Berita Viral
Fakta Iptu Tomi Marbun Hilang saat Bertugas, Sudah 3 Bulan, Istri Ungkap Kejanggalan: Ada Tekanan
Iptu Tomi Marbun sudah tiga bulan hilang saat bertugas. Istri pun ungkap kejanggalan kasus ini.
TRIBUNJATIM.COM - Riah Tarigan curhat mengenai hilangnya sang suami, Iptu Romi Marbun,di hadapan Komisi III DPR, Senin (17/3/2025).
Iptu Romi Marbun sudah tiga bulan hilang sejak bertugas di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) itu, Riah mengungkap beberapa kejanggalan.
Seperti diketahui, Iptu Romi Marbun merupakan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintani.
Pada 15 Desember 2024, dia dan tim melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Namun, tiga hari berlalu, yaitu pada 18 Desember 2024, dia dikabarkan tergelincir di Sungai Rawara, Distrik Moskona Barat dan tak dapat ditemukan.
Hal ini tentu memilukan bagi sang istri Riah Tarigan.
Terlebih-lebih suaminya telah berjanji akan kembali untuk merayakan Natal bersama anak mereka.
Lebih lanjut, inilah fakta-fakta Iptu Romi Marbun hilang saat bertugas.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: Balap Lari di Kota Mojokerto Dibubarkan Polisi, 8 Pelajar SMA Diamankan, Ada Taruhan Uang Rp 5 Juta
Fakta Iptu Romi Marbun hilang saat bertugas
1. Hilang karena jatuh dari kapal
Hal janggal pertama yang diungkap Riah adalah soal penyebab Iptu Tomi menghilang.
Riah bingung karena ada dua versi berbeda terkait suaminya raib.
"Suami saya pamitan kepada keluarga itu tanggal 15 Desember, menjalankan tugas pengejaran DPO KKB. Saya mendapatkan kabar, tanggal 18 suami saya jatuh dari long boat," ungkap Riah Tarigan dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube tv one news, Selasa (18/3/2025).
Namun versi dari Wakapolres Teluk Bintuni, kronologi hilangnya Iptu Tomi justru berbeda.
Katanya Iptu Tomi menghilang karena tergelincir dari kapal.
"Kabar pertama saya dapat dari bapak Waka dan ibu Wakapolres Teluk Bintuni, menyampaikan bahwa long boat suami saya terbalik. Namun pernyataan berbeda saya terima, malam harinya saya dapat telepon dari bapak Kapolres, kalau ternyata, informasi dari bapak Kapolres itu suami saya tergelincir sendiri dari long boat," pungkas Riah.
Baca juga: Polisi Ciduk Produsen Bubuk Mesiu untuk Petasan di Blitar, Sita Mesiu 3 Kg dan Belerang 5 Kg

2. Merasa terdesak
Kejanggalan kedua kata Riah adalah soal curhatan terakhir Iptu Tomi.
Ternyata sebelum menjalankan tugas yakni mengejar KKB, Iptu Tomi sempat bercerita ke istrinya soal perasaannya.
Rupanya Iptu Tomi merasa berat hati menjalankan tugas tersebut.
"Pada saat sebelum operasi, suami saya sempat menanyakan pendapat saya tentang operasi ini. Karena memang operasi ini, operasi yang sudah sering dilakukan suami saya. Tapi selama ini suami saya tidak pernah mengajak saya untuk berdiskusi. Tapi pada saat itu dia mengajak saya diskusi," kata Riah.
Kala itu Riah menangkap gelagat berbeda dari suaminya.
Terlebih Iptu Tomi mengaku mendapat tekanan agar menjalankan tugas tersebut.
"Saya merasa ada yang beda, karena suami saya seperti di bawah tekanan. Jadi dia berulang kali bilang 'gimana menurut mami operasinya?'. Kami kan nasrani, mau merayakan natal, karena ini natal pertama tahun anak saya, suami saya excited untuk merayakan natal, dia sudah dekor rumah. Dia sedikit agak berat operasi hari ini, kan ini momen natal pertama anak kami. Tapi dia didesak-desak," ujar Riah.
Lebih lanjut diungkap Riah, sebenarnya sudah ada rencana ia dan sang suami mutasi alias pindah ke kota lain.
Namun proses mutasi tersebut mendadak sulit dilakukan hingga ada syarat yang harus dipenuhi Iptu Tomi.
"Suami saya sempat mengeluh, pada saat kami lagi makan, suami saya mengeluh, dia merasa seperti didesak-desak, menurut informasi yang kami dapat kami akan mutasi karena suami saya mau melanjutkan pendidikan PTIK harusnya tahun 2025 ini. Tapi suami saya merasa didesak-desak, jadi sebelum mutasi kami keluar, dia harus menyelesaikan operasi ini," akui Riah.
Baca juga: Fakta Pilu Bripda M Ghalib Korban Penembakan TNI, Ayah Sudah Meninggal, Diminta Ibu Pindah Tugas
3. Diminta uang Rp30 juta
Berikutnya, kejanggalan ketiga terkait hilangnya Iptu Tomi selama tiga bulan adalah terkait permintaan terakhirnya.
Diceritakan Riah, suaminya sempat diminta mempersiapkan personel untuk operasi pengejaran KKB mulai 11 Desember.
Kala itu Iptu Tomi diminta uang untuk operasional pada 15 Desember 2024.
Uang operasional atau uang transport itu, menurut Riah adalah untuk menyewa mobil double gardan yang akan digunakan untuk operasi.
"Uang transport untuk menyewa Hilux (mobil double gardan) untuk menjalankan operasi. Di situ saya protes, kenapa pakai uang pribadi," ujar Riah.

4. Nangis sebelum berangkat tugas
Hal janggal selanjutnya yang tak kalah membuat Riah terheran-heran adalah terkait dengan sikap Iptu Tomi.
Sebelum berangkat bertugas memburu KKB, Iptu Tomi kepergok sempat menangis.
Melihat hal tersebut, Riah pun syok dan sempat mempertanyakan kesiapan suaminya untuk bertugas.
"Saat kami berdoa, suami saya menangis. Suami saya sering keluar masuk hutan. Saat itu saya tanya, 'Papi takut? Kalau takut, tidak usah pergi.' Namun dia tersenyum dan ketawa. Setelah itu, dia pamit bersama keluarga pergi ke rumahnya Pak Roland (Kantor Resmob Polres Teluk Bintuni) sebagai titik kumpul di sana," kata Riah Tarigan.
Baca juga: Minta Bebas, TNI Penembak Bos Rental Mobil Memohon Tetap Jadi Aparat: Kami Tak Luput dari Dosa
5. Anggota tim tutup mulut
Terakhir, hal janggal perihal kasus suaminya hilang adalah soal respon dari rekan-rekan tim korban yang ikut dalam penugasan.
Riah merasa ada hal yang ditutupi oleh pihak Polres Teluk Bintuni terkait kasus Iptu Tomi menghilang.
Terlebih diakui Riah, teman-teman suaminya yang ikut ke TKP justru tutup mulut.
"Kenapa Polres seolah-olah seperti tertutup. Kehilangan suami saya seolah tidak ada, lewat seperti itu saja. Anggota tim yang pada saat satu tim bersama suami saya, saya melihat mereka seperti di bawah tekanan, mereka tidak ada yang berani menceritakan kronologi yang terjadi. Semua dilemparkan ke pak Kanit. Pak Kanit menjelaskan pada saat suami saya berenang sempat berdiri yang air setinggi lutut, tiba-tiba terduduk dan hilang. Saya mengenal suami saya, dia bisa berenang," ungkap Riah.
Bukan hanya itu, Riah juga kecewa karena dari pihak kepolisian tidak ada pencarian langsung ke TKP hilangnya Iptu Tomi.
"Proses pencarian tidak maksimal. Sampai hari ini, proses pencarian menggunakan long boat itu tanggal 19 hanya long boat sampai ke TKP, itu bukan pencarian tapi penjemputan. Setelah itu ada dua kali lagi hanya dilakukan di Kalilawara, jarak ke TKP kurang lebih 10 jam. Jadi sampai sekarang belum ada pencarian di TKP," kata Riah.
"Kami keluarga sempat meminta bantuan masyarakat, itu masyarakat pergi ke sana, sampai, tidak ada kontak tembak, tidak ada KKB, tidak ada bukti atau tanda-tanda hanyut, masa hilang tanpa jejak? kalau hanyut, ini jalan Tuhan untuk suami saya, orang kalau dalam air pasti empat hari sudah naik, tapi ini tidak ada tanda-tandanya," sambungnya.
-----
Artikel ini telah tayang di tribunmedan.com
Berita Jatim dan berita viral lainnya.
Iptu Tomi Marbun hilang saat bertugas
Iptu Tomi Marbun
polisi hilang saat bertugas
Papua
KKB
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita viral
Ijazah SMP Nilainya 6 Tapi Sebut 'Orang Tolol', Ahmad Sahroni Cerita Sekolah Sambil Jadi Ojek Payung |
![]() |
---|
Sosok Dandi Ojol Dikira Intel Meninggal Dikeroyok, Ayahnya Pilu Ceritakan Rencana Sang Putra Menikah |
![]() |
---|
Pengakuan Istri Eko Patrio Senang Suaminya Jadi Anggota DPR RI, Viona Rosalina: Aku Ngambek |
![]() |
---|
Sosok 2 Brimob Terancam Dipecat, Lakukan Pelanggaran Berat dalam Insiden Rantis Lindas Ojol Affan |
![]() |
---|
Sosok 7 Inisiator 17+8 Tuntutan Rakyat yang Viral di Medsos, Ada Juara Debat hingga Vokalis Band |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.