Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

PMK di Lamongan Makin Meluas, Kini Tembus 824 Ekor Sapi, Kapolres, Dandim dan Bupati Turun Gunung

Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di Lamongan tak terkendali, sebanyak 824 ekor sapi terdata terjangkit PMK.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Kapolres AKBP Bobby A Condroputra dan Dandim 0812 Letkol Arm Ketut Wira Purbawan melakukan penyemprotan desinfektan di Pasar Hewan Tikung usai lakukan vaksinasi dan sosialisasi di Desa Balungwangi, Kecamatan Tikung, Rabu (15/1/2025) 

Ia mengingatkan pada peternak sapi atau para pemelihara sapi untuk tidak mudah terprovokasi menjual sampinya hanya karena bujuk rayu oleh orang lain dengan cara menakut-nakuti peternak akan dampak PMK.

"Jangan percaya itu, karena penyakit PMK bisa disembuhkan. Jadi jangan menjual dengan murah karena pengaruh orang lain atau tengkulak," tandasnya.

Ia menunjukkan bukti bahwa angka kematian sapi karena PMK ini hanya 10 persen, itu artinya tingkat kesembuhannya cukup tinggi. Yang terpenting peternak tanggap apabila ternaknya terjangkit PMK.

"Segera melapor ke petugas agar segera bisa ditangani," katanya.

Dandin 0812 Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan menambahkan, pihaknya kompak dengan Forkopimda untuk mengatasi penyebaran PMK. " Jaharan Kodim 0812 siap membantu, mencegah dan menangani PMK ini," ujarnya.

Purbawan juga meminta pada peternak untuk tidak panik dengan PMK. Ingat, katanya, bahwa PMK ini dapat disembuhkan. Dan jangan takut untuk vaksin ternaknya.

Kepala Disnakeswa, Shofiah Nurhayati mengatakan, dari 824 ekor sapi yang terjangkit PMK itu kebanyakan ada di Kecamatan Sugio, Modo dan Sambeng. " Sekitar 40 persen dari populasi sapi di tiga kecamatan itu," kata Shofiah.

Pihaknya memastikan, bahwa tingkat kesembuhan sapi yang terjangkit PMK cukup tinggi. Sampai hari ini sebanyak 222 ekor sapi berhasil disembuhkan. Dan terdata hanya 44 ekor sapi yang mati 

"Selebihnya masih proses penyembuhan," ujarnya.

Tingkat kesembuhan yang tinggi itu adalah wujud dari vaksinasi yang sebelumnya sudah dilakukan. " Karena sebelumnya sudah divaksin, maka proses penyembuhannya cepat," katanya.

Bersamaan dengan mulai menjangkitnya PMK saat ini, banyak peternak sapi yang melakukan vaksin mandiri. Merek beli vaksin sendiri, sementara vaksinasinnya dibantu oleh tenaga kesehatan Disnakeswan.

"Vaksin mandiri itu dilakukan para  pedagang menengah ke atas," ujarnya.

Menyinggung kebutuhan vaksin untuk peternak rakyat, Shofiah mengatakan, masih menunggu bantuan dari provinsi. Pihaknya juga mengajukan bantuan dana dari corporate social responsibility (CSR). Tapi ia tidak merinci ke perusahaan mana permohonan  pengajuan dana CSR itu dikirim.

Untuk mengendalikan agat PMK di Lamongan tidak meluas penularannya, pihaknya mengambil beberapa langkah  diantaranya, memberikan KIE (komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada peternak dan pasar hewan.

Kepada para peternak untuk meningkatkan  kerjasama dengan tenaga kesehatan Disnakeswan.

"Jika ada atau menemukan sakit pada sapi,  segera menginformasikan kepada petugas," katanya.

Karena pada dasarnya penyakit PMK pada sapi itu bisa dikenali dan disembuhkan, tergantung peternak yang melaporkan atau gejala klinisnya.

Selain cara KIE, cara kedua meminimalisir adalah dengan memperkatat  orang luar yang berkunjung ke kandang.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved