Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Satu-satunya Siswa Selamat dari Keracunan MBG, Cuma Cicip Sedikit Menunya: Ada yang Muntah

Satu-satunya siswa kelas X MAN 1 Cianjur, Jawa Barat, yang selamat dari keracunan menu MBG, buka suara.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dok Wakil Kepala SMAN Jatinangor - KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN
KERACUNAN MAKANAN MBG - Foto ilustrasi MBG dari menu MBG yang dikembalikan oleh siswa SMA Negeri Jatinangor, Kabupaten Simedang, Rabu (26/2/2025). Situasi penanganan korban keracunan diduga dari sajian MBG di IGD RSUD Cianjur, Senin (21/4/2025) malam. 

TRIBUNJATIM.COM - Puluhan siswa MAN 1 Cianjur, Jawa Barat, keracunan makan siang gratis atau Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sebanyak 51 siswa sebelumnya mengalami gejala keracunan setelah menyantap MBG pada Senin (21/4/2025) siang.

Kini mereka telah dipulangkan setelah menjalani penanganan medis di dua rumah sakit di Cianjur.

Baca juga: Dikejar Wanita Minta Belikan Susu, Gubernur Balas Menohok Soroti Tanda Merah di Leher: Ada Cupangnya

Kini satu-satunya siswa kelas X MAN 1 Cianjur, Jawa Barat, yang selamat dari keracunan yang diduga disebabkan sajian MBG, buka suara.

Meski demikian, siswa tersebut mengaku sempat merasakan gejala mual dan pusing setelah mencicipi sedikit dari makanan yang disediakan.

"Terasanya sekitar jam 2 siang, enggak tahu kenapa," ujar siswa tersebut kepada Kompas.com, Selasa (22/4/2025).

"Tapi teman-teman yang lain juga ada yang merasakan gejala sama, bahkan ada yang sampai muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit," tuturnya.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya hanya mencicipi sedikit makanan karena merasa curiga dengan kondisinya.

"Enggak cuma saya, beberapa teman juga memutuskan untuk tidak makan," tambahnya.

Menurutnya, menu MBG yang disajikan terdiri dari mi, ayam suwir, gorengan oncom, dan semangka.

Meskipun masih merasa sedikit mual dan pusing, siswa tersebut mengaku kondisinya mulai membaik setelah mendapat perawatan.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, menyebutkan bahwa jumlah korban keracunan mencapai 51 orang.

Para korban mengalami gejala serupa, termasuk mual, pusing, dan muntah-muntah.

"Semua korban merupakan siswa dari MAN 1 Cianjur. Kami juga menerima laporan adanya siswa dari sekolah lain yang mengalami gejala serupa," kata Frida.

MENU MBG - Foto ilustrasi untuk berita puluhan siswa MAN 1 Cianjur, Jawa Barat diduga keracunan usai santap menu makan siang gratis. Bupati mengaku kaget dan sedih. Foto ini adalah Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan ke SMP Negeri 19 Palembang.
KERACUNAN MENU MBG - Foto ilustrasi untuk berita puluhan siswa MAN 1 Cianjur, Jawa Barat diduga keracunan usai santap menu makan siang gratis. Foto adalah Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan ke SMP Negeri 19 Palembang. (KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA)

Mereka kini mendapatkan perawatan di dua rumah sakit, yakni RS Bhayangkara dan RSUD Sayang Cianjur.

Ia menyebutkan, dari total 51 korban keracunan, masih ada enam orang yang menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara.

"Termasuk satu orang yang saat ini masih dalam tahap observasi," ujar Frida saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (22/4/2025).

"Sementara yang sebelumnya ditangani di RSUD Sayang Cianjur seluruhnya sudah dipulangkan karena kondisi mereka membaik," kata dia.

Frida menjelaskan bahwa meskipun penyebab keracunan belum dapat dipastikan, pihaknya telah mengambil sampel makanan dari dapur umum yang memasok makanan tersebut.

"Untuk penyebab pastinya, apakah berasal dari makanan atau dari sumber lain, masih dalam proses pemeriksaan di laboratorium."

"Namun, memang dari informasi yang didapat, para siswa mulai merasakan gejala setelah menyantap makanan tersebut," katanya.

Baca juga: Guru Potong Baju Seragam Murid di Lapangan Tuai Pro Kontra, Kepsek Langsung Dipanggil Disdik

Dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa MAN 1 Cianjur berbuntut pada penghentian sementara dapur penyedia MBG.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur langsung bergerak cepat menyelidiki kasus tersebut dan menutup sementara operasional dapur yang menyediakan makanan program MBG untuk sekolah tersebut.

Frida mengatakan, timnya telah mengunjungi langsung lokasi dapur dan mengambil sampel makanan untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

"Pagi ini kami sudah mendatangi dapur MBG bersangkutan dan menghentikan sementara seluruh aktivitas di sana, sampai hasil uji laboratorium keluar," kata Frida saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/4/2025).

Frida menjelaskan, evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh.

Tak hanya proses penyajian makanan, namun juga bahan baku yang digunakan akan ditelusuri kembali.

"Sebenarnya dapur MBG sudah diawasi, dan hasil pengawasan terakhir menunjukkan semuanya aman, tidak ada masalah."

"Namun karena terjadi kasus ini, kami akan mengecek kembali semua aspek tersebut untuk mencari kemungkinan penyebabnya," ujarnya.

Hingga saat ini, penyebab pasti keracunan masih belum dapat dipastikan.

Frida menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium.

"Nanti, setelah hasil pemeriksaan keluar, akan terlihat apakah makanan tersebut mengandung bakteri atau jamur, dan jenisnya apa."

"Termasuk jika ada kandungan bahan pengawet, atau bahan-bahan yang sudah kedaluwarsa," katanya.

"Atau bisa jadi hasilnya tidak ditemukan, dan ternyata berasal dari sumber lain," tambahnya.

Situasi penanganan korban keracunan diduga dari sajian MBG di IGD RSUD Cianjur, Senin (21/4/2025) malam.
Situasi penanganan korban keracunan diduga dari sajian MBG di IGD RSUD Cianjur, Senin (21/4/2025) malam. (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Bupati Cianjur, Wahyu Ferdian, menyatakan keprihatinannya atas insiden yang menimpa belasan pelajar yang diduga keracunan setelah mengonsumsi sajian MBG.

"Jumlahnya belum bisa dipastikan karena masih ada korban yang berdatangan. Tadi ada 12 siswa dari MAN 1 Cianjur dan beberapa lainnya dari SMP PGRI," kata Wahyu kepada wartawan di IGD RSUD Sayang Cianjur, Senin (21/4/2025) malam, melansir Kompas.com.

Wahyu mengungkapkan bahwa para korban sedang dirawat oleh tenaga medis, dan dirinya berharap kondisi mereka segera membaik.

"Sedih dan kaget. Anak-anak kita harusnya sekolah, malah mengalami musibah seperti ini," ujar Wahyu.

Meskipun demikian, Bupati Cianjur menegaskan bahwa penyebab pasti keracunan tersebut masih dalam penyelidikan.

"Kami masih menunggu hasil uji laboratorium. Sampel makanan dan muntahan akan diuji untuk mengetahui penyebab keracunan secara objektif," ucapnya.

Selain itu, Wahyu juga menginstruksikan jajaran puskesmas untuk tetap siaga dan berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait kejadian ini.

"Kami sudah meminta pihak sekolah untuk melakukan pendataan," tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved