12/2024).

Pencarian dilakukan sejak pukul 07.00 WIB.

Sejak berhenti pada Rabu (25/12/2024) sekitar pukul 15.30 WIB, proses pencarian hari ketiga dilakukan dengan menerjunkan drone hingga menyiapkan manuver perahu karet di Kali Makmur sebagai pusat lokasi pencarian.

Berdasarkan pantauan di lokasi, beberapa petugas terlihat beberapa kali memutari sungai.

Tim juga melakukan manuver dengan memutar perahu karet di titik yang sama beberapa kali, sehingga membuat pusaran air.

Manuver tersebut bertujuan mengurai lumpur di dasar sungai yang diharapkan bisa mengangkat korban dari dalam air.

"Kita melakukan manuver untuk membuat ombak. Sehingga, kalau korban tertimbun lumpur, biasa terurai, sehingga bisa naik," kata Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya, Eko Apriyanto, saat ditemui di sela pencarian korban.

Selain manuver perahu karet, tim juga menerjunkan dua unit drone.

Melalui pantauan udara, drone menyisir area Kali Makmur yang tertutup dengan tanaman eceng gondok, karena perahu tak bisa melintas.

Sekalipun alat berat telah melakukan proses pembersihan eceng gondok, masih ada beberapa bagian permukaan lain yang masih dipenuhi tanaman air tersebut.

"Terutama, eceng gondok yang ada di sekitar SMPN 34 Surabaya," katanya.

Baca juga: Pencarian Balita Tenggelam di Babadan Surabaya Terkendala Eceng Gondok, BPBD Kerahkan Alat Berat

Drone akan mencari titik yang kemungkinan menjadi lokasi korban berada.

Satu di antara indikatornya, berkumpulnya banyak lalat.

"Sebab, biasanya kalau sudah masuk hari ketiga dan keempat, berpotensi terjadi pembusukan," lanjutnya.

Petugas memperpanjang area pencarian hingga mencapai 5 kilometer dari titik awal tenggelam.

Pihaknya juga menambah jumlah petugas pencarian, dari yang awalnya 50 petugas menjadi 70 petugas.

Serta, menambah perahu karet dari 5 perahu pada pencarian di hari kedua menjadi 6 perahu di hari ketiga.

Mereka melakukan penyisiran dengan metode estafet.

"Selain eceng gondok, tantangan lainnya ada pada arus sungai yang sedikit menurun. Sehingga, menyebabkan perahu sempat tersangkut lumpur. Kami melakukan pencarian dengan sistem estafet," tandasnya.

Dia menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum menyiapkan opsi pencarian melalui penyelaman.

Sebab, pihaknya belum dapat mengetahui titik pasti keberadaan korban, serta kondisi sungai yang keruh membuat jarak pandang terbatas.

"Kalau untuk penyelaman, harus ada check point. Kalau nggak ada check point, kami nggak berani, apalagi ini sungai mengalir. Selain itu, ini visibilitas juga nol," tuturnya.

Untuk diketahui, korban berinisial MR berusia 3,5 tahun, balita yang bertempat tinggal di Babatan Wiyung Surabaya, Selasa (24/12/2024).

Korban sedang bermain air bersama seorang kerabat dan temannya sekitar pukul 15.30 WIB.

Saat itu, hujan deras tengah terjadi di kawasan ini.

Tak lama, korban tergelincir masuk ke selokan yang terbuka di sekitar rumah. Selanjutnya, korban pun terbawa arus dan hilang.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved