Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Sopir Resah, Preman Raup Rp 30 Juta Perbulan, Palak Truk yang Lewat Modus Uang Keamanan

Komplotan preman itu berdalih uang keamanan yang ia tarik disetor ke Karang Taruna. Aksi pemalakan yang dilakukan oleh empat preman sudah sejak 2024

Editor: Torik Aqua
Pexels/ Lê Minh
SOPIR TRUK RESAH - Ilustrasi truk. Sopir truk resah dengan kelakuan preman yang memalak hingga raup Rp 30 juta perbulan. Modus uang keamanan. 

TRIBUNJATIM.COM - Preman di Subang, Jawa Barat memalak sopir sampai Rp 30 juta per bulannya.

Ternyata, komplotan preman itu berdalih uang keamanan yang ia tarik disetor ke Karang Taruna.

Diketahui ternyata aksi pemalakan yang dilakukan oleh empat preman itu sudah berlangsung sejak 2024.

Hal ini tentu membuat para sopir resah, karena terpaksa membayar preman Rp 30 ribu setiap kendaraannya.

Baca juga: Warga Kesal Preman Palak Pedagang Pasar hingga Bisa Kumpulkan Rp 2,2 Juta, Akui Uang Dipakai Pribadi

Kendaraan yang ditarik upeti tersebut yang keluar masuk di kawasan Pabrik Kramik PT Superior Porcelain Sukses di Jalan Cipeundeuy-Pabuaran, Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran.

Atas keresahan para sopir itu alhasil Satreskrim Polres Subang mengamankan empat preman yang beroperasi di wilayah tersebut, Sabtu (22/3/2025).

Keempatnya ditangkap lantaran melakukan pungutan liar (pungli) dengan memaksa para sopir membayar Rp 30 ribu per kendaraan yang keluar masuk perusahaan tersebut.

Pelaku kemudian memberikan karcis bertuliskan, 'Karang Taruna Bhineka Kreasi Desa Kedawung'.

Pelaku memalak sopir di kawasan pabrik itu dengan alasan keamanan.

"Para pelaku mengaku pungutan tersebut digunakan untuk bantuan keamanan lingkungan."

"Jika sopir tidak memberikan uang sebesar Rp30.000, maka kendaraan mereka tidak diizinkan keluar dari kawasan pabrik," kata Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Bagus Panuntun, Minggu (23/3/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

Bagus menjelaskan, pungli ini telah berlangsung sejak Desember 2024.

Dari keterangan pelaku, mereka mendapatkan uang sebesar Rp1 juta per hari.

Jika ditotal, satu bulan mereka bisa mengantongi uang Rp30 juta.

PREMAN PALAK SOPIR - Jajaran Satreskrim Polres Subang menangkap para pelaku pemerasan atau pungutan liar yang beraksi di kawasan pabrik keramik PT Superior Porcelain Sukses di Jalan Cipeundeuy-Pabuaran, Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Subang, pada Sabtu (22/3/2025) sore. Pelau pemalakan ini mengantongi dana Rp 30 juta per bulan dari memalak sopir.
PREMAN PALAK SOPIR - Jajaran Satreskrim Polres Subang menangkap para pelaku pemerasan atau pungutan liar yang beraksi di kawasan pabrik keramik PT Superior Porcelain Sukses di Jalan Cipeundeuy-Pabuaran, Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Subang, pada Sabtu (22/3/2025) sore. Pelau pemalakan ini mengantongi dana Rp 30 juta per bulan dari memalak sopir. (TribunJabar.id/Ahya Nurdin)

Hasil pungli itu kemudian diserahkan pelaku kepada Ketua Karang Taruna setempat.

"Hasil pungli tersebut kemudian disetorkan kepada Ketua Karang Taruna Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Subang," tandasnya.

Kasus ini terungkap setelah pihak kepolisian mendapat laporan dari seorang sopir yang merasa resah karena kerap menjadi korban pemalakan.

Laporan juga datang dari Forum Masyarakat Peduli Jabar.

Laporan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/143/III/2025/SPKT/POLRES SUBANG/POLDA JABAR, tertanggal 20 Maret 2025.

Atas laporan tersebut, polisi mengamankan empat pelaku pada Sabtu.

Adapun identitas keempat pelaku yakni:

R (48), warga Kampung Kedawung RT 018/009, Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. 
Berperan melakukan pungutan uang dan menukarkan karcis kepada sopir.

U (52), warga Kampung Sukagenah RT 018/010, Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. 
Berperan melakukan pungutan uang dan menukarkan karcis kepada sopir.

KW (49), warga Kampung Cilekor RT 06/03, Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. 
Berperan sebagai Koordinator Karang Taruna Desa Kedawung.

YS (41), warga Kampung Sukagenah RT 021/010, Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. 
Berperan mencatat nomor polisi kendaraan dan merekap uang hasil pungli.

Sementara itu, aksi pemalakan lainnya juga pernah terjadi di Tanah Abang.

Aksi pria palak sopir angkot di Tanah Abang viral di media sosial.

Ia memalak sopir dengan kedok jatah uang bensin.

Pelaku berinisial DTK (45).

DTK diamankan oleh massa di Pangkalan Angkot JakLingko, Stasiun KAI Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.

Ia diduga hendak melakukan pemerasan terhadap sopir angkot sebelum akhirnya diamankan dan diserahkan ke pihak kepolisian.

Saat diperiksa lebih lanjut, diketahui pria tersebut merupakan mantan anggota kepolisian yang telah diberhentikan dengan tidak hormat pada 2012 karena kasus disersi. 

Selain itu, hasil tes urine menunjukkan DTK positif menggunakan narkoba jenis sabu.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membenarkan kejadian tersebut. 

Baca juga: Tampang Pria Bunuh Ibu Kandung, Nganggur Tapi Hobi Palak Orang Tua, Ayah Pasrah Anak Dihukum Mati

Menurutnya, pelaku sempat mengaku sebagai anggota kepolisian dan membawa korek api berbentuk pistol saat diamankan warga.

"Saat diamankan, yang bersangkutan mengaku sebagai anggota Polri dan membawa korek api berbentuk pistol. Namun, setelah diperiksa, ia ternyata mantan anggota yang telah di-PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) pada 2012," ujar Susatyo dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025), dikutip dari Tribun Tangerang.

Sementara, Kapolsek Metro Gambir Kompol Rezeki R. Respati menambahkan, sebelum diamankan, pelaku sempat meminta "jatah bensin" kepada para sopir angkot yang sedang bermain Ludo di lokasi tersebut.

"Belum sempat ada yang memberi, massa sudah lebih dulu mengamankannya. Saat digeledah, pelaku membawa korek api berbentuk pistol, yang diduga untuk menakut-nakuti korban," jelas Respati.

Setelah diamankan, DTK pecatan polisi itu menjalani tes urine dan hasilnya positif mengandung metamfetamin atau sabu. 

Menanggapi hal ini kata Respati, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, untuk mengetahui dari mana pelaku mendapatkan narkoba tersebut.

"Kami masih mendalami keterlibatan pelaku dalam penyalahgunaan narkoba dan apakah ada jaringan lain yang terkait," ujar Respati.

Saat ini, pelaku telah diamankan di Polsek Metro Gambir untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Polisi juga mengimbau masyarakat yang pernah menjadi korban pemerasan oleh DTK agar segera melapor.

PELAKU KEJAHATAN - Ilustrasi pelaku kejahatan ditangkap polisi. Seorang pria berinisial DTK (45) diamankan oleh massa di Pangkalan Angkot JakLingko, Stasiun KAI Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
PELAKU KEJAHATAN - Ilustrasi pelaku kejahatan ditangkap polisi. Seorang pria berinisial DTK (45) diamankan oleh massa di Pangkalan Angkot JakLingko, Stasiun KAI Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 19.00 WIB. (Tribun Bogor)

Sementara itu sebelumnya viral di media sosial preman berseragam ormas palak murid TK dan guru.

Namun pemalakan itu gagal hingga membuatnya ngamuk.

Diketahui bahwa sejumlah guru dan anak-anak TK tersebut sedang latihan marching band di kawasan Permata Pamulang, Tangerang Selatan pada Jumat (14/2/2205) sore.

Dalam video tersebut, salah satu pria terlihat memegang pisau dan mengancam seorang pria lain yang mengenakan kemeja.

Pria yang diancam tersebut diketahui bernama Braja Dirgantara (20), salah satu guru pendamping anak TK di sana.

Braja dan rekan-rekannya tidak memberikan uang kepada pelaku, yang kemudian memaksa dan meminta kegiatan latihan marching band dibubarkan.

Polisi pun kini telah mengamankan dua preman tersebut.

Baca juga: Sosok Preman Viral yang Ngamuk di Tangsel Seusai Ditangkap Polisi, Palak Guru TK Sambil Mengancam

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cisauk AKP Dhady Arsya membenarkan kedua pria itu mengamuk di tengah sejumlah guru dan anak taman kanak-kanak yang sedang latihan marching band.

“Kejadian itu dimulai sekitar pukul 16.00 WIB saat guru mendampingi latihan marching band dengan para siswa dan siswi,” kata Dhady, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/2/2025).

Lalu, pada pukul 16.30 WIB, pelaku berinisial NH menghampiri kegiatan anak-anak tersebut dan meminta uang.

Namun, guru yang berada di lokasi menolak permintaan dua pria itu.

"Ketika tidak diberi uang, NH marah sambil berkata ‘gua pecahin kepala lo’ kepada korban sambil pergi meninggalkan lokasi,” ucap Dhady. 

Setelah itu, NH memanggil temannya, SM, di parkiran dan kembali ke lokasi untuk meminta uang.

NH kemudian menampar korban, yang membuat korban mundur. SM lalu mengeluarkan senjata tajam yang ditodongkan ke arah korban, sambil berseru, “mau jadi jagoan pada lo semua? Gua hajar lo."

Dalam situasi itu, para saksi yang melihat kejadian itu berteriak.

Baca juga: Polisi Palak Pasangan Kekasih yang Masih Pelajar Rp2,5 Juta, Dikepung Warga Malah Ancam Bakal Tembak

Sementara itu, NH menendang dan merusak alat marching band berupa bass drum.

"Namun, para saksi berusaha mempertahankan peralatan marching band yang dirusak NH,” ungkap Dhady.

Karena tidak berhasil mendapatkan uang, kedua pelaku langsung pergi.

Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan dan Unit Reskrim Polsek Cisauk segera menyelidiki dan menangkap para pelaku beserta barang bukti.

“Iya, pelaku sudah kami tangani kurang dari 24 jam. Pada Jumat malam, sudah kami amankan di sekitar lokasi,” kata  Dhady Arsya.

Dhady menambahkan, dua pelaku berinisial SM dan NH itu tidak melakukan perlawanan saat ditangkap oleh polisi.

Saat ini, Polsek Cisauk sedang mendalami kedua pelaku tersebut.

“(Statusnya) Masih dalam pendalaman,” jelasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved