Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hasil Sidak DPRD Bojonegoro Soal Proyek Tembok Penahan Tanah Sungai Ambrol, Singgung Pemeliharaan

Komisi D DPRD Bojonegoro melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di lokasi proyek pembangunan tembok pelindung tebing Sungai Bengawan Solo

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/MISBAHUL MUNIR
SIDAK DPRD BOJONEGORO - Komisi D DPRD Bojonegoro melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di lokasi proyek pembangunan tembok pelindung tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Lebak sari Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, pada Senin (17/2/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Misbahul Munir

TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO – Komisi D DPRD Bojonegoro melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di lokasi proyek pembangunan tembok pelindung tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Lebak Sari Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, pada Senin (17/2/2025).

Sidak yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi D, Sukur Prianto bersama rombongan dewan meninjau lokasi ambrolnya tembok penahan tanah sungai bengawan solo di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan.

Rombongan wakil rakyat tersebut bertemu dengan kontraktor, konsultan perencana, pengawas proyek, serta perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PUSDA) Bojonegoro.

Sukur Prianto mengungkap bahwa hasil sidak ditemukan kualitas pembangunan proyek ini jauh dari yang diharapkan.

Baca juga: Warga Bojonegoro Keluhkan Dugaan Pencemaran Limbah, Pertamina EP Sukowati Field Lakukan Peninjauan

Meskipun belum meneliti secara rinci Rencana Anggaran Biaya (RAB), kata Sukur, terlihat hasil pengerjaan proyek tersebut mengecewakan dan harus segera dilakukan perbaikan.

"Kami minta pihak kontraktor harus berkomitmen melakukan perbaiki keadaan itu (kerusakan) sebaik mungkin, karena (proyek) itu masih dalam masa pemeliharaan," Kata Sukur.

Selain itu, Sukur juga meminta pihak PT Indopenta Bumi Permai sebagai kontraktor pelaksana untuk melakukan upaya teknis agar kerusakan tidak semakin meluas. Mengingat saat ini kondisi sungai bengawan solo sewaktu-waktu dapat meluap akibat curah hujan yang masih tinggi.

"Kamudian, kami juga meminta kontraktor pelaksana untuk melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir terjadinya kerusakan tambahan yang semakin meluas, " Sambungnya.

Di lain sisi, para perencanaan pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut, lanjut Ketua DPC Demokrat Bojonegoro itu, ada informasi bahwa proyek ini dibangun tanpa rekomendasi teknis (rekomtek) dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS-BS), yang seharusnya menjadi bagian dari prosedur pembangunan.

"Kami meminta PUSDA Bojonegoro segera berkoordinasi dengan BBWS-BS untuk menyelesaikan persoalan ini," tutupnya.

Baca juga: Teman UMKM Smartfren Dukung Usaha Lokal Surabaya dan Bojonegoro Naik Kelas Melalui Literasi Digital

Diketahui, proyek pembangunan pelindung tebing Sungai Bengawan Solo ini dilaporkan ambrol sepanjang ratusan meter, dengan rincian 200 meter di Desa Tanggungan dan 70 meter di Desa Lebaksari Kecamatan Baureno.

Dari pantauan dilokasi, banyak tiang pancang yang sudah terangkat dari tanah serat tembok penahan tanah ambles menjorok ke sungai imbas tergerus derasnya aliran sungai bengawan solo yang beberapa waktu lalu meluap. 

Terlihat sejumlah alat berat berikut para pekerja nampak tengah sibuk melakukan perbaikan pada tembok yang ambles.

Sementara itu, diketahui pagu anggaran yang digunakan untuk proyek pembangunan tembok penahan tanah di Sungai Bengawan Solo itu senilai Rp40 milyar yang bersumber dari APBD Bojonegoro. Lelang proyek dimenangkan oleh PT Indopenta Bumi Permai dengan nilai Rp38,6 milyar.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved