Berita Viral
Menu MBG Bikin Pelajar Batang Mual sampai Muntah-muntah, Mie Sudah Bau Tetap Dipaksa Makan: Trauma
Orang tua menyebut bahwa tidak hanya anaknya yang muntah, tapi juga dua murid TK lainnya.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Tiga murid TK Al Karomah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mual hingga muntah dengan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Adapun menu makanan yang disediakan, terdiri dari mi goreng, telur dadar, dan sayur.
Insiden ini terjadi pada Senin (14/4/2025), sekitar pukul 09.30 WIB.
Baca juga: Pungli di Rutan Polda Terungkap, Sehari Pelaku Bisa Dapat Rp5 Juta, 3 Polisi Kini Jadi Tersangka
Tepatnya saat sebagian besar murid telah menyelesaikan makan mereka.
Salah satu orang tua murid, Adi Pras mengatakan, anaknya muntah saat di sekolah.
Ia menyebut bahwa tidak hanya anaknya yang muntah, tapi juga dua murid TK lainnya.
"Tadi njemput anak, di jalan cerita kalau muntah, katanya setelah makan langsung pusing, ada tiga yang muntah dari kelas anak saya," ucapnya saat dihubungi, Senin (14/4/2025).
Akibatnya, kini anaknya mengalami trauma dan enggan menyantap menu MBG di sekolahnya.
"Jadinya trauma, enggak mau makan lagi di sekolah," ungkapnya.
Anaknya yang bersekolah di SMPN 1 Batang pun mendapat menu yang serupa.
Kondisi makanan anaknya pun juga sama, mi gorengnya bau, tapi tetap dipaksa makan.
Tapi ada juga temannya yang memilih tidak makan.
Ia juga menyayangkan pihak sekolah yang tetap menyuruh anak-anak makan, tanpa memeriksa kualitas makanan yang disajikan terlebih dahulu.
"Gurunya juga harusnya juga makan biar tahu makanannya layak atau tidak. Kalau layak ya enggak apa-apa, tapi ini malah bikin trauma," tutur Adi, dilansir dari Tribun Jateng.

Sementara itu, ibu dari salah satu murid, Ema menceritakan, anaknya terlihat pucat sejak dijemput dari sekolah.
"Pas berangkat itu tidak apa-apa, pulang kok pucat, terus cerita kalau mual, lalu perutnya sakit," ujarnya.
Ema mengatakan, akibat kejadian tersebut, anaknya pun jadi trauma.
Bahkan hingga sore, anaknya tidak mau makan masakannya karena takut muntah lagi.
Menurut Ema, bila kondisi anaknya tidak membaik sampai esok hari, ia berencana membawa ke rumah sakit.
"Kalau anak TK mending makanan kering kayak puasa kemarin menurut saya, bisa dibawa pulang," tuturnya.
Ema pun mengakui ikut was was dan trauma jika terjadi hal yang sama di masa mendatang.
"Namanya orang tua ya khawatir," jelasnya.
Di sisi lain, anaknya yang mendapat menu MBG di MAN Batang tidak ada masalah.
"Kalau anak saya yang di MAN menunya enggak masalah, sampai di rumah dimakan juga," jelasnya.
Baca juga: Emosi Tak Terima Disuruh Bekerja, Suami Bunuh Istri Pakai Barbel, Akibat Kebiasaan Patriarki
Sementara itu dari pihak manajemen penyedia MBG Kecamatan Batang, Hasan Al Shifiq, menanggapi keluhan di media sosial tersebut.
Ia menyebut, dari pihak sekolah tidak ada komplain terkait hal yang ramai di media sosial.
Pihaknya langsung berinisiatif mencari informasi anak-anak yang mengalami mual-mual tersebut.
Dari dinas juga sudah melakukan pemeriksaan, mengambil sampel makanan.
"Bisa jadi ada yang tidak suka dengan menu yang diberikan, mungkin aroma mi dengan bawang goreng."
"Kami instrospeksi diri, ke depan tidak akan menggunakan mi sebagai pengganti karbohidrat lagi," tuturnya.
Ia bercerita kejadian terkait aroma makanan juga pernah terjadi sebelumnya.
"Ada juga cerita anak yang tidak suka ketika mencium aroma pisang. Sehingga kita mengantisipasi pisang dengan dibungkus plastik," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa pihaknya selalu berusaha maksimal menyediakan menu MBG untuk para siswa.
Contohnya, selama bulan Ramadan, pihaknya menyediakan susu tiap hari.
"Padahal daerah lain mungkin susu tidak tiap hari, kami selalu berusaha maksimal," imbuhnya.
Pihak Dinas Kesehatan Batang sudah mendatangi dapur MBG.
Mereka juga melakukan uji sampel.
"Terkait hal itu, saat ini masih diteliti," pungkas Kepala Dinkes Batang, Didiet Wisnuhardanto.

Serupa di Batang, ratusan siswa SMAN Jatinangor tolak MBG karena nasi bau.
Mereka mencium bau tak sedap pada sayuran yang menjadi salah satu menu dalam sajian MBG yang dibagikan Rabu (26/2/2025).
Pihak sekolah lalu melayangkan komplain ke penyedia katering bahwa makanan itu berbau.
Mereka mengembalikan sisa paket makanan yang tidak tersantap oleh siswa ke pihak katering.
Di SMAN Jatinangor, kebutuhan MBG sebanyak 1.285 paket nasi yang disediakan penyedia katering dalam setiap harinya.
Pada hari pertama, Senin (24/2/2025), paket yang sampai ke sekolah tidak lengkap jumlahnya.
Kurang lebih hanya sekitar 500 paket nasi.
Pada hari pertama pun sudah terasa ada bau pada menu sayuran.
Namun, ketika itu dihabiskan karena jumlahnya sedikit.
Pada hari kedua, Selasa, makanan juga ada berbau.
Pada hari ketiga, Rabu, adalah puncaknya makanan berbau.
"Ada sisa sebanyak 275 bau, basi. Mau diganti saja sudah dikomplainkan."
"Jadi begini ceritanya, ada 1.285 paket nasi, sudah dibagikan sedari pagi, dari pagi ada yang bau."
"Kebetulan anak kelas 3 tidak semua datang, jadi ada sisa dan dikembalikan."
"Ada bau, ada ulat, dan sebagainya," kata Wakil Kepala SMAN Jatinangor, Asep Suhayat.
Baca juga: Kakek Kaget Sang Cucu Masih SMP Melahirkan di RS, Ternyata Sejak SD Korban Dirudapaksa Ayahnya
Pemilik katering yang menyuplai paket MBG ke SMAN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bernama Alex Leo Sugiono, memberi penjelasan.
Mengenai masalah ini, Alex mengaku apa yang dikirimkan ke sekolah tersebut sudah sesuai SOP.
Bahkan ahli gizi memantau proses memasak hingga pengepakan sebelum makanan dikirimkan ke SMAN Jatinangor, dan enam sekolah lainnya yang dia suplai.
Alex menampik makanan yang dia kirimkan dikembalikan.
Menurutnya, itu bukan pengembalian sebab isi paket sudah tidak lengkap.
"Kalau menurut delivery, itu tidak dikembalikan, kalau ada makanan sisa, ya tapi sudah tidak utuh," katanya, Rabu (26/2/2025).
Dia menjelaskan, kalau yang dikeluhkan terkait bau, mungkin bukan dalam proses memasaknya, melainkan karena kondisi pengiriman.
"Mungkin bukan bau tidak sedap, ini kan prosesnya dalam proses packing, panas langsung ditutup dan dikirim, mungkin dari sana."
"Ini kan langsung masak langsung dikirim," katanya.

Soal higinietas, Alex menyatakan bahwa semua makanan yang dimasak dan disajikan terjamin kebersihan dan kesehatannya.
"Saya jamin higienis, ahli gizi pun ngontrol 24 jam di sini, saya pikir ini sudah sesuai SOP."
"Ini kan baru hari ketiga, memang terlambat di hari pertama, kedua dan ketiga tidak terlambat, tapi tetap perbaikan ke depan apa yang perlu dievaluasi akan diperbaiki," katanya.
Dia menyatakan bahwa pihaknya juga perlu saran dari berbagai pihak lain.
Namun, dia mengaku belum mendengar pihak SMAN Jatinangor meminta menu diganti.
"Kalau soal menu saya belum mendengar langsung, kami komunikasi dengan ahli gizi, dan menu memang bukan atas dasar perhitungan selain oleh ahli gizi."
"Kami ada beberapa sekolah yang disalurkan, ada Babul Kamil, SD negeri sekitar sini, ada tujuh sekolah yang dikirimi oleh kami. Dan dari ketujuh itu, hanya SMAN Jatinangor yang miskomunikasi."
"Tidak ada keluhan dari sekolah lain, bahkan kita dapat surat cinta, tulisan dari muridnya, bahkan apresiasi siswanya," katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
TK Al Karomah
Kabupaten Batang
makan bergizi gratis
Hasan Al Shifiq
Didiet Wisnuhardanto
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Pemecatan Tak Dapat Diganggu Gugat, Satria Eks Marinir Tetap Dipenjara Jika Pulang ke Indonesia |
![]() |
---|
Sekolah MAN Merasa Disudutkan Pernyataan Gubernur Imbas Minta Iuran ke Ortu Siswa: BPMU Belum Cair |
![]() |
---|
Mbah Nikmah Diselamatkan Pemilik Panti Jompo setelah 4 Tahun Telantar di Jalan, Tubuh Sangat Kotor |
![]() |
---|
Dulu Dikasihani, Kini Yusuf yang Viral Tidur di Kolong Jembatan dengan Bayi Jadi Buronan Polisi |
![]() |
---|
Kadinkes Jelaskan soal Pegawai Puskesmas Karaoke saat Jam Pelayanan: Sudah Diingatkan Kasubag |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.