Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keinginan Pasha Sembuh dari Penyakit Langka Kaki Raksasa, Jualan Tisu untuk Berobat dan Rawat Nenek

Gadis muda ini berkeinginan sembuh dari penyakit langka yang menyerangnya. Diketahui, kedua kakinya besar tak seperti biasa.

Editor: Olga Mardianita
Instagram @temanbaikcom
PENYAKIT KAKI RAKSASA - Gadis muda bernama Pasha ini mengidap penyakit langka yang membuat kakinya membesar seperti kaki raksasa. Dia berjualan tisu demi mengobati penyakitnya sekaligus merawat nenek. 

TRIBUNJATIM.COM - Di tengah keterbatasannya, Pasha terus berharap bisa sembuh dari penyakit langka.

Ya, Gadis muda itu mengidap penyakit langka.

Penyakit ini membuat kedua kakinya tampak seperti kaki raksasa karena berukuran lebih besar dari biasanya.

Dia pun berusaha menabung dari berjualan tisu agar bisa berobat.

Dia diketahui juga harus merawat neneknya yang sudah sepuh.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: 4 Tahun Tak Bisa Tidur, Solihin Idap Penyakit Langka? Akui Sudah Minum Obat Tetap Tak Mempan

Inilah kisah pilu yang dialami gadis penjual tisu bernama Hani Pasha (18).

Baru-baru ini video kisah pilunya viral dibagikan akun Instagram @temanbaikcom, dikutip Tribunjabar.id, Senin (10/2/2025).

Dalam video tersebut memperlihatkan Hani Pasha sedang berjualan di pinggir jalan di depan minimarket.

Ia duduk di kursi dan menjajakan beberapa tumpukan tisu di dekatnya.

Tisu-tisu tersebut dia jual hanya Rp 10 ribu.

Tampak Hani melihat-lihat sekitar seraya berharap ada orang yang membeli dagangannya.

Saat dihampiri, raut wajah Hani Pasha seketika semringah.

Ia menjawab dengan ramah kepada calon pembeli bahwa ia berjualan tisu.

Baca juga: Penyebab Anemia Aplastik, Penyakit Langka Diderita Babe Cabita Sebelum Meninggal, Ini 12 Gejalanya

Kemudian perekam salah fokus dengan kondisi kaki gadis penjual tisu itu yang memprihatinkan.

Kedua telapak kaki Hani terlihat lebih besar bak raksasa dengan bentuk tak biasa.

Dengan polos Hanis menjawab bahwa kondisi kaki raksasanya itu sudah dialami sejak kecil.

“Sejak kecil (begini),” ucap Hani.

Karena prihatin atas kondisi gadis penjual tisu itu, perekam pun bertanya apakah Hani sudah berobat.

Sembari menunduk, Hani mengaku bahwa ia belum bisa berobat.

Hal itu karena Hani tak punya biaya berobat.

Telihat di samping kakinya Hani membawa sebuah celengan berwarna biru berkuran besar dengan tulisan “Tabungan Berobat”.

Ternyata setiap hari penjualan dari tisu tersebut Hani sisihkan ditabung untuk berobat.

Diketahui Hani mengidap penyakit langka yang membuat kakinya membesar dan terlihat seperti kaki raksasa.

Hal yang memprihatinkan, ternyata penyakit yang idap Hani itu bisa mengancam nyawa.

Namun, apa boleh buat Hani hanya bisa ikhtiar untuk menabung biaya berobat.

Padahal dari berjualan tisu, Hani hanya mendapat upah yang tak seberapa.

Selain harus menabung, ternyata Hani juga harus mengurus neneknya yang sepuh.

Ia pun menyisihkan uang kebutuhan sehari-harinya untuk bertahan hidup bersama sang nenek.

Selama ini Hani tinggal dengan neneknya yang sudah sepuh tersebut.

Bahkan kini neneknya sakit-sakitan dan perlu dibantu.

Akun pengunggah pun mengumumkan sedang membuka donasi untuk membantu biaya pengobatan Hani dan neneknya.

Baca juga: Suami Kena Penyakit Langka, Curhat Istri Setia Meski Susah Kenali Wajahnya, Suami Tetap Cari Nafkah

Dari kisah pilu Hani gadis penjual tisu itu, tak sedikit warganet merasa iba.

Berikut beragam komentar waragnet.

virgo.zenn.7
“Ya Allah ,, kirimkan lah para dermawan utk dia”

dionklpti
"andai aku kaya bnyak uang neng"

hymefaaaah_
“Ternyata aku belum sekuat org lain, aku masih berisik akan masalahku...mbak kamu hebat, aku kalah”

miss_tiaa0
“Dinas sosial mana nih?”

_muhammadcahya03_
“Inilah kenapa pengen banget jadi orang kaya...biar bisa bantu orang" yg membutuhkan....sehat" ya ka kmu Hebat kaa,” tulis beragam komentar warganet.

Hingga artikel ini dimuat, tak dijelaskan lebih detail mengenai alamat lengkap gadis penjual tisu tersebut.

Baca juga: Keluhan Para Pedagang Soal Hewan Kurban Sering Keluarkan Air Liur, ini Respon DKPP Kabupaten Madiun

Di sisi lain, balita di Madiun juga menderita penyakit langka.

Kondisinya membuat sang bocah harus mandi menggunakan air infus.

Dia adalah Alif Azka (3), warga Desa 

Dusun/Desa Tulung, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.

Putra kedua dari Pasutri Sri Susanti (36), dan Jayus (43) selaku Buruh Tani tersebut, sejatinya bermain dan beraktivitas seperti banyak anak pada umumnya.

Kehidupan mereka harus menghadapi kenyataan, lantaran buah hatinya atau balita idap penyakit langka Epidermolisis Bulosa.

Sekujur kulit balita Azka melepuh parah.

Ditemui di rumahnya, Sri Susanti menuturkan, kondisi tersebut terjadi usai proses melahirkan pada Oktober 2020 silam. Saat itu muncul kelenjar gajih putih di seluruh tubuh Azka, si balita Madiun ini.

“Terpaksa anak saya harus diinkubator 2 minggu. Kemudian mengeluarkan bau anyir,” ujarnya, Kamis (30/5/2024).

Selain melepuh dan nanah, kulit Azka terasa gatal gatal dan panas. Dihadapkan kondisi tersebut, ia hanya bisa menangis lantaran tak bisa menahan rasa sakit.

“Kalau kambuh bisanya merengek. Kulitnya tidak boleh kena sinar matahari dan pasir. Untuk mandi pakai air infus,” bebernya.

“Makan juga tidak boleh sembarangan. Terutama makan cemilan, biasanya ada zat campuran itu bisa buat gatal gatal, jadi harus selektif,” imbuh Sri yang setiap hari sebagai Ibu Rumah Tangga.

Baca juga: DKPP Madiun Terjunkan Dokter Hewan di Pasar Bajulan Madiun, Periksa Hewan Kurban Jelang Idul Adha

Dirinya mengaku rutin kontrol 2 minggu sekali di RSUD Dr Soedono Madiun. Bersyukur, keluarga tersebut terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

“Obat yang diberikan dalam bentuk salep kulit, air infus. Harus kontrol rutin, agar gatal gatal sama panasnya terkendali,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dusun Tulung Aprilia Fitriana menambahkan, Azka beserta kedua orang tuanya sudah tercatat sebagai penerima BLT dan PKH.

“KIS atas nama Azka sudah masuk. Lalu BLT PKH baru nerima 2 kali. Pendampingan terus dilakukan lewat posyandu, puskesmas, gizi bidan. Tinggal menunggu dari Dinkes,” tandasnya.

----- 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved