Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

UMKM

Berawal dari Iseng, Kini Kompor Batik Buatan Pria Blitar Jadi Langganan Pembatik Asal Solo: 100 Biji

Berawal dari iseng membuatkan kompor batik untuk ibunya, Damang Panggih Priandana (33), warga Lingkungan Ngegong, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananweta

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI
KOMPOR BATIK - Damang menunjukkan produk kompor listrik untuk membatik karya di rumah orang tuanya, Lingkungan Ngegong, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Kamis (13/2/2025). Sejak 2017, Damang menekuni usaha produksi kompor batik. 

"Pada 2017, saya mulai memproduksi kompor batik untuk dipasarkan. Awalnya, yang pesanan masih sedikit, tapi sekarang sudah mulai banyak," katanya.

Pesanan kompor batik milik Damang, paling banyak dari Solo. Tiap bulan, Damang mengirim kompor batik ke Solo minimal 100 biji.

Selain Solo, pesanan kompor batik juga datang dari lokal Jawa Timur. Ia pernah mendapat pesanan kompor batik dari Madura.

"Kalau pesanan dari luar Jawa pernah kirim sekali ke Bangka Belitung," ujarnya.

Damang menjual kompor batik dengan jumlah pesanan banyak atau grosir dengan Rp 95.000 per biji.

Sedang harga jual eceran kompor batik miliknya dipatok Rp 120.000 per biji.

Untuk bahan baku kayu triplek, Damang membeli ke penjual di lokal Blitar. Sedang untuk bahan elemen pemanas, ia pesan dari luar kota.

Proses pembuatan 100 biji kompor batik paling lama butuh waktu 7 hari sampai 8 hari. Itu pengerjaan dilakukan dua orang.

"Untuk omzet dari penjualan per bulan minimal Rp 9,5 juta sampai Rp 10 juta. Sekarang saya sedang belajar membuat kompor batik yang ada potensio atau pengatur panas," katanya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved