Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sidak Para PKL, Dedi Mulyadi Syok Praktik KKN Sekeluarga Penuhi Trotoar untuk Jualan: Habis Semua

Momen sidak para PKL, Dedi Mulyadi syok praktik KKN terjadi dengan sekeluarga yang penuhi trotoar untuk berjualan kaki lima.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
YouTube/KDM 1 Channel
DEDI MULYADI HERAN - Tangkapan layar video kegiatan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat sidak PKL di Bandung. Ia menemukan sekeluarga ada yang praktik KKN berjualan hingga menghabiskan area trotoar. Kini Dedi Mulyadi siap berikan solusi bagi keadaan tersebut. 

TRIBUNJATIM.COM - Melakukan sidak terhadap para pedagang kaki lima, Gubernur Jawa Barat terkejut bukan main.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkejut menemukan adanya praktik KKN tak cuma di birokrasi tapi juga di dunia PKL.

Hal ini terjadi ketika Kang Dedi Mulyadi (KDM) mencoba menertibakan seorang ibu pedagang kaki lima di Bandung.

Ternyatat, si ibu itu tak sendiri yang menggunakan trotoar untuk berdagang.

Termasuk juga anaknya yang juga menggunakan trotoar tak seharusnya dijadikan sebagai tempat untuk berjualan di pinggir jalan.

"KKN teh bukan sekedar di birokrasi, pedagang kaki lima juga KKN, trotoar habis oleh mereka semua," kata KDM dikutip dari unggahan media sosialnya, Kamis (10/4/2025), seperti dilansir TribunJatim.com, Jumat (11/4/2025).

Awalnya, Dedi saat menertibkan PKL itu, Dedi berbincang dengan ibu PKL penjual nasi.

KDM memberi solusi, ibu PKL itu untuk dirumahkan selama sebulan dan diberi kompensasi.

"Diganti sama saya saya semuanya, nanti sama saya mau ditata dulu, dibersihkan, ibu diliburkan sebulan siap ?, sama saya dikasih Rp 4,7 juta," kata  KDM.

Ibu-ibu PKL itu pun bersedia mengikuti arahan Dedi Mulyadi.

Baca juga: Respons Dedi Mulyadi Usai Dicopot Gegara Suruh Siswa Pakai Baju Lebaran, Dinilai Bisa Merugikan Ortu

Karena solusi yang diberikan Dedi masih bisa menguntungkan lebih bagi si ibu PKL tersebut.

Karena dia masih bisa jualan di rumahnya.

Nanti setelah sebulan, akan dikabari dimana nanti tempat mereka kembali berjualan.

"Gak rugi kan ?. Beres, jadi ibu hari ini bisa dagang di rumah sebenarnya," kata KDM.

DEDI MULYADI HERAN - Tangkapan layar Instagram Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Kamis (10/4/2025). Kang Dedi Mulyadi atau KDM terkejut menemukan adanya praktik KKN tak cuma di birokrasi tapi juga para pedagang kaki lima yang membuat area trotoar habis.
DEDI MULYADI HERAN - Tangkapan layar Instagram Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Kamis (10/4/2025). Kang Dedi Mulyadi atau KDM terkejut menemukan adanya praktik KKN tak cuma di birokrasi tapi juga para pedagang kaki lima yang membuat area trotoar habis. (YouTube KDM1 via Tribun Bogor)

Si Ibu PKL ini kemudian bercerita bahwa dia hanya tinggal di kontrakan.

Dia menceritakan bahwa dirinya merupakan warga asli sekitar.

Namun aset rumah dan tanah keluarganya sudah habis dijual sehingga dia hanya bisa tinggal di kontrakan.

Dia mengontrak dengan biaya Rp 500 Ribu per bulan.

"Saya mah ngontrak, bapak. Saya mah dari dulu di sini, rumahnya dijual-jualin sama emak, jadi gak punya rumah," kata ibu PKL tersebut.

Baca juga: Pantas Kepsek Dedi Mulyadi Kini Dicopot usai Minta Siswa Berbaju Lebaran, Kepsek Lain Ketar Ketir

Dia juga bercerita bahwa suaminya merupakan seorang petugas Satpam.

Namun perusahaan tempat suaminya bekerja itu bangkrut karena pandemi Covid-19 sehingga suaminya jadi pengangguran.

"Dikasih solusi mau gak ?," tanya KDM.

"Suami ibu jadi tim penyapu saya, sebulan Rp 4 juta gajinya, nyapu di sini atau ikut sama saya," sambung KDM.

Ibu PKL itu pun sumringah dan mengiyakan solusi yang ditawarkan KDM.

Namun dia kemudian menyebut PKL pedagang minuman teh poci di sekitar tempat itu.

Baca juga: Dedi Mulyadi Larang Bawa Selingkuhan tapi Tak Masalah Jeje Govinda Bawa 2 Anak dan Istri ke Kantor

"Pak kalau (pedagang) teh poci ?," tanya ibu PKL tersebut.

"Orang mana pedagang teh poci ?," tanya KDM.

"Anak saya," timpal ibu PKL tersebut.

"Ya Allah KKN sekeluarga habis semua," kata KDM terkejut.

"Mundur dulu aja teh poci mah jangan jualan di pinggir jalan. KKN teh bukan sekedar di birokrasi, pedagang kaki lima juga KKN, torotoar habis oleh mereka semua," sambung KDM.

GERAM ANAK JALANAN - Tangkapan layar unggahan kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Kamis (10/4/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengancam akan menutup dinas karena geram permasalahan anak kecil yang masih banyak yang minta-minta mengemis di jalan belum juga teratasi.
GERAM ANAK JALANAN - Tangkapan layar unggahan kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Kamis (10/4/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengancam akan menutup dinas karena geram permasalahan anak kecil yang masih banyak yang minta-minta mengemis di jalan belum juga teratasi. (Instagram/dedimulyadi71)

Sementara itu, seorang anak sempat membuat Gubernur Jawa Barat itu pilu sekaligus kagum.

Pemuda di Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat memiliki adik bernama Linda dan Fahril.

Ketuganya diketahui menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtua mereka meninggal dunia karena sakit.

Si ayah meninggal dunia pada Februari 2025 lalu.

Sedangkan ibu sudah meninggal dunia sejak tiga tahun lalu.

Kini, Wahyu dan dua adiknya bertahan hidup di rumah peninggalan sang ayah.

Kisah Wahyu kemudian viral di media sosial setelah dibagikan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melalui kanal YouTube dan Instagramnya.

Dedi Mulyadi tampak mengundang Wahyu dan kedua adiknya.

Wahyu pun menceritakan kisahnya kepada mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Wahyu mengaku sejak lulus SMP ia langsung mencari nafkah dengan menjadi kuli pikul di pasar.

"Pas keluar sekolah langsung diajakin di Pasar, bapak gak mampu biayain," kata Wahyu, Selasa (8/4/2025), dikutip dari TribunJabar.

Dari pekerjaannya menjadi kuli pikul, Wahyu bisa menghasilkan uang Rp 60.000 - Rp 70.000 per hari.

Uang itu pun digunakan untuk makan dan mencukupi kebutuhan dua adiknya.

"Jadi 60 ribu itu dipakai apa aja?" tanya Dedi Mulyadi yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM.

"Saya langsung masak sendiri, beli beras, telur, cukup," kata Wahyu.

Baca juga: Anak Yatim Piatu Tiap Hari Jalan Kaki ke Sekolah Tempuh Jarak Jauh, Semringah Dibelikan Sepeda

Wahyu juga bercerita kalau ayahnya dulu bekerja sebagai kuli bangunan.

Meski hidup bertiga, Wahyu menyebut masih ada keluarga yang memberikan bantuan kepada Wahyu dan kedua adiknya.

Saat lebaran pun mereka sempat menginap di rumah kakak orang tuanya.

"Uwak dari mama suka lihat kemarin pas lebaran, nginep juga," katanya.

Lebih lanjut, Wahyu menceritakan jika sekolah adiknya sering menggunakan handphone untuk proses belajar.

Beruntung ketka itu, Wahyu mendapakan bantuan dari Abah Gede, panggilan anggota keluarganya.

Saat mendengar itu, Dedi Mulyadi pun meminta agar sekolah khususnya SD tidak perlu menggunakan HP untuk menunjang pembelajaran.

Baca juga: Tiap Hari Sekolah Jalan Kaki, Nadia Anak Yatim Piatu Haru Dapat Sepeda Gratis, Pemberi: Harus Rajin

 "Siapa yang pakai hp?, memang yang perlu hp siapa," tanya Dedi.

"Kalau di sekolah kan pada tugas di grup," ungkap Wahyu.

"SD sudah pakai HP, sekolah swasta apa negeri itu, di SD-nya ada grup," kata Dedi.

"Iya SD Negeri, di grup WA," kata adik Wahyu.

"Grup WA mah itu teh di zaman covid, harusnya bukan zaman sekarang, kalau zaman covid memang pembelajaran digunakan karena orang tidak bisa bertemu, ini gurunya buat kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat walaupun itu kewenangan Bupati boleh dong saya berikan arahan, tolong di cek di SDN Budiharja, menurut saya anak-anak SD tidak layak lagi menggunakan HP karena tatap mukanya tiap hari," imbau Dedi Mulyadi.

"Kira-kira akan fokus di belajar apa akan fokus di hp? " kata Dedi. 

"Pakai duit sejuta pakai beli hp, aduh-aduh aing mah ," sambungnya.

Dedi Mulyadi pun berpesar agar adik-adik Wahyu bisa saling membantu dengan sang kakak untuk melakukan pekerjaan rumahnya.

"Kamu beruntung punya kakak yang hebat, adiknya siap kerja keras harus siap," kata Dedi kepada adik perempuan Wahyu.

Kemudian, Dedi Mulyadi pun menawarkan agar Wahyu dan adik bungsunya untuk bekerja menggembala atau ngangon domba yang akan dibeli oleh Gubernur Jabar tersebut.

"Siap gak biar kerja keras semua, kakak perempuannya masak, adiknya ngurus domba, kakaknya cari duit, rumahnya hidup," saran Dedi.

"HP-nya jual lagi aja, kamu asal mau sekolah pasti bisa sekolah, okey yes tidak," kata Dedi.

Dedi pun memberikan bantuan uang Rp 12 juta denga rincian untuk membeli domba Rp 8 juta, Rp 3 juta untuk kandang ayam dan domba serta dapur, dan Rp 1 juta untuk kebutuhannya.

Dedi mengatakan, selagi muda harus yakin untuk maju dan bersemangat mencari uang.

"Anak-anak Jawa Barat harus tumbuh menjadi anak-anak yang hebat, petarung, ya, siap," ujar Dedi Mulyadi.

Wahyu pun terharu dan langsung memeluk Dedi Mulyadi saat tahu mendapatkan rezeki.

Tampaknya air matanya tidak kuasa terbendung atas kebaikan Gubernur Jabar tersebut.

"Ini sosok orang yang punya tanggung jawab untuk adik-adiknya, ditinggalkan oleh ibu dan ayahnya tidak membuatnya patah semangat, meski tidak bisa melanjutkan sekolah sampai SMP karena kemiskinan justru dia menjadi pemuda yang mandiri tidak bergantung, kita sebagai anak muda harus malu sama dia" kata Dedi.

Berita Dedi Mulyadi Lainnya

 

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberi pesan kepada Bupati Indramayu, Lucky Hakim bahwa pejabat terikat pada peraturan negara.

Meskipun keluarga Lucky Hakim datang dari kalangan artis, kata Dedi, tetap harus sudah membiasakan diri sebagai pejabat publik yang terikat peraturan dan budaya. 

Hal tersebut disampaikan Dedi saat menanggapi alasan Lucky Hakim, berlibur ke Jepang bersama keluarga saat libur Lebaran karena memenuhi janji kepada anak-anaknya.

"Tapi, saya jelasin Pak Lucky, memang kita ini hari ini adalah pejabat negara. Jadi karena pejabat negara terikat oleh peraturan negara," katanya di Gedung Sate, Bandung, Selasa (8/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

Jadi, menurut Dedi, kebahagiaan itu bisa didapatkan tanpa harus ke Jepang.

Justru keluarga pejabat itu, kata Dedi, seharusnya mendapatkan kebahagiaan di daerahnya sendiri, bukan di negara orang lain. 

Baca juga: Hidupi Adik Sebatang Kara, Anak Yatim Piatu Diarak Warga Imbas Curi 4 Tandan Pisang, Polisi Prihatin

"Nah, walaupun itu keinginan anak-anak, hak kita untuk memberikan kebahagiaan bagi anak-anak kita, tapi kan bahagia tidak mesti di Jepang," ujar Dedi.

"Kalau mengatakan bahwa, kotanya tidak seindah Jepang, bikin dong jadi seindah Jepang. Jadi, saya ingin nanti para pejabat itu."

"Coba ciptakan tempat-tempat di Jawa Barat menjadi tempat-tempat indah sehingga dia rekreasinya di wilayah kerjaannya masing-masing. Gitu loh," ucapnya.

Dedi juga mengatakan, saat Lucky Hakim berlibur di Jepang bersama keluarganya, banyak masalah di Indramayu juga yang belum tuntas, terutama saat musim mudik Lebaran.

"Selain infrastruktur yang perlu waktu untuk dibenahi, adalah yang nyapu koin. Itu saya sudah berkunjung ke situ jauh sebelum jadi gubernur."

"Nah, ini kan kita harus cari rumusan bagaimana mereka berhenti nyapu koin," katanya.

Sebagai informasi, Lucky Hakim dikabarkan menghadap Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Selasa siang ini.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved