Berita Viral
Sosok Letkol Rosita Dulu Kerja Bersihkan WC Kini Jadi Tentara AS, Gagal Tes Polwan karena Tingginya
Inilah kisah wanita Indonesia jadi tentara di AS atau Amerika Serikat. Wanita itu bernama Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste asal Sumatera Utara.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah wanita Indonesia jadi tentara di AS atau Amerika Serikat.
Wanita itu bernama Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste asal Sumatera Utara.
Perempuan berdarah Batak itu kini menjadi perwira menengah di Angkatan Darat Amerika Serikat.
Perjuangan Letkol Rosita pun tak mudah.
Rosita saat ini bertugas sebagai mekanik di pasukan militer AS dan telah mengabdi selama lebih dari 11 tahun.
Dalam perjalanan panjangnya, Rosita pernah ditempatkan di berbagai wilayah konflik, seperti Irak dan Kuwait, setelah menempuh pendidikan di Jerman.
Akan tetapi, sebelum mencapai posisinya ini, jalan hidupnya penuh dengan tantangan dan kejutan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Rosita lahir dan besar di Indonesia, ia merupakan lulusan Fakultas Hukum USU dengan jurusan Perdagangan Internasional.
Setelah menyelsaikan pendidikannya, Rosita diketahui sempat bekerja di beberapa perusahaan di Jakarta.
Akan tetapi, hidupnya berubah drastis saat menikah dengan seorang warga negara Amerika Serikat yang juga seorang tentara.
Baca juga: Cita-Cita Letkol Rosita Jadi Polwan Indonesia, Pupus Gegara Tinggi Badan, Kini Tentara di Amerika
Demi mendampingi suaminya, Rosita pun pindah ke Negeri Paman Sam tersebut pada September 2000.
Berada di negara baru dengan budaya yang berbeda, Rosita awalnya bercita-cita menjadi wartawan, mengingat ia pernah bekerja di Warta Ekonomi pada tahun 1997.
"Kebetulan itu pekerjaan yang saya suka," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan VOA Indonesia, dikutip dari Kompas.com via TribunJabar.
Akan tetapi, kurangnya pengalaman kerja di AS membuat impiannya itu sulit terwujud.
Ia pun tidak menyerah dan mengambil pekerjaan sebagai kasir di restoran cepat saji Burger King.
Dengan gaji 6 dollar 25 sen per jam, ia tak hanya melayani pelanggan, tetapi juga harus membersihkan meja dan bahkan toilet.
"Saya nangis, saya bilang sama ibu saya di Jakarta, enggak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC," kenangnya.
Baca juga: Sosok Rosita Aruan Ditolak Polwan di Indonesia, Kini Jadi Letkol Mengabdi Tentara AS, Berdarah Batak
Meski mendalami banyak tantangan, semangat Rosita tidak pernah padam.
Kesempatan besar itu datang saat ia mengetahui peluang untuk bergabung dengan militer AS. Namun, jalannya tidak mudah.
Saat ujian pertama, Rosita dinyatakan gagal.
Bukannya putus asa, Rosita justru semakin gigih belajar selama 30 hari penuh sebelum mengikuti ujian ulang.
Usahanya pun membuahkan hasil. Rosita dinyatakan lolos dan resmi bergabung dengan pasukan AS, meskipun tinggi badannya hanya 149 sentimeter.
"Mereka itu tidak melihat tinggi badan," katanya.
Berbeda dengan di Indonesia, militer AS lebih menilai kemampuan seseorang daripada fisik semata.
Setelah diterima, ia dihadapkan pada tiga pilihan pekerjaan: sopir, montir, atau koki. Tanpa ragu, Rosita memilih menjadi mekanik, profesi yang jarang dipilih oleh perempuan.
Keputusan itu membawanya ke berbagai pelatihan hingga ke Jerman dan menempatkannya dalam misi ke berbagai negara.
Sejak kecil, Rosita pun bercita-cita menjadi polisi wanita (Polwan), tetapi impiannya terhenti lantaran tinggi badannya tidak memenuhi syarat.
"Ada jodoh ingin keinginan jadi Polwan, dari segi tinggi badan saya sudah distop," tuturnya.
Ia juga pernah bermimpi menjadi jaksa, namun sekali lagi, aturan tinggi badan menjadi hambatan.
Meskipun mimpinya di Indonesia tak terwujud, Rosita menemukan jalannya sendiri di militer AS.
Kini, sebagai Letnan Kolonel, ia telah memimpin ratusan pasukan dan menjalani berbagai misi penting.
Baca juga: Alasan Gamma Dulu Cita-cita Jadi Tentara Dibanding Polisi, Kini Meninggal usai Ditembak Aipda Robig
Selama bertugas, Rosita mengalami berbagai pengalaman mendebarkan, salah satunya saat ia nyaris tertembak di Irak.
Saat sedang berada di dalam kelas untuk belajar, tiba-tiba terdengar rentetan tembakan di luar.
Ketika hendak menunduk untuk memasang plugin laptop, sebuah peluru melesat melewati kepalanya.
"Waktu itu blank," ujarnya mengenang. Ia juga pernah ketiduran saat berjaga, dengan senjata masih dalam genggamannya.
Pengalaman-pengalaman ini semakin mengukuhkan mental dan ketangguhannya sebagai seorang prajurit.
Kini, Rosita telah ditarik dari tugas di medan konflik dan lebih fokus menjalani tugas administrasi serta mengurus keluarganya.
Kisah Inspiratif Lainnya
Sementara itu, sebelumnya juga viral sosok Junaedi, tukang tambal ban yang bisa kuliahkan anaknya.
Pria berusia 54 tahun sudah lama jadi tukang tambal ban di depan salah satu mal di Surabaya, Jawa Timur.
35 tahun jadi tukang tambal ban, Junaedi mengatakan bahwa kunci bahagianya adalah rajin shalat malam dan berpuasa Senin-Kamis.
"Yang penting kita taat sama Gusti Allah, pasti diberi kebahagiaan," kata Junaedi saat ditemui di lapaknya, Jumat (24/1/2025).
Menurut Junaedi, ketenangan batin, kesehatan, dan keharmonisan keluarga merupakan definisi dari bahagia yang ia yakini.
"Rezeki itu sudah ada yang mengatur. Kalau yang kaya aja belum tentu bahagia, jadi kita yang enggak kaya harus bahagia," ucapnya sembari tertawa, melansir dari Kompas.com.
Baca juga: Sosok Riska Gadis Lampung Dinikahi Tentara Amerika, Tak Menyangka Ketemu Jodoh Online: Time Flies
Penghasilan Junaedi pun tak pasti.
Jika beruntung dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp50.000.
Namun, lebih sering tidak ada pelanggan sama sekali, kata dia.
"Istri saya juga bantu jualan nasi bungkus didekat sekolah disana. Jadi sedikit terbantu, yang penting kita sudah berusaha" sambungnya.
Selain menjadi tukang tambal ban, dulu Junaedi pernah bekerja sebagai tukang becak.
Tetapi karena pelanggan yang semakin sepi, akhirnya dia menjual becaknya.
"Semuanya saya coba, yang penting bisa pulang bawa rezeki yang halal," tutur Junaedi.
Berkat kegigihan dalam bekerja dan doa tanpa henti, Junaedi kini mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
"Meskipun saya lulusan SD (Sekolah Dasar), tapi saya selalu ingin anak saya bisa kuliah," kata dia.
Putrinya, Rahmawati (21) kini sedang menempuh pendidikan untuk meraih gelar sarjana dari jurusan Manajemen di Universitas Bhayangkara, Surabaya.
Untuk biaya kuliah, Junaedi mengaku harus mengeluarkan uang sebesar Rp1,35 juta per semester. Biaya tersebut dia tanggung sendiri tanpa ada bantuan dari Pemerintah.
"Anak saya sudah pernah coba buat daftar KIP (Kartu Indonesia Pintar), tapi juga enggak pernah lolos, enggak tahu kenapa," kata dia.
Berbagai program beasiswa juga sudah dicoba, tapi selalu gagal.
Biar pun begitu, Junaedi selalu tegas melarang anaknya untuk kuliah sambil bekerja.
"Memang tugasnya saya sebagai orangtua untuk mencari nafkah. Sudah, kamu cukup fokus sekolah," ucap dia sambil lagi-lagi tersenyum.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
wanita Indonesia jadi tentara di AS
Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste
Angkatan Darat Amerika Serikat
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Mantan Pimpinan KPK Duga Noel Ebenezer Dilaporkan Orang Dekat: Ruangan Kawan Disadap |
![]() |
---|
Modus Pinjam Sebentar Bikin Motor Wanita ini Raib di Tangan Kenalannya, Sempat Memaksa |
![]() |
---|
Kasihan usai Dimintai Tolong Sambil Memelas, Pria ini Malah Jadi Korban Begal |
![]() |
---|
Gaya Hidup Perkotaan Bikin Warga Jombang Banyak yang Menjadi Janda, Pengadilan Agama: Kompleks |
![]() |
---|
Imbas Ingin Sadarkan Abdul Rahim dari Mabuk Berat, Dua Pria ini Jadi Tersangka, Sempat Sandiwara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.