Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kronologi Uang Palsu UIN Makassar Diedarkan Pertama Kali, Pantas Warga Mudah Terkecoh Imbas 1 Hal

Berikut kronologi uang palsu UIN Makassar pertama kali diedarkan di tengah masyarakat, pantas warga mudah terkecoh.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Timur, Tribunnews.com
Kronologi uang palsu di UIN Makassar pertama kalinya beredar di masyarakat. 

TRIBUNJATIM.COM - Uang palsu UIN Makassar yang diproduksi oleh Andi Ibrahim cs ternyata pertama kali tersebar di masyarakat sudah cukup lama.

Tahun 2022, uang palsu yang diciptakan Andi Ibrahim cs diedarkan untuk pertama kalinya.

Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun mencetak uang palsu.

Uang palsu buatan Andi Ibrahim dan Annar Sampetodin sangat mirip dengan uang asli buatan Bank Indonesia.

Masyarakat awam dikhawatirkan jadi korban uang palsu tersebut.

Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sangat mirip dengan uang asli produk Bank Indonesia.

Oleh karena itu, kata Yudhi, Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun lebih mengedar uang palsu di wilayah Makassar.

"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," kata Irjen Yudhiawan Wibisono.

Irjen Yudhiawan Wibisono melanjutkan, bagi masyarakat awam mudah terkecoh dengan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim.

"Memang hampir sempurna kemarin waktu press rilis pakai sinar ultraviolet itu ada tanda air, kalau masyarakat awam mungkin mengira wah ini uang beneran, padahal itu uang palsu," ujar Irjen Yudhiawan Wibisono, seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Timur, Senin (6/1/2025).

Dosen UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim, menjadi tersangka usai mencetak uang palsu di lingkungan kampus.
Dosen UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim, menjadi tersangka usai mencetak uang palsu di lingkungan kampus. (istimewa)

Polda Sulsel turun memback up Polres Gowa mengusut tuntas kasus uang palsu produksi Perpustakaan UIN Alauddin Makassar itu.

Terungkap otak dan sponsor pabrik uang palsu seharga Rp600 juta di kampus UIN Alauddin Makassar.

Sponsor mesin pabrik uang palsu itu bukan dosen UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim.

Ternyata mesin pabrik uang palsu itu disponsori oleh pengusaha Andi Salahuddin Sampetoding (ASS).

Andi Salahuddin Sampetoding pulalah yang memberi ide kepada Andi Ibrahim untuk mencetak uang palsu.

Padahal Andi Ibrahim sejatinya sudah mapan dan sejahtera sebagai dosen PNS Kementerian Agama.

Andi Ibrahim punya gaji per bulan senilai Rp10 juta sebagai dosen PNS Kemenag.

 Namun Andi Ibrahim tergiur dengan pabrik uang palsu.

Ilustrasi uang.
Ilustrasi uang. (Tribun Batam)

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi mengatakan ASS adalah otak di balik uang palsu tersebut.

"Saya akan menanggapi peran ASS dalam kasus uang palsu," kata Kombes Pol Dedi saat rilis Akhir Tahun di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (30/12/2024).

"Di mana perannya yang bersangkutan adalah yang pertama pemberi ide, kemudian ikut memodali, pembeli mesin, perintah-perintah dan itu aja intinya," sambungnya.

Diketahui ASS kini berada di RS Bhayangkara Makassar pasca ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Gowa.

Ia mengeluh sakit, jelang penyidik akan melakukan penahanan.

Baca juga: Sosok Orang Pertama Bongkar Sindikat Uang Palsu UIN Makassar, Curiga Warga Bawa Pecahan Rp100 Ribu

Kini sosok orang pertama bongkar sindikat uang palsu UIN Makassar terungkap.

Adapun sosok tersebut ialah petugas BRILink.

Petugas tersebut curiga ketika ada warga yang datang membawa lima lembar uang pecahan Rp100 ribu.

Petugas BRILink itu kemudian melaporkan kecurigaannya ke Polsek Palangga, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Operator Uang Palsu UIN Makassar Ungkap Bisa Cetak Rp50 T dalam 3 Hari, Awalnya Belajar dari Bos

Dari sana lah kemudian pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar terbongkar.

Kapolres Gowa AKPB Reonald Simanjuntak mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan dari petugas BRILink tersebut, Polsek Pallangga berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Gowa mengembangkan laporan itu.

Hingga akhirnya menemukan adanya pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin, Makassar. 

Polisi lalu menyita sejumlah alat, termasuk alat cetak di perpustakaan UIN Alauddin Makassar yang didatangkan dari China seharga Rp 600 juta. 

Selain itu juga disita ribuan lembar pecahan 100 ribu yang dipalsukan serta sejumlah tinta yang harganya Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per jenis.

"Mereka juga sudah memesan tinta dari luar negeri yang harganya lebih dari Rp 20 juta per jenis, namun tidak bisa masuk karena dibanned bea cukai," terang AKBP Reonald dikutip dari tayangan Fakta TVOne pada Senin (30/12/2024), dikutip dari Bangka Pos.

Dari sana kemudian terungkap fakta bagaimana canggihnya mesin cetak uang palsu Andi Ibrahim dan Annar Salahuddin Sampetoding Cs ini.

Bagaimana tidak, untuk membuat uang palsu ini, menurut Reonald, pelaku membutuhkan 11 kali proses pencetakan, 

Operator uang palsu UIN Makassar ungkap bisa cetak Rp50 T dalam 3 hari. Awalnya belajar dari bos.
Operator uang palsu UIN Makassar ungkap bisa cetak Rp50 T dalam 3 hari. Awalnya belajar dari bos. (Tribunnews)

Dikatakan Reonald, meskipun sekilas mirip dan bisa tembus sinar UV, uang palsu yang dicetak sindikat pimpinan Annar Sampetoding dan Andi Ibrahim ini tidak sama. 

Jika diraba akan kelihatan uang ini tidak kasar di bagian yang diperuntukkan bagi tuna netra. 

Lalu, gambar penarinya buram dan nomor serinya tidak jelas. 

Para pelaku dijerat dengan Pasal 37 ayat 1,2 dan 3, dan pasal 36 ayat 1 dan 2 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 10 tahun dan maksimal seumur hidup. 

Sementara itu, Syahruna satu tersangka dalam kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar membeberkan pembuatan uang palsu tersebut. 

Syahruna merupakan operator mesin cetak yang memproduksi uang palsu.

Awalnya Syahruna belajar dari otak kasus ini bernama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS).

Keahlian tersebut lalu didalami secara otodidak oleh Syahruna.

"Diajarin sama bos ASS. Terus disuruh belajar sendiri," katanya, dikutip dari kanal tvOneNews, Rabu (1/1/2025), via Tribunnews.

Syahruna mengaku menyesal ditangkap polisi sebelum mahir betul mengoperasikan mesin pencetak uang palsu.

Baca juga: Penampakan Uang Palsu UIN Alauddin Nyaris Sempurna, Ada Tanda Air, Kapolda Sulsel: Sulit Dideteksi

Padahal menurutnya, ia bisa memproduksi uang palsu hingga Rp 50 triliun dalam waktu 3 hari.

"Sayangnya saya belum sempat mahir untuk mempergunakan alat itu."

"Andaikan itu bisa berjalan (tidak terbongkar, red). Kemungkinan 2-3 hari bahan uang palsu 40 dus bisa habis (jadi uang palsu sebanyak Rp 50 triliun)," jelasnya.

Syahruna turut membongkar tahapan produksi uang palsu.

Ada 19 tahapan yang harus dilewati agar uang palsu siap untuk diedarkan. Satu saja tahapan tidak lolos, maka uang palsu akan cacat dan terpaksa dibuang.

"Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang."

"Dari 19 tahapan itu harus lulus semua," urai Syahruna.

Syahruna lantas menguraikan secara garis besar tahapan produksi uang palsu.

Semua dimulai dari tahapan mencetak benang pengaman dan tanda air.

Pembuatan kedua item itu menggunakan mesin sablon.

Syahrna menyesal belum sempat mahir mengoperasikan mesin cetak uang palsu. Dia menjadi salah satu tersangka pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar.
Syahrna menyesal belum sempat mahir mengoperasikan mesin cetak uang palsu. Dia menjadi salah satu tersangka pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar. (Istimewa)

"Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu)," tambahnya.

Syahruna menceritakan, di awal pembuatan uang palsu, ia dan kawan-kawan tidak memproduksi banyak.

Awalnya hanya ada satu rim atau 500 lembar uang palsu.

"Sedikit dulu karena itu butuh proses," katanya.

Syahruna mengaku dari 200 lembar komplotannya mampu memproduksi uang palsu sebanyak Rp 100 juta.

Sedangkan bahan-bahan sebelumnya sudah disimpan digudang.

Lokasinya berada di lantai dua gedung perpustakaan.

Syahruna menjelaskan, semua bahan berasal dari China.

Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis akhirnya buka suara. Ia berang bukan kepalang atas kasus uang palsu di kampus ia pimpin.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis akhirnya buka suara. Ia berang bukan kepalang atas kasus uang palsu di kampus ia pimpin. (Kolase YouTube Kompas TV dan Tribun Timur)

Di sisi lain, rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis akhirnya buka suara.

Ia berang bukan kepalang atas kasus uang palsu (upal) diproduksi di kampus yang ia pimpin.

"Saya marah, saya malu, saya tertampar," kata Hamdan Juhannis, menanggapi kejahatan pembuatan dan peredaran upal yang terkuak dari dalam kampus baru-baru ini, dikutip dari kompas.tv.

Ia tak habis pikir, reputasi kampus yang sudah dibangun dengan jerih payah bersama pimpinan dan timnya kini tercoreng oleh praktek kejahatan upal.

"Setengah mati kami membangun kampus, membangun reputasi bersama pimpinan, dengan sekejap dihancurkan," tutur Hamdan saat konferensi pers di Kabupaten Gowa, Kamis (19/12/2024). 

Ia menyatakan dengan tegas tentang penonaktifan kepala perpustakaan dan staf yang terlibat dengan kasus upal tersebut. 

"Kami mengambil langkah, setelah ini jelas kedua oknum yang terlibat dari kampus kami langsung kami berhentikan dengan tidak hormat," tegas Hamdan. 

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved