Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penyebab Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Batu Turun Drastis, Kini di Posisi ke-131 Nasional

Penyebab Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Batu turun drastis, kini di posisi ke-131 nasional, padahal tahun sebelumnya di posisi 7.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Dwi Prastika
Tribun Ambon/Zainal Ameth
ILUSTRASI BAKAR SAMPAH - Warga bakar sampah yang menumpuk di Jalan Manur, Kampung Tengah, Kota Namlea, tepatnya di pertigaan samping Gereja Emanuel, Senin (21/5/2024). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kota Batu, Jawa Timur, mengalami penurunan yang signifikan karena banyaknya pembakaran sampah. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kota Batu, Jawa Timur, mengalami penurunan yang signifikan.

Hal itu terlihat dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Pada tahun 2023 lalu, IKLH Kota Batu berada di posisi ke-7 nasional, sedangkan pada tahun 2024 turun di posisi ke-131 nasional.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachroni, ada beberapa penyebab posisi Kota Batu mengalami anjlok yang sangat drastis dibanding tahun 2023.

“Faktor utamanya karena pengelolaan sampah yang belum optimal dan banyaknya pembakaran sampah anorganik dan residu di seluruh desa kelurahan yang ada di Kota Batu,” kata Dian, Selasa (29/4/2025).

Dian menambahkan, adanya pembakaran sampah yang terjadi di 24 desa/kelurahan di Batu menimbulkan asap yang mengandung banyak bahan kimia dan pencemaran udara.

“Untuk itu kami telah melakukan pemetaan masalah. Di antaranya pembangunan bio komposter berkapasitas 4 ton per hari di 21 ruas jalan protokol, dengan sistem swakelola tipe 1,” jelasnya.

Lebih lanjut menurut Dian, teknisnya dengan sistem dinas melakukan pembelian material dan pembayaran tukang secara langsung.

Selain itu dengan membangun rumah kompos berbasis dusun, melayani 750 hingga 1.000 Kepala Keluarga (KK) per titik.

Baca juga: Peringati Hari Bumi Internasional, Mahasiswa Unesa Gelar Bakti Cendekia, Lestarikan Lingkungan

“Ini akan dikelola oleh kelompok masyarakat yang ditunjuk oleh kepala desa atau lurah melalui skema swakelola tipe 4. Untuk pembangunan rumah kompos, telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta per titik pada 24 lokasi, yang akan dikejar melalui mekanisme APBD Perubahan tahun 2025,” terangnya.

Dari hasil pemetaan masalah, diketahui komposisi sampah di Kota Batu terdiri dari 60 persen sampah organik, 20 persen anorganik, dan 20 persen residu.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved