Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dinkes Kabupaten Malang Waspadai Peningkatan Kasus DBD di Musim Hujan, Ingatkan 3M Plus

Terdapat 306 kasus di awal tahun 2025, Dinkes Kabupaten Malang mewaspadai peningkatan kasus DBD di musim hujan, ingatkan lakukan 3M plus.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Galih Lintartika
FOGGING (Arsip) - Pemdes Randupitu, Kecamatan Gempol, Pasuruan, lakukan fogging sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran DBD, Selasa (31/12/2024). Awal tahun 2025, terdapat 306 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Malang. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Awal tahun 2025, terdapat 306 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Malang.

Kementerian Kesehatan RI telah mengedarkan surat ke Dinas Kesehatan (Dinskes) Kabupaten Malang untuk mewaspadai adanya tren peningkatan kasus di musim penghujan.

Plt Kepala Dinkes Kabupaten Malang, Ivan Drie mengatakan, pihaknya baru saja menerima surat edaran dari kementerian untuk meningkatkan kewaspadaan mengenai penyakit DBD.

“Isinya untuk meningkatkan kewaspadaan, karena memang tren secara global di Indonesia ada tren kenaikan (DBD),” ujar Ivan ketika dikonfirmasi, Selasa (18/2/2025).

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinkes Kabupaten Malang, pada Januari 2025 terdapat 306 kasus.

Kasus ini meningkat jika dibandingkan tahun 2024 lalu dengan bulan yang sama, yakni sebanyak 245 kasus.

Sementara total keseluruhan kasus DBD pada 2024 sebanyak 4.157 kasus.

Setelah menerima surat tersebut, Ivan menyampaikan, selanjutnya akan dikoordinasikan ke bidang terkait.

Kemudian dikonsolidasikan ke seluruh jajaran dan jaringan dinas kesehatan, baik itu puskesmas maupun rumah sakit mengenai kewaspadaan ini.

Kemudian memfungsikan surveilans di setiap puskesmas untuk lebih ditingkatkan.

Dikatakan Ivan, surveilans akan bekerja sama dengan pemerintah desa melalui kader kesehatan.

Bila ditemukan kasus di suatu desa, maka akan ditindaklanjuti dengan investigasi di lapangan.

“Semisal di suatu desa ditemukan kasus DBD, maka akan diinvestigasi kemudian apakah perlu dilakukan fogging atau tidak,” jelasnya.

Baca juga: Baru Awal Tahun 2025, Kasus DBD di Puskesmas Wungu Kabupaten Madiun Sudah Capai Belasan

Menurut mantan Kepala Puskesmas Tirtoyudo Malang ini, fogging bukanlah tindakan utama untuk memberantas nyamuk aedes aegypti.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved