Berita Viral
Sosok Eks Panglima ABRI Dukung Pencopotan Gibran, Ratusan Purnawirawan Setuju, Ternyata Dulu Wapres
Try Sutrisno bersama ratusan purnawirawan lainnya setuju Gibran Rakabuming Raka dicopot sebagai wakil presiden.
TRIBUNJATIM.COM - Rencana pencopotan Gibran Rakabuming Raka dari Wakil Presiden Republik Indonesia didukung oleh mantan panglima Angkatan Bersenjata Republik Indoneia (ABRI).
Dia adalah Try Sutrisno.
Dukungan Try Sutrisno terhadap rencana itu pun diamini oleh ratusan purnawirawan lainnya.
Sosok Try Sutrisno pun menjadi sorotan.
Selain pensiunan TNI, dia ternyata juga wakil presiden yang bersanding bersama Soeharto.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: 108 Ribu Dislike Video Monolog Gibran, Pengamat Politik: Ngomong Salah, Tidak Ngomong Salah
Menurut pemberitaan yang ada, Try Sutrisno turut mendukung rencana pencopotan Gibran.
Bahkan, eks Wakil Presiden RI itu dikabarkan turut memberikan catatan-catatan khusus kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
Selain Try Sutrisno, ternyata ada ratusan pensiunan TNI yang mendukung rencana pencopotan Gibran Rakabuming Raka.
Pensiunan TNI itu terdiri dari beberapa matra.
Mereka yang mendukung rencana pencopotan Gibran Rakabuming Raka berasal dari pensiunan TNI AD, AL, dan AU.
Adapun jumlah pensiunan yang mendukung pencopotan Gibran dan sudah membubuhkan tanda tangan yakni 103 purnawirawan jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel.
Forum Purnawirawan Prajurit TNI membuat pernyataan sikap terhadap wacana pencopotan Gibran.
Kegiatan diselenggarakan di kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara pada Kamis (17/4/2025) lalu.
Baca juga: 10 Pelaku Ditangkap usai Polisi Sita Mercon Besar Gambar Prabowo-Gibran, Seukuran Orang Dewasa
Tak hanya Try Sutrisno, surat pernyataan itu turut ditekan oleh mantan Menteri Agama Fachrul Razi, KSAD periode 1999-2000 Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto, KSAL periode 2005-2007 Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, KSAU periode 1998-2002 Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan.
Sosok Try Sutrisno
Dikutip dari laman resmi Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), tni.mil.id, Try Sutrisno lahir di Surabaya, 15 November 1935.
Pria kelahiran 15 November 1935 ini adalah anak ketiga dari pasangan Soebandi dan Mardiyah.
Awal mula karier Try Sutrisno di dunia militer yakni saat ia berusia 21 tahun tepatnya tahun 1956, ia diterima menjadi taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad).
Baru setahun menjalani pendidikan, Try Sutrisno sudah harus ikut berperang.
Saat itulah ia mengawali karier militer sebagai prajurit yang turut bertempur melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik indonesia (PRRI).
Lima tahun setelahnya atau 1962, Try Sutrisno terlibat dalam Operasi Pembebasan Irian Barat.
Di situlah ia mengenal Soeharto.
Kala itu, Soeharto yang sudah berpangkat Mayor Jenderal ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.
Kedekatan antara Try Sutrisno dengan Soeharto terjalin dari tugas tersebut.
Soeharto kemudian terpilih menjadi Presiden kedua RI pada 1968.
Empat tahun setelahnya yakni 1974, Try Sutrisno ditunjuk Soeharto menjadi ajudannya.
Dari situlah karier Try Sutrisno meroket.
Baca juga: Warga Lampung Raup Rp30 Juta Hasil Nipu 11 Orang, Pura-pura Jadi Prabowo-Gibran Pakai Video Deepfake
Tahun 1978, Try diangkat menjadi Kepala Komando Daerah Staf di Kodam XVI/Udayana.
Setahun kemudian, ia menjadi Panglima Daerah Kodam IV/Sriwijaya.
Empat tahun berikutnya, ia diangkat menjadi Panglima Daerah Kodam V/Jaya dan ditempatkan di Jakarta.
Agustus 1985 pangkat Try Sutrisno dinaikkan lagi menjadi Letnan Jenderal (Letjen).
Saat itu Try Sutrisno sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) mendampingi KSAD Jenderal TNI Rudhini.
Sepuluh bulan kemudian tepatnya Juni 1986, Try Sutrisno diangkat menjadi KSAD menggantikan Rudhini.
Tak sampai setahun yakni April 1987, dia naik jabatan ke tingkat tertinggi menjadi Jenderal.
Karier Try Sutrisno moncer.
Jabatan KSAD diembannya selama 1,5 tahun hingga pada awal 1988 ia dipromosikan menjadi Panglima ABRI (Pangab) menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani.
Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI selama 5 tahun, sejak 1988 hingga 1993.
Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.
Banyak peristiwa penting yang terjadi selama Try Sutrisno memimpin, seperti meletusnya kembali pemberontakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) di Aceh pada pertengahan 1989 menyusul dibubarkannya Kodam I/Iskandarmuda.
Peristiwa penting lainnya yakni pembantaian Santa Cruz di Timor Timur pada November 1991.
Try Sutrisno pun terpilih menjadi Wakil Presiden RI dalam sidang umum Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 1993.
Ia dicalonkan oleh Fraksi ABRI MPR-RI, mendahului pilihan terbuka dari Presiden Soeharto ketika itu.
Try Sutrisno tercatat menjadi wakil presiden Soeharto yang ketiga dari kalangan militer.
Ia menjabat di kursi RI-2 persis setelah Sudharmono turun tahta.
Tahun 1998 tugas Try Sutrisno sebagai wapres berakhir.
Ia lantas digantikan oleh BJ Habibie yang terpilih sebagai wakil presiden melalui Sidang Umum MPR 1998.
Baca juga: Resmi, PDI Perjuangan Pecat Jokowi, Gibran dan Bobby sebagai Kader, Penyebabnya Terkuak
Keluarga Try Sutrisno
Istri Try Sutrisno adalah Tuti Sutiawati, atau akrab disapa Mami Tuti.
Sang istri kini sudah berusia 84 tahun.
Tutu Sutiawati dulunya adalah seorang guru.
Keduanya memiliki 7 anak.
Ketujuh anak Try Sutrisno dan Tuti tersebut adalah Nora Tristyana, Taufik Dwi Cahyono, Firman Santyabudi, Nori Chandrawati, Isfan Fajar Satrio, Kunto Arief Wibowo, dan Natalia Indrasari.
Nama Firman Satyabudi dan Kunto Arief Wibowo menjadi 2 dari 7 anak yang kerap jadi sorotan.
Sebab keduanya kini menjadi petinggi TNI dan Polri.
Kunto Arief Wibowo kini menjadi seorang perwira tinggi (Pati) di dalam TNI Angkatan Darat (AD) berpangkat Mayor Jenderal atau Mayjen TNI.
Di TNI AD, Mayjen Kunto diamanahkan untuk mengemban jabatan sebagai Wakil Komandan Kodiklatad (Wadankodiklatad).
Jenderal bintang dua ini sudah menduduki posisi sebagai Wadankodiklatad sejak Juli 2023.
Sebelum itu, Mayjen Kunto sempat menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi.
Mayjen Kunto Arief Wibowo lahir di Malang, Jawa Timur, pada tanggal 15 Maret 1971.
Ia adalah anak dari Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno.
Kunto juga memiliki kerabat yang bernama Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu (kakak ipar), Nora Tristyana (kakak), dan Irjen Pol. Firman Santyabudi (kakak).
Ia memiliki istri yang bernama Indira Paramita, SP.
Jenderal asal Malang ini merupaka lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1992.
Karier Kunto telah malang melintang di dalam kemiliteran tanah air.
Berbagai jabatan strategis di insititusi TNI AD sudah pernah diembannya.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Danyonif 500/Raider (2008—2009), Dansatdik Sussarcab Pusdikif Pussenif (2009—2010), dan Kasbrigif 13/Galuh (2010—2012).
Saat berpangkat Kolonel, Kunto sempat menduduki posisi sebagai Danbrigif 6/Tri Shakti Balajaya (2012—2013), Kadep Teknik Akmil (2013—2014), dan Asops Kasdam IX/Udayana (2014—2015).
Selain itu, ia juga pernah bertugas sebagai Pamen Denma Mabesad (2015—2016), Danrem 044/Garuda Dempo (2016—2018), dan Danpuslatpur Kodiklatad (2018).
Pada tahun 2018, Kunto berhasil menyandang pangkat jenderal bintang satu alias Brigjen.
Kala itu, ia didapuk menjadi Danrem 032/Wirabraja.
Setelah itu, ia dimutasi menjadi Kasdam III/Siliwangi pada tahun 2020.
Pada tahun 2021, Mayjen Kunto kemudian kembali naik pangkat menjadi Mayjen.
Ia mendapat promosi jabatan setelah ditunjuk menjadi Pangdivif 3/Kostrad.
Pada tahun 2022, Kunto diangkat menjadi Pangdam III/Siliwangi merangkap Dankogartap II/Bandung.
Kemudian, ia dimutasi menjadi Wadankodiklatad pada tahun 2023.
Sementara itu, anak Try Sutrisno yang lainnya bernama Firman Santyabudi.
Ia diketahui telah resmi memasuki masa pensiun dari Polri.
Firman Saantyabudi mengakhiri masa tugasnya di Korps Bhayangkara dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri.
Firman Saantyabudi lahir di Jakarta, 17 November 1965 sehingga saat ini, usianya sudah 56 tahun.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 pernah menjadi Asisten Logistik (Aslog) Kapolri.
Firman Santyabudi sempat menjabat sebagai Kapolsek Metro Menteng dan Wadirlantas Polda Metro Jaya.
Dikutip dari Kompas.com, Firman juga pernah menjabat sebagai Kepala SPN Lido Polda Metro Jaya pada 2008.
Setahun kemudian, perwira polisi yang berpengalaman dalam bidang lalu lintas ini diberikan tugas menjadi Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Pada tahun yang sama, Firman kemudian ditugaskan sebagai Kasubdit Jianmas Ditlantas Babinkam Polri.
Selanjutnya, pada 2011, Firman ditunjuk sebagai Dirlantas Polda Sumatera Selatan.
Kemudian, pada 2012, ia menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Korlantas Polri.
Ia juga sempat menjabat sebagai Kabagrenops Robinops Sops Polri dan Karodalaops Sops Polri pada 2013.
Pada 2014, Firman mengemban tugas sebagai Direktur Kerja Sama dan Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Berikutnya, pada 2017, ia menjabat sebagai Deputi Bidang Pemberantasan PPATK.
Sebelum menjabat sebagai Aslog Kapolri pada 2020, Firman merupakan Kapolda Jambi.
Firman lantas ditunjuk menjadi Kakorlantas Polri menggantikan Irjen Istiono yang memasuki masa pensiun.
Penunjukan dituangkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/2278/X/KEP./2021 tertanggal 31 Oktober 2021 yang ditandatangani As SDM Polri saat itu, Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.
Heboh tak Disalami Jokowi
Beberapa waktu lalu sempat ramai pemberitaan bahwa Try Sutrisno tidak disalami Jokowi ketika HUT ke 79 TNI.
Videonya kemudian viral, hingga menuai pro kontra di masyarakat.
Dalam video yang beredar, tampak Try Sutrisno yang mengenakan seragam lengkap TNI sudah berdiri hendak menyalami Jokowi.
Namun, Jokowi melewati Try Sutrisno begitu saja.
Ia melangkah melewati sang jenderal, dan menyalami tamu lain.
Karena hal itu pula, Try Sutrisno kemudian duduk kembali di bangkunya.
"Momen Jokowi tak menyalami Mantan Wakil Presiden ke 6 Bpk Tri Sutrisno padahal pak Tri sudah berdiri tapi hanya dilewati saja...," tulis @BangPino__ dilansir dari Warta Kota, Senin (7/10/2024).
Setelah videonya viral, Istana mengklarifikasi masalah itu.
Istana membantah Jokowi tidak menyalami Try Sutrisno.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengatakan bahwa Presiden sudah menyalami Try Sutrisno di Ruang Holding VVIP.
"Iya Bapak Presiden sudah salaman dan menyapa Wakil Presiden ke-6 Bapak Try Sutrisno beserta Ibu di Holding VVIP Room," kata Yusuf, dikutip dari Tribunnews, Senin, (7/10/2024).
Menurut Yusuf, Presiden menyalami tokoh-tokoh yang lainnya saat acara karena belum sempat bertemu di ruang Holding.
Baik itu Jusuf Kalla, Boediono, hingga Sinta Nuriyah wahid.
"Sedangkan untuk yang lainnya seperti Ibu Shinta, Bapak Jusuf Kala, Pak Boediono dll Beliau belum sempat bertemu di Holding Room," katanya.
Yusuf mengatakan Presiden sangat menghormati semua elemen masyarakat. Apalagi para tokoh yang pernah memimpin bangsa.
"Bapak Presiden sangat menghormati semua elemen Masyarakat apalagi dengan Para Tokoh pemimpin Bangsa," katanya.
Demikianlah, profil mengenai Try Sutrisno Manta Wapres RI 1993-1998 yang mendampingi Mantan Presisen Soeharto, usia dan anak-anaknya hingga klarifikasi Istana ihwal Trys Sutrisno viral disebut tak disalami Jokowi.
-----
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Berita Jatim dan berita viral lainnya.
Try Sutrisno
Gibran Rakabuming Raka
Wakil Presiden
mantan Panglima ABRI
sosok Try Sutrisno
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral
Konten Kreator Dikecam karena Sedekah Nasi Isi Tulang Ayam Bekas ke Gelandangan |
![]() |
---|
115 Siswa Mundur dari Sekolah Rakyat, Tak Siap Hidup di Asrama hingga Terpaksa Rawat Orangtua |
![]() |
---|
Gaji Bella Shofie Anggota DPRD yang Didemo karena Malas Ngantor, Dulu Janji Tak Ambil Sepeserpun |
![]() |
---|
Sosok Siswa SMA Dilarang Ortu Game Malah Jadi Hacker Top Tembus NASA, Dapat Penghargaan |
![]() |
---|
Alasan Vino Pemilik Porsche Maafkan Sopir Truk Penabrak Mobilnya, Istri sempat Nangis: Lagi Hemat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.